27 Sep Mengenal Salpingitis: Gejala dan Cara Mengobatinya
Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba falopi, yaitu jalur penting dalam proses pembuahan. Jika saluran tuba falopi terhalang atau terluka dapat menghambat perjalanan sel telur dari indung telur ke rahim. Pengobatan yang tepat dan dini membantu mencegah kerusakan saluran tuba falopi serta infertilitas. Simak ulasan berikut.
Apa itu Salpingitis?
Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba falopi dalam sistem reproduksi wanita. Biasanya, salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri dari vagina yang memicu peradangan. Penyakit infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore atau klamidia.
Sedangkan, faktor risiko salpingitis meliputi riwayat penyakit IMS, salpingitis sebelumnya, bergonta-ganti pasangan seksual, dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual, serta aktif secara seksual sebelum berusia 20 tahun.
Baca Juga: Apa Penyebab dan Ciri-Ciri Gangguan Kesuburan pada Wanita?
Salpingitis Apakah Tergolong Penyakit Spektrum Radang Panggul?
Salpingitis termasuk dalam penyakit spektrum radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). PID adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai peradangan pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, saluran tuba falopi, dan indung telur. Jika tidak diobati, PID dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada organ reproduksi dan komplikasi serius, termasuk infertilitas, kehamilan ektopik, serta nyeri panggul kronis.
Gejala Salpingitis
Gejala salpingitis tidak selalu dirasakan oleh setiap wanita yang mengalami kondisi ini. Namun, ketika gejala muncul, beberapa wanita mungkin mengalami:
1. Nyeri Panggul
Nyeri panggul menjadi gejala umum salpingitis. Peradangan pada saluran tuba falopi dapat menyebabkan nyeri di daerah panggul yang bersifat tumpul atau tajam. Rasa nyeri bisa terjadi pada satu maupun kedua sisi panggul.
Rasa nyeri pada panggul menjadi lebih intens ketika sedang berhubungan seksual atau selama periode menstruasi berlangsung. Meski demikian, nyeri panggul bisa menjadi gejala penyakit lain yang terkait dengan sistem reproduksi, sehingga diagnosis medis perlu dilakukan untuk hasil lebih akurat.
2. Keputihan yang Tidak Normal
Peradangan akibat salpingitis menyebabkan perubahan pada lendir vagina, sehingga beberapa wanita akan mengalami keputihan yang tidak normal. Ciri-ciri keputihan akibat salpingitis, meliputi peningkatan jumlah keputihan, keputihan berwarna kekuningan atau hijau disertai bau tidak sedap.
3. Demam
Demam ringan hingga sedang dapat terjadi akibat peradangan pada saluran tuba falopi sebagai respons tubuh terhadap infeksi. Namun, demam juga dapat menjadi gejala dari kondisi kesehatan lain. Jika Anda mengalami demam bersama gejala mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
4. Nyeri Saat Buang Air Kecil
Nyeri saat buang air kecil lebih sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih (ISK). Namun, salpingitis yang telah meluas dan memengaruhi organ-organ lainnya dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil.
5. Nyeri Saat Berhubungan Seksual
Nyeri saat berhubungan seksual atau dispareunia juga menjadi salah satu gejala salpingitis. Ketika terjadi peradangan pada saluran tuba falopi, aktivitas seksual yang melibatkan penetrasi dapat menyebabkan nyeri pada daerah panggul. Nyeri saat berhubungan seksual akibat salpingitis dapat bersifat ringan hingga parah pada salah satu sisi panggul atau keduanya.
Baca Juga: Karakteristik Wanita Tidak Subur
Hubungan Salpingitis dan Infertilitas
Salpingitis dapat mengakibatkan infertilitas, yaitu kesulitan untuk hamil. Peradangan pada salpingitis memengaruhi saluran tuba falopi yang penting dalam proses pembuahan. Jika tidak diobati, peradangan dan infeksi dapat merusak saluran tuba falopi. Kerusakan pada saluran tuba falopi menghambat pergerakan sel telur untuk bertemu dengan sperma, sehingga mengganggu proses pembuahan.
Selain itu, saluran tuba yang rusak juga menghalangi perjalanan sel telur dari indung telur ke rahim, sehingga menghambat kemampuan untuk hamil secara alami.
Infertilitas akibat salpingitis bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada tingkat kerusakan saluran tuba dan faktor lain yang memengaruhi kesuburan. Meski demikian, tidak semua kasus salpingitis akan menyebabkan infertilitas, terutama jika penanganan yang tepat dan dini diberikan.
Demam ringan hingga sedang terjadi akibat peradangan pada saluran tuba falopi sebagai respons tubuh terhadap infeksi.
Apakah Penyakit Salpingitis Bisa Sembuh?
Salpingitis dapat sembuh jika pengobatan dilakukan dengan tepat dan lebih awal. Berikut cara pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi salpingitis:
1. Antibiotik
Pengobatan dimulai dengan penggunaan antibiotik sebagai langkah utama dalam mengatasi kondisi ini. Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada saluran tuba falopi. Pemberian antibiotik oleh dokter akan disesuaikan dengan kondisi dan riwayat penyakit pasien. Beberapa antibiotik umum yang digunakan dalam pengobatan salpingitis termasuk ceftriaxone, doxycycline, dan azithromycin. Penting untuk mengikuti jadwal dan dosis antibiotik yang telah ditentukan oleh dokter serta menjalani perawatan salpingitis agar dapat pulih dengan optimal.
2. Operasi Laparoskopi
Operasi laparaskopi adalah operasi yang diakukandengan menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut. Fokus utama operasi laparoskopi adalah mengevaluasi dan dan memperbaiki kondisi yang mendasari salpingitis, seperti adhesi (perlengketan) , endometriosis, serta memperbaiki kerusakan yang ditemukan.Kelebihan dari prosedur ini adalah luka sayat yang lebih kecil serta pemulihan yang cepat.
Fokus utama operasi laparoskopi adalah evaluasi dan perbaikan kondisi yang mendasari salpingitis, seperti adhesi (perlengketan), endometriosis, serta memperbaiki kerusakan tuba yang ditemukan. Operasi laparoskopi dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut. Kelebihan dari prosedur ini adalah luka sayat yang lebih kecil serta pemulihan yang cepat.
3. Salpingektomi
Jika salpingitis sudah parah dan menyebabkan komplikasi, operasi pembedahan yang lebih invasif akan dilakukan. Keputusan tentang jenis operasi bergantung pada tingkat keparahan salpingitis, manfaatnya kepada pasien dan keinginan pasien. Salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah salpingektomi.
Salpingektomi adalah prosedur pengobatan salpingitis akut dengan melibatkan pengangkatan satu atau kedua saluran tuba falopi yang terkena infeksi. Salpingektomi dapat dilakukan jika salpingitis telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada saluran tuba falopi dan mengganggu fungsi reproduksi. Pengangkatan saluran tuba ini bertujuan untuk menghilangkan sumber infeksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Belum Hamil? Yuk, Lakukan Pemeriksaan Kesuburan
4. Salpingostomi
Salpingostomi dalam pengobatan salpingitis merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengatasi abses atau kista pada tuba falopi. Abses atau kista tuba falopi dapat muncul pada kondisi salpingitis yang lebih berat. Proses ini melibatkan pembuatan sayatan kecil pada saluran tuba falopi untuk mengakses abses atau kista yang terbentuk. Setelah itu, dokter akan mengeringkan atau mengeluarkan isi dan abses atau kista tersebut. Tujuan dari salpingostomi untuk membersihkan infeksi dan memulihkan fungsi saluran tuba falopi.
Mengatasi salpingitis secara tepat adalah kunci untuk menjaga kesuburan dan kesehatan reproduksi Anda. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Jessica
Source:
- Apa itu Salpingitis, dan Bagaimana Penanganannya?
- Salpingitis: Apa Itu, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan, dan Lainnya
- Salpingitis