17 Nov 9 Syarat Mengikuti Program Bayi Tabung agar Berhasil
Program bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization) dianggap sebagai upaya paling efektif untuk memiliki keturunan. Namun, tidak semua orang dapat menjalani proses bayi tabung begitu saja. Anda harus memenuhi sejumlah persyaratan demi keberhasilan program IVF. Penasaran apa saja? Pelajari lebih lanjut syarat program bayi tabung yang menjadi tanda bahwa Anda adalah kandidat yang baik untuk program IVF.
Syarat Bayi Tabung
Beberapa syarat untuk mengikuti program bayi tabung yang perlu Anda patuhi adalah:
1. Merupakan Pasangan Suami Istri yang Sah
Salah satu persyaratan utama dalam program bayi tabung adalah pasangan merupakan suami istri yang sah. Hal ini berarti bahwa sel telur yang digunakan berasal dari istri dan sperma berasal dari suami, tanpa keterlibatan donor sel telur atau sperma dari pihak ketiga.
Tujuannya untuk memastikan bahwa anak yang dihasilkan adalah keturunan biologis langsung dari pasangan tersebut. Dengan demikian, keabsahan hubungan suami istri secara hukum menjadi landasan etis dan hukum yang mendasari praktik bayi tabung.
2. Masih Usia Produktif
Faktor usia juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan keberhasilan program bayi tabung. Wanita yang masih berada dalam rentang usia reproduktif, biasanya di bawah usia menopause, memiliki peluang yang lebih baik untuk berhasil dalam program ini. Namun, beberapa klinik dapat mempertimbangkan wanita yang berusia di atas 40 hingga 42 tahun dengan siklus menstruasi yang teratur.
Namun, penting untuk diingat bahwa seiring bertambahnya usia, risiko keberhasilan bayi tabung akan menurun, serta risiko kehamilan dan kelahiran bayi yang sehat menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, kriteria usia menjadi faktor penting yang dipertimbangkan dalam proses seleksi pasien untuk program bayi tabung.
Baca juga: Mengenal Risiko Program Bayi Tabung untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi
3. Tubuh Sehat
Sebelum memulai program bayi tabung, pasangan suami dan istri perlu menjalani pemeriksaan kesehatan dasar digunakan untuk memastikan kondisi fisik mereka dalam keadaan baik. Ini penting karena keadaan kesehatan fisik dapat memengaruhi proses kehamilan dan keberhasilan IVF.
Misalnya, jika salah satu dari pasangan memiliki riwayat penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, ini bisa memengaruhi hasil IVF atau bahkan kesehatan ibu dan bayi nantinya. Oleh karena itu, sebelum memulai proses bayi tabung, pastikan bahwa kesehatan fisik Anda berada dalam kondisi prima.
Selain itu, kesehatan organ reproduksi juga merupakan faktor penting. Wanita dan pria yang menjalani program bayi tabung harus memiliki rahim dan sperma yang sehat, serta bebas dari infeksi menular seksual. Kondisi rahim yang sehat pada wanita sangat penting untuk menjaga proses transfer embrio yang sukses. Jika ada masalah kesuburan yang terdeteksi pada pasangan, dokter akan merencanakan penanganan terlebih dahulu sebelum memulai prosedur IVF.
4. Kondisi Rahim Sehat
5. Tidak Ada Cairan pada Indung Telur
Kehadiran cairan dalam indung telur dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diatasi sebelum menjalani IVF. Cairan tersebut bisa mengganggu proses ovulasi, pembuahan, dan implantasi embrio. Pasien dengan riwayat kista ovarium, endometriosis, atau gangguan hormonal tertentu harus berdiskusi dengan dokter fertilitas mereka tentang kondisi ini. Tindakan medis atau pengobatan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah ini sebelum mereka menjalani program bayi tabung, sehingga memaksimalkan peluang keberhasilan prosedur tersebut.
Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat mendukung keberhasilan bayi tabung.
6. Kesehatan Emosional Baik
Proses bayi tabung adalah perjalanan yang penuh emosi dan stres. Oleh karena itu, manajemen emosi yang baik sangat penting selama seluruh proses IVF.
Pasangan yang menjalani IVF harus siap untuk menghadapi perasaan stres, kekhawatiran, dan kecemasan yang mungkin muncul. Dukungan emosional dari pasangan sangat penting dalam mengatasi perasaan tersebut. Optimisme dan kesiapan untuk menerima hasil apa pun juga penting, karena IVF tidak selalu berhasil pada percobaan pertama. Pasangan harus bersiap untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan bersama-sama mempersiapkan diri untuk perjalanan yang mungkin memerlukan waktu dan usaha ekstra.
Konseling psikologis juga bisa menjadi sumber dukungan penting bagi pasangan yang menjalani IVF untuk membantu mereka mengatasi stres dan emosi yang muncul selama proses tersebut.
7. Finansial yang Cukup
Syarat penting dalam menjalani program bayi tabung adalah memiliki finansial yang cukup. Program bayi tabung, atau fertilisasi in vitro (IVF) merupakan prosedur medis yang tidak hanya memerlukan perhatian medis yang cermat, tetapi juga investasi finansial yang signifikan. Oleh karena itu, calon pasien harus memastikan bahwa mereka memiliki dana yang mencukupi untuk menutupi biaya seluruh proses IVF dari awal hingga akhir.
Biaya ikut program bayi tabung meliputi berbagai komponen, seperti pemeriksaan medis awal, persiapan ovulasi, pengambilan sel telur, pembuahan in vitro, pemindahan embrio ke rahim, dan pemantauan selama kehamilan awal jika program berhasil. Setiap tahap ini memiliki biaya tersendiri, dan biayanya bisa bervariasi dari satu pusat fertilisasi ke pusat fertilisasi lainnya.
Oleh karena itu, sebelum memulai program bayi tabung, penting untuk merencanakan dengan matang dan mengevaluasi finansial Anda.
8. Tidak Menderita Penyakit Menular Seksual (PMS)
Adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV, hepatitis B, atau hepatitis C dapat memiliki dampak serius pada keberhasilan program bayi tabung. PMS bisa meningkatkan risiko penularan penyakit kepada bayi dan dapat memengaruhi kesuburan pasangan. Misalnya, PMS tertentu dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma pada pria atau gangguan pada siklus menstruasi dan kualitas telur pada wanita.
Oleh karena itu, sebelum menjalani IVF, pasangan biasanya akan menjalani pemeriksaan untuk memastikan bahwa mereka bebas dari PMS atau menerima perawatan yang sesuai jika terinfeksi. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan kesempatan keberhasilan IVF.
Baca juga: Mengenal Inseminasi Buatan untuk Program Hamil
9. Mempunyai Dukungan Sosial dan Emosional
Proses IVF seringkali memicu stres dan tekanan emosional yang signifikan bagi pasangan. Dalam menghadapi tantangan ini, dukungan sosial dan emosional sangat penting. Keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat memberikan dukungan moral dan praktis, membantu pasangan mengatasi perasaan cemas, frustrasi, atau kesedihan yang mungkin timbul selama perjalanan IVF. Selain itu, akses ke dukungan psikologis profesional seperti konseling atau terapi juga bisa sangat bermanfaat.
Dengan dukungan yang cukup, pasangan dapat merasa lebih kuat dan lebih mampu menghadapi perjalanan yang mungkin penuh tantangan ini, meningkatkan peluang mereka untuk mencapai tujuan memiliki anak.
Faktor yang Memengaruhi Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung
Meskipun teknologi bayi tabung telah membuka pintu keberhasilan bagi banyak orang, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan prosedur tersebut. Berikut di antaranya:
- Usia
- Kesehatan Reproduksi
- Kualitas Telur
- Kesehatan Sperma
- Gaya Hidup
- Berat Badan
- Teknik Laboratorium
- Jumlah Embrio
- Faktor Psikologis
- Faktor Genetik
Baca Juga: 12 Proses Bayi Tabung yang Harus Anda Ketahui
Ikuti Program Bayi Tabung (IVF) di Ciputra
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
- Stephen W. Leslie; Taylor L. Soon-Sutton; Moien AB Khan. Male Infertility. Diakses 2024.
- National Health Service. IVF. Diakses 2024.
- Create Fertility. The Advantages and Disadvantages of IVF. Diakses 2024.