Mengenal Risiko Program Bayi Tabung untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi

Risiko dan Faktor Menentukan pada Pelaksanaan Bayi Tabung

Mengenal Risiko Program Bayi Tabung untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi

Terdapat beberapa kemungkinan risiko komplikasi kesehatan saat menjalani program bayi tabung, seperti risiko keguguran, kehamilan di luar rahim, dan bahkan risiko terkena kanker.

Program bayi tabung telah menjadi solusi yang diperlukan bagi pasangan yang menghadapi tantangan dalam meraih kehamilan. Namun, di balik harapan akan keberhasilan, terdapat pula risiko bayi tabung yang perlu dipertimbangkan dengan serius.

Dari kemungkinan keguguran hingga potensi komplikasi kesehatan, pasangan yang memilih jalur ini harus memahami segala kemungkinan yang terlibat. Namun demikian, dengan langkah-langkah yang tepat, program bayi tabung dapat berjalan dengan lancar dan meningkatkan peluang kehamilan yang sukses.

Kemungkinan Risiko Program Bayi Tabung

Sebelum memulai program, Anda patut memperhatikan tentang risiko bayi tabung. Risiko ini bisa jadi berbahaya tidak hanya bagi ibu tetapi juga sang jabang bayi. Berikut beberapa risiko bayi tabung yang perlu Anda ketahui:

1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Sindrom hiperstimulasi ovarium (SHO) adalah komplikasi yang dapat terjadi pada wanita yang menjalani program bayi tabung. Proses stimulasi ovarium menggunakan obat-obatan hormon untuk merangsang produksi telur dapat menyebabkan ovarium menjadi bengkak dan rasa nyeri yang signifikan. Meskipun tidak semua wanita akan mengalami SHO, risiko ini tetap ada dan harus dipertimbangkan dengan serius.

Gejala SHO dapat bervariasi mulai dari ringan hingga parah, termasuk nyeri abdomen, kembung, mual, muntah, dan peningkatan berat badan yang cepat. Bentuk parah dari sindrom ini dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti pembekuan darah, gagal ginjal, atau komplikasi pernapasan. Penting bagi pasangan yang menjalani program ini untuk berkomunikasi dengan dokter mereka secara terbuka tentang gejala yang mereka alami dan untuk menerima perawatan medis yang tepat jika diperlukan.

Baca Juga: Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung

2. Keguguran

Keguguran merupakan risiko bayi tabung yang perlu dipertimbangkan. Meskipun tingkat keguguran pada wanita yang menjalani program ini hampir sama dengan mereka yang hamil secara alami, yakni sekitar 15% sampai 25%, tetapi angka ini dapat meningkat seiring dengan pertambahan usia ibu. Seiring bertambahnya usia, kualitas telur dan kesehatan rahim dapat berkurang yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko keguguran. Keguguran dapat menjadi pengalaman yang sangat menantang secara emosional bagi pasangan, dan seringkali memerlukan dukungan medis dan psikologis yang intensif untuk membantu mereka melewati masa sulit ini.

3. Komplikasi Prosedur Pengambilan Telur

Prosedur pengambilan telur merupakan tahap kritis dalam program bayi tabung, tetapi juga membawa risiko komplikasi yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Penggunaan jarum untuk mengumpulkan telur dari ovarium dapat meningkatkan risiko pendarahan, infeksi, atau kerusakan pada organ-organ di sekitarnya, seperti usus, kandung kemih, dan pembuluh darah. Pendarahan yang terjadi selama atau setelah prosedur pengambilan telur dapat memerlukan intervensi medis yang cepat dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.

Infeksi juga merupakan risiko yang serius, yang dapat memerlukan perawatan antibiotik yang intensif. Kerusakan pada organ-organ di sekitar ovarium juga bisa terjadi, meskipun ini adalah komplikasi yang jarang terjadi. Oleh karena itu, penting untuk memilih tim medis yang terampil dan berpengalaman yang dapat meminimalkan risiko ini sebanyak mungkin dan memberikan perawatan yang optimal selama prosedur pengambilan telur.

4. Kehamilan di Luar Kandungan (Ektopik)

Kehamilan ektopik adalah kondisi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berhasil menempel dan berkembang di dalam rahim, seperti yang seharusnya terjadi. Sebaliknya, sel telur ini menempel di luar rahim, biasanya dalam tuba falopi. Meskipun dalam beberapa kasus, mereka dapat menempel di area lain dalam rongga perut. Kondisi ini dapat berpotensi mengancam jiwa dan memerlukan penanganan medis segera.

Kehamilan ektopik bisa menjadi sangat berbahaya karena tuba falopi tidak dirancang untuk menopang pertumbuhan janin. Seiring janin berkembang, ini dapat menyebabkan peregangan dan pecahnya tabung yang bisa mengakibatkan perdarahan internal yang parah. Tidak hanya itu, pengobatan kehamilan ektopik sering melibatkan tindakan bedah, seperti pengangkatan tuba falopi yang terpengaruh, yang juga bisa memiliki dampak psikologis dan fisik yang signifikan pada wanita yang mengalami kondisi ini.

Baca juga: Metode Bayi Tabung ICSI dan IMSI untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan

5. Cacat Lahir

Risiko cacat lahir bisa menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi pasangan yang menjalani program bayi tabung, terutama karena berbagai faktor yang dapat memengaruhinya, termasuk usia ibu. Salah satu faktor risiko utama yang dikaitkan dengan cacat lahir adalah usia ibu. Wanita yang hamil di usia lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan cacat lahir. 

Hal ini karena sel telur yang digunakan dalam proses fertilisasi mungkin sudah mengalami perubahan genetik atau kerusakan seiring bertambahnya usia sehingga meningkatkan risiko kelainan genetik pada embrio. Selain usia ibu, faktor-faktor lain seperti riwayat genetik, paparan zat beracun, dan masalah kesehatan ibu selama kehamilan juga dapat berkontribusi pada risiko cacat lahir. 

6. Risiko Mental

Proses program bayi tabung tidak hanya memengaruhi tubuh fisik pasangan yang menjalani program, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan secara mental dan emosional. Pertama-tama, program ini sering kali merupakan perjalanan yang panjang dan melelahkan, yang memerlukan komitmen emosional yang besar dari kedua pasangan. Pasangan dapat merasa stres, cemas, dan putus asa ketika menghadapi tantangan seperti kegagalan siklus, keguguran, atau ketidakpastian mengenai keberhasilan program.

Selain itu, aspek finansial dari program bayi tabung juga dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Biaya yang tinggi terkait dengan prosedur medis, obat-obatan, dan perawatan prenatal dapat menimbulkan beban keuangan yang besar bagi pasangan, terutama jika mereka harus mengulangi prosedur berkali-kali sebelum mencapai kehamilan yang sukses.

7. Kanker

Meskipun risiko ini relatif jarang terjadi, tetapi beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan hormon dan prosedur-prosedur terkait dengan program bayi tabung dengan peningkatan risiko penyakit kanker, terutama kanker ovarium. Obat-obatan kesuburan yang digunakan selama program, seperti hormon untuk merangsang ovulasi dapat memengaruhi keseimbangan hormonal tubuh yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, perlu dicatat bahwa hubungan antara program bayi tabung dan risiko kanker masih menjadi bahan penelitian yang terus-menerus dipelajari dan dibahas oleh komunitas medis.

8. Persalinan Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah

Persalinan prematur yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan dua masalah serius yang dapat terjadi pada bayi hasil program bayi tabung. Program ini melibatkan proses stimulasi hormon untuk merangsang produksi telur dan pembuahan yang kemudian diimplan ke dalam rahim sehingga terdapat kemungkinan gangguan pada proses alami kehamilan.

Faktor-faktor seperti pengaturan hormonal, teknik implantasi, atau masalah kesehatan ibu yang mendasari dapat berkontribusi pada risiko ini. Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah sering menghadapi tantangan kesehatan yang lebih besar, termasuk risiko kematian neonatal, masalah pernapasan, gangguan perkembangan, dan masalah kesehatan jangka panjang lainnya. 

Baca Juga: Syarat Menjalani Program Bayi Tabung

Risiko dan Faktor Menentukan pada Pelaksanaan Bayi Tabung

Tingkat keguguran pada wanita yang menjalani program bayi tabung hampir sama dengan mereka yang hamil alami.

Tips Sukses Program Bayi Tabung

Setelah memahami risiko program bayi tabung, Anda dan pasangan tetap memilih untuk menjalani prosedur ini? Ada beberapa tips untuk meningkatkan kesempatan keberhasilan program bayi tabung. Berikut penjelasannya:

1. Pilih Pusat Fertilitas yang Berpengalaman

Memilih pusat fertilitas yang memiliki reputasi baik dan tim medis yang berpengalaman dapat sangat meningkatkan kesuksesan program bayi tabung. Pusat yang baik biasanya menawarkan perawatan komprehensif dan terkini, serta memiliki tingkat keberhasilan yang terverifikasi. Pastikan untuk melakukan riset dan konsultasi dengan beberapa pusat fertilitas sebelum membuat keputusan.

2. Perhatikan Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat memainkan peran penting dalam kesuksesan program bayi tabung. Mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan yang sehat, menghindari alkohol, merokok, dan obat-obatan terlarang, serta melakukan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan kesuburan baik pada pria maupun wanita. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan rencana gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

3. Patuhi Panduan dan Petunjuk Medis

Patuhi dengan ketat panduan dan petunjuk medis yang diberikan oleh tim medis Anda. Ini termasuk mengambil obat-obatan sesuai jadwal, menjalani tes dan prosedur pada waktu yang ditentukan, serta mengikuti instruksi perawatan pasca-prosedur dengan cermat. Ketaatan terhadap perawatan medis dapat memaksimalkan kemungkinan keberhasilan program bayi tabung.

4. Jaga Keseimbangan Emosional dan Mental

Proses program bayi tabung dapat menimbulkan stres dan tekanan emosional yang besar bagi pasangan. Penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan mental selama perjalanan ini dengan mencari dukungan dari orang terdekat, bergabung dengan kelompok dukungan, dan menggunakan teknik manajemen stres seperti meditasi atau yoga. Terapi konseling juga dapat menjadi sumber dukungan yang berharga.

Baca Juga: 12 Proses Bayi Tabung yang Harus Anda Ketahui

5. Tingkatkan Komunikasi dengan Pasangan

Komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan sangatlah penting dalam menghadapi tantangan dan perasaan yang muncul selama program bayi tabung. Berbicaralah secara terbuka tentang harapan, kekhawatiran, dan perasaan Anda satu sama lain. Bekerjasamalah dalam mengatasi rintangan dan membuat keputusan terkait perawatan. Menjaga hubungan yang kuat dan saling mendukung akan membantu Anda melewati perjalanan ini bersama-sama.

Itu dia informasi mengenai risiko bayi tabung dan tips agar sukses. Bila Anda dan pasangan berencana menjalani program bayi tabung, segera berkonsultasi dengan Ciputra IVF terdekat. Di sana, Anda bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. Ciputra IVF menawarkan layanan kesehatan lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter kandungan hingga tes kesuburan. Anda dapat memeriksa jadwal dokter di Ciputra IVF dan membuat janji dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp. 

Telah direview oleh dr. Sony prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 5 Maret, 2024
Dipublisikan 20 November, 2023