Apa Saja Jenis Pemeriksaan Kesuburan untuk Pasangan?
Berikut adalah beberapa tes umum yang dilakukan untuk mengevaluasi kesuburan pasangan:
1. Tes Kariotipe Genetik
Tes kariotipe genetik dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk memeriksa kromosom Anda. Kromosom adalah struktur genetik yang membawa informasi genetik dari orang tua ke anak. Tujuan utama dari tes ini adalah untuk mendeteksi apakah ada masalah pada kromosom, seperti penyusunan ulang atau kelainan yang dapat menyebabkan kesulitan dalam kehamilan atau meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan masalah genetik serius.
2. Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan genetik dilakukan untuk mengidentifikasi apakah kedua pasangan adalah pembawa gen penyakit tertentu yang dapat diturunkan kepada anak mereka. Meskipun pasangan tersebut mungkin tidak memiliki penyakit genetik tersebut sendiri, mereka dapat menjadi pembawa yang menyebabkan potensi risiko bagi keturunan mereka.
Pemeriksaan ini penting untuk membantu pasangan memahami risiko genetik mereka dan dapat mempengaruhi keputusan mereka terkait perencanaan kehamilan atau pilihan perawatan kesuburan.
3. Pemeriksaan Post-Coital
Pemeriksaan post-coital dilakukan setelah berhubungan intim, biasanya pada tengah siklus menstruasi yang merupakan waktu subur. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel lendir serviks untuk dianalisis. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengevaluasi jumlah sperma, kemampuan bergerak (motilitas), dan aktivitas sperma dalam mencapai dan membuahi sel telur.
Meskipun sebelumnya sering dilakukan, pemeriksaan post-coital sekarang kurang disarankan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists karena reliabilitas hasilnya yang terbatas. Namun demikian, beberapa dokter masih mempertimbangkan pemeriksaan ini tergantung pada situasi pasien.
Tes-tes ini membantu dokter dalam mengevaluasi dan memahami potensi masalah kesuburan yang mungkin dialami pasangan. Hasil dari tes ini dapat membantu dokter menentukan rencana perawatan yang sesuai, seperti prosedur IVF atau langkah-langkah lainnya yang dapat meningkatkan peluang pasangan untuk hamil dan memiliki anak.
Tes ini sering direkomendasikan jika pasangan mengalami masalah kesuburan, seperti keguguran berulang, jumlah sperma yang rendah, atau jika ada riwayat keluarga dengan gangguan genetik tertentu.