DNA Fragmentation Index (DFI)

DNA Fragmentation

DNA fragmentasi pada sperma terjadi ketika struktur DNA di dalam sperma mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres oksidatif, infeksi, gaya hidup tidak sehat, atau usia. DNA fragmentation index (DFI) adalah indikator untuk menentukan kualitas sperma, DFI ini mampu menilai seberapa besar kerusakan genetik pada sperma.

Indeks Fragmentasi DNA (DFI) mengukur persentase sperma yang memiliki DNA rusak dibandingkan dengan yang sehat. Semakin tinggi DFI, semakin tinggi tingkat kerusakan DNA pada sperma. Pemeriksaan DFI biasanya menggunakan metode seperti TUNEL assay atau SCSA (Sperm Chromatin Structure Assay), yang dapat mendeteksi tingkat kerusakan DNA pada sperma.

Hubungan DNA Fragmentation dengan Program Hamil

 

DNA Fragmentation bisa berpengaruh pada terhadap keberhasilan program hamil, karena dapat mempengaruhi fungsi sperma dalam sistem reproduksi. DNA fragmentasi yang tinggi dapat menyulitkan proses pembuahan. Jika sperma dengan DNA rusak membuahi sel telur, embrio yang dihasilkan mungkin memiliki kualitas rendah, sehingga mengurangi peluang kehamilan. DNA fragmentasi tinggi juga dikaitkan dengan risiko keguguran.

Kapan DFI Dikatakan Tinggi dan Apa Dampaknya?

 

Uji SCSA merupakan pengujian DNA fragmentation index yang paling banyak digunakan. Nantinya, sperma dimasukkan ke dalam pewarna khusus untuk mengidentifikasi DNA yang rusak. Uji ini akan mendeteksi persentase spermatozoa yang proteinnya terurai (terdenaturasi) menggunakan flow cytometry. Hasil dari uji DNA fragmentation index ini menentukan tingkat kerusakan sperma. Semakin tinggi persentasenya, semakin tinggi pula tingkat kerusakan spermanya. Berikut ini adalah nilai dari DNA fragmentation index:

 

  • DFI rendah, yaitu kurang dari 15%
  • DFI sedang, yaitu 15%–30%
  • DFI tinggi, yaitu lebih dari 30%
DNA Fragmentation

Bagaimana Cara Mengatasi DNA Fragmentation?

 

1. Memperhatikan Periode Pantang

Penelitian menunjukkan bahwa tidak ejakulasi selama satu hari sebelum pengambilan sperma dapat mengurangi kerusakan DNA pada sperma. Hal ini karena sperma yang terlalu lama berada di dalam tubuh bisa mengalami kerusakan protein yang mempengaruhi DNA. Namun, jika dibandingkan dengan pantang selama lima hari, sperma yang dihasilkan setelah pantang satu hari memiliki lebih banyak sperma yang belum matang, yang bisa menghasilkan zat berbahaya (ROS) untuk menghancurkan sperma matang.

 

2. Mengonsumsi Antioksidan

Vitamin C, vitamin E, dan zinc adalah antioksidan yang membantu melindungi sperma dari kerusakan akibat stres oksidatif.

 

3. Melakukan Teknologi Reproduksi Modern (ART)

Beberapa metode modern bisa membantu mengurangi kerusakan DNA pada sperma, seperti:

  • Teknik Pemisahan Sperma: Ada metode seperti swim-up atau gradien kepadatan untuk memilih sperma yang sehat dan aktif. Metode ini terbukti efektif mengurangi kerusakan DNA.
  • Teknologi Magnetik (MAC): Teknologi ini memisahkan sperma abnormal yang bisa merusak DNA, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan.
  • Pengambilan Sperma dari Testis: Teknik ini digunakan jika sperma dari ejakulasi mengalami kerusakan DNA parah. Namun, metode ini memerlukan operasi sehingga tidak cocok untuk semua kasus.

Layanan Pemeriksaan DNA Fragmentasi Index di Ciputra IVF

 

Layanan Pemeriksaan DNA Fragmentasi Index (DFI) di Ciputra IVF adalah tes yang bertujuan untuk mengevaluasi kualitas DNA pada sperma. Pemeriksaan ini penting dalam konteks kesuburan pria karena fragmentasi DNA sperma yang tinggi bisa memengaruhi keberhasilan program kehamilan, termasuk IVF.

 

Bagaimana Cara Mendapatkan Layanan DNA Fragmentation di Ciputra IVF?
untuk mendapatkan layanan DNA Fragmentation di Ciputra IVF bisa langsung datang ke ciputra IVF Citra Garden City, jakarta barat & Ciputra IVF, lotte avenue, kuningan. Anda juga bisa menghubungi nomor berikut ini +62 803-3216-0204 untuk buat janji konsultasi dokter.

DNA Fragmentation
buat janji dokter
Kontak Kami Via WhatsApp

Layanan Lainnya:

Artikel Lainnya: