Gejala Endometriosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala Endometriosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala Endometriosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala endometriosis pada setiap wanita dapat berbeda. Mulai dari gejala ringan hingga membuat sulit hamil dapat dialami. Jika tidak segera ditangani, endometriosis dapat semakin parah hingga mengganggu aktivitas serta kualitas hidup penderitanya. Simak ulasan berikut.

Apa itu Endometriosis?

Endometriosis terjadi saat lapisan dalam rahim (endometrium) yang seharusnya tumbuh di dalam rahim, tumbuh di luar rahim, seperti di sekitar organ panggul, ovarium, atau saluran tuba.

Setiap bulannya, endometrium akan menebal untuk mempersiapkan tempat terjadinya implantasi embrio. Bila tidak terjadi pembuahan, endometrium akan luruh dan keluar dari tubuh melalui vagina dalam bentuk darah menstruasi.

Pada endometriosis, lapisan rahim yang tumbuh di luar rahim juga menebal, tetapi tidak bisa luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa sakit dan peradangan di sekitar endometrium.

Baca Juga:  5 Penyebab Endometriosis pada Wanita

Apa Gejala yang Dirasakan Penderita Endometriosis?

Gejala endometriosis pada setiap wanita dapat bervariasi, beberapa gejala umum yang dapat dirasakan seperti berikut:

1. Nyeri Panggul
Nyeri panggul adalah salah satu gejala umum terkait dengan endometriosis. Wanita dengan endometriosis sering mengalami nyeri panggul yang bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah menstruasi, serta selama berhubungan seksual atau buang air besar. Nyeri yang dirasakan dapat bersifat tumpul, kram, atau tajam, dan intensitasnya bervariasi pada setiap orang.

2. Nyeri Haid yang Berat
Wanita dengan endometriosis dapat mengalami dismenore, yaitu nyeri atau kram perut yang parah selama periode menstruasi. Saat menstruasi, jaringan endometriosis yang tumbuh di luar rahim merespons siklus hormon dengan memicu perdarahan, sehingga dapat menyebabkan masalah seperti kista, peradangan, dan pembentukan jaringan parut. Seiring waktu, kondisi tersebut bisa menyebabkan rasa sakit sebelum dan selama menstruasi. Nyeri haid yang berat dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani.

3. Nyeri saat Berhubungan Seksual
Wanita dengan endometriosis sering merasa sakit saat berhubungan seksual. Hal itu terjadi karena jaringan endometriosis yang tumbuh di luar rahim dapat memicu rasa sakit atau tidak nyaman saat terjadi gesekan selama berhubungan seksual. Walaupun demikian, nyeri saat berhubungan seksual tidak selalu terjadi akibat endometriosis. Sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar didapatkan diagnosis yang sesuai.

4. Nyeri saat Buang Air Besar atau Buang Air Kecil
Jaringan endometriosis yang tumbuh di sekitar rongga panggul dapat menyebabkan peradangan atau tekanan pada organ-organ disekitarnya, termasuk usus dan kandung kemih. Tekanan tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri ketika buang air besar atau buang air kecil.

5. Pendarahan Abnormal
Pada wanita dengan endometriosis, akan lebih banyak jaringan yang harus dilepaskan selama menstruasi, sehingga menyebabkan perdarahan yang lebih berat dari biasanya. Perdarahan menstruasi yang lebih berat dari biasanya dikenal dengan menoragia. Jika tidak segera ditangani, menoragia bisa menyebabkan anemia dan mengganggu aktivitas penderitanya.

Baca Juga: Cara Mencegah Endometriosis dan Mengobatinya

6. Infertilitas
Endometriosis dapat memengaruhi kemampuan seorang wanita untuk hamil, karena jaringan endometriosis yang tumbuh di sekitar rahim, ovarium, atau saluran tuba dapat mengganggu fungsi normal sistem reproduksi. Gangguan pada sistem reproduksi dapat menghambat pergerakan sel telur dari ovarium menuju rahim, sehingga menyulitkan terjadinya proses pembuahan. Selain itu, adanya peradangan atau jaringan parut juga bisa memengaruhi fungsi ovarium dalam menghasilkan sel telur, lingkungan rahim yang diperlukan untuk implantasi embrio, dan mengganggu proses ovulasi.

7.  Gejala Gastrointestinal
Jaringan endometriosis yang tumbuh disekitar usus atau organ-organ lain dalam rongga panggul dapat mengganggu fungsi normal saluran pencernaan. Akibatnya, beberapa wanita dengan endometriosis bisa mengalami gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, atau perut kembung.

Apakah Endometriosis Bisa Sembuh Sendiri?

Pada endometriosis jaringan yang seharusnya hanya tumbuh di dalam rahim juga mengalami pertumbuhan di luar rahim, dan jaringan ini dapat merespons siklus hormonal sama seperti endometrium (jaringan dalam rahim). Namun karena jaringan tersebut tumbuh di luar rahim, tidak ada cara alami bagi tubuh untuk menghentikan pertumbuhannya. Oleh karena itu, endometriosis tidak dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Meskipun beberapa wanita mungkin mengalami siklus menstruasi tanpa gejala, bukan berarti bahwa endometriosis telah sembuh. Gejala mungkin bertahap, tetapi endometriosis tetap ada. Oleh karena itu, tanpa pengobatan yang tepat, endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit serta memengaruhi aktivitas penderitanya.

Gejala Endometriosis

Pencegahan Endometriosis

Hingga saat ini, belum ada langkah pasti untuk mencegah endometriosis. Namun, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko atau mengelola gejala endometriosis:

1. Menurunkan Kadar Estrogen
Estrogen merupakan hormon yang berperan penting dalam pertumbuhan jaringan endometriosis. Kadar estrogen yang tinggi dapat memengaruhi pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim. Menurunkan kadar hormon estrogen dapat membantu menghambat pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim. Dokter akan memberikan obat untuk menurunkan kadar estrogen dalam tubuh, seperti pil KB, atau cincin vagina yang mengandung estrogen rendah. Terapi hormon juga dapat membantu mengatasi rasa nyeri, namun manfaatnya hanya akan berlangsung selama Anda mengonsumsi obat tersebut.

2. Olahraga
Olahraga membantu mengurangi risiko endometriosis dengan cara menjaga berat badan yang normal. Sebab, wanita yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas memiliki lebih banyak lemak dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan produksi hormon estrogen. Oleh karena itu, menjaga berat badan dengan rutin berolahraga dapat membantu mengontrol kadar estrogen dalam tubuh. Pilihan olahraga yang dapat Anda lakukan seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang.

Baca Juga: Penanganan Endometriosis hingga Penyebab dan Komplikasinya!

3. Hindari Alkohol
Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan produksi hormon estrogen di dalam tubuh. Dengan menghindari alkohol, Anda dapat membantu menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko endometriosis.

4. Kurangi Kafein
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi kafein mengalami peningkatan kadar estrogen dalam tubuh, terutama pada mereka yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar. Mengurangi konsumsi kafein dan memperbanyak minum air putih dapat membantu mengurangi produksi hormon estrogen dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.

Pengobatan Endometriosis

Pengobatan endometriosis dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang dipilih akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan endometriosis, seperti berikut:

1. Obat-obatan
Nyeri yang timbul akibat pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim dapat mengganggu dan memengaruhi aktivitas harian penderitanya. Penggunaan obat pereda nyeri dapat membantu mengatasi nyeri akibat endometriosis pada tahap ini. Obat yang biasa digunakan adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai dosis dan jenis obat yang sesuai dengan kondisi Anda.

2. Terapi Hormon
Terapi hormon dilakukan dengan cara memasukkan hormon tertentu untuk menghentikan atau mengatur siklus menstruasi. Terapi hormon juga dapat membantu mengendalikan pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim. Beberapa terapi hormon yang umum digunakan meliputi progestin, pil kontrasepsi hormonal dan agonis hormon pelepas gonadotropin-releasing hormone (GnRH).

3. Operasi
Operasi dapat dilakukan jika endometriosis sudah parah hingga menyebabkan masalah kesuburan. Salah satu jenis operasi yang umum dilakukan untuk endometriosis adalah laparoskopi. Laparoskopi bertujuan untuk menghilangkan jaringan yang menyebabkan nyeri dan memulihkan fungsi normal organ yang terpengaruh. Jika endometriosis sudah parah dan pengobatan lain tidak berhasil, operasi histerektomi atau pengangkatan rahim dapat dilakukan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Gejala endometriosis pada setiap orang dapat berbeda. Oleh karena itu, diagnosis dokter sangat diperlukan. Jika Anda menemukan gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang lebih tepat.

Telah direview oleh dr. Valentina

Source:

Tim Konten Medis

Terakhir diperbarui pada 5 Desember, 2023
Dipublisikan 31 Oktober, 2023
Tags: