
28 Nov Kista Ovarium
Ciri-ciri kista ovarium adalah munculnya kantung berisi cairan akibat adanya masalah pada folikel di ovarium. Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani secara medis. Maka dapat menyebabkan komplikasi. Simak tanda mengidap kista ovarium lengkapnya disini.
Kista Ovarium
Kista ovarium atau ovarian cysts adalah kondisi munculnya kantung berisi cairan pada ovarium atau indung telur. Kondisi ini biasanya muncul saat masa subur atau saat mengalami menstruasi. Umumnya, penyakit ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa dilakukan tindakan medis.
Ovarian cysts bisa berbahaya jika kantung yang berisi cairan pecah atau kantung membesar sehingga mengganggu suplai darah ke ovarium. Selain itu, ovarian cysts yang telah parah dan tidak diobati sejak dini bisa menimbulkan penyakit lain seperti kanker. Oleh karena itu, rutin melakukan pemeriksaan organ reproduksi bermanfaat untuk menjaga kesehatan Anda.
Terdapat beberapa risiko seorang wanita bisa mengalami ovarian cysts, antara lain:
1. Mengalami Kelainan Hormonal
Kelainan pada hormonal dapat terjadi akibat mengonsumsi obat kesuburan seperti clomiphene. Oleh karena itu, selalu tanyakan ke dokter tentang obat yang Anda konsumsi.
2. Menderita Penyakit Endometriosis
Penyakit endometriosis dapat menyebabkan sel-sel endometrium tumbuh di luar rahim.
3. Mengalami Infeksi Panggul
Infeksi panggul parah yang tidak segera ditangani bisa menyebar ke ovarium dan menyebabkan kista ovarium.
4. Memiliki Riwayat Penyakit Kista Ovarium
Riwayat pernah mengalami kista ovarium akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lagi kista ovarium.
Baca Juga: Apakah Kista Pengaruhi Kesuburan Wanita?
Ciri-ciri Berdasarkan Jenis Kista
Kista ovarium memiliki beberapa jenis yang berbeda. Tanda mengidap ovarian cysts dapat diketahui melalui gejala-gejala berdasarkan jenisnya sebagai berikut.
1. Kista Folikel
Selama masa menstruasi, sel telur akan tumbuh dalam kantung yang disebut folikel. Normalnya, kantung yang berisi sel telur ini akan pecah. Namun, jika kantung tersebut tidak pecah, maka cairan di dalam folikel akan membentuk ovarian cysts.
2. Kista Korpus Luteum
Folikel atau kantung tempat sel telur tumbuh akan larut saat telur terlepas. Namun, jika folikel tidak larut setelah melepaskan telur, pembukaan folikel akan menutup. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan di dalam folikel dan menyebabkan kista korpus luteum. Kista folikel dan kista korpus luteum termasuk dalam kista fungsional.
Kista fungsional merupakan jenis kista yang umum terjadi dan jarang menimbulkan bahaya. Kista fungsional umumnya terjadi karena adanya masalah pada folikel di dalam ovarium. Jenis kista fungsional biasanya dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-3 siklus menstruasi.
3. Kista Dermoid
Kista dermoid memiliki ciri munculnya kantung pada ovarium yang berisi rambut, lemak, dan jaringan lainnya. Kista dermoid yang muncul biasanya tidak bersifat ganas. Kista dermoid bisa tumbuh besar jika tidak segera di tangani. Akibatnya, posisi ovarium dapat berpindah dari kondisi normalnya. Hal ini menyebabkan aliran darah ke ovarium berhenti.
4. Cystadenoma
Cystadenoma adalah kista yang dapat berkembang di permukaan luar ovarium. Kista yang muncul akan berisi cairan atau lendir. Kista cystadenoma yang tumbuh besar dapat menyebabkan ovarium berpindah posisi dari lokasi normalnya. Akibatnya, aliran darah ke ovarium akan terhenti dan menyebabkan rasa nyeri.
5. Endometrioma
Endometrioma adalah jaringan yang dapat tumbuh di bagian dalam serta luar rahim dan menempel pada ovarium. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ovarian cysts.
Baca Juga: Kenali Penyakit Kista dan Pengobatannya
Gejala Umum Kista Ovarium
Umumnya, ovarian cysts yang ukurannya masih kecil tidak akan menimbulkan gejala apapun. Gejala akan mulai tampak saat kista ovarium memiliki ukuran yang besar. Kista yang sudah membesar termasuk dalam kondisi yang serius. Selain itu, tanda mengidap ovarian cysts yang lain dapat dilihat dari kondisi berikut.
- Sering buang air kecil.
- Mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual.
- Mengalami nyeri panggul secara tiba-tiba.
- Mengalami perut kembung.
- Mudah merasa kenyang sekalipun hanya makan sedikit.
- Mengalami siklus menstruasi yang tidak normal.
- Merasa nyeri pada perut bagian bawah atau di sisi tempat kista muncul.
- Mengalami pembengkakan di area munculnya kista.
- Merasa mual dan muntah.
- Kesakitan saat buang air besar.
- Mengalami demam.
Jika Anda merasakan salah satu gejala di atas. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan. Kista yang terdeteksi lebih awal dan segera mendapat penanganan medis akan mencegah kondisi yang semakin parah.
Pengobatan ovarian cysts tergantung pada usia, jenis, ukuran dan gejala yang muncul.
Penyebab Kista Ovarium
Penyebab umum penyakit ini karena siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi tersebut tergolong normal dan jarang menjadi parah. Selain itu, pertumbuhan sel yang tidak normal juga menjadi penyebab kondisi ini. Pertumbuhan sel yang tidak normal dapat menyebabkan ovarian cysts bersifat jinak hingga ganas. Jadi, untuk mengetahui apakah kista bersifat ganas atau tidak. Anda perlu melakukan diagnosis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang berupa:
1. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG menjadi langkah utama yang digunakan dokter untuk mendiagnosis kista ovarium. USG akan membantu dokter untuk melihat ukuran, lokasi, bentuk, dan tekstur dari ovarian cysts.
2. Biopsi
Biopsi dilakukan dengan langkah mengambil sampel jaringan ovarium. Selanjutnya, jaringan yang diambil akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan apakah ovarian cysts bersifat jinak atau ganas.
3. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi kadar protein CA-125 dalam darah. Sebab, meningkatnya kadar protein CA-125 bisa menjadi pertanda seseorang mengidap ovarian cysts.
Pencegahan Kista Ovarium
Hingga saat ini belum ada cara pencegahan ovarian cysts secara pasti. Meski demikian, dokter dapat menyarankan beberapa hal untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ovarian cysts. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi adalah sebagai berikut:
- Rutin melakukan pemeriksaan panggul.
- Waspadai setiap perubahan siklus menstruasi. Jika terdapat gejala menstruasi yang tidak biasa dan terjadi lebih dari siklus seharusnya. Maka, Anda perlu untuk segera memeriksakan diri.
- Segera periksakan diri Anda ke dokter jika terdapat gejala yang mencurigakan muncul.
Baca Juga: Mioma Geburt, Gangguan Reproduksi Wanita yang Menyebabkan Anemia
Pengobatan Kista Ovarium
Pengobatan ovarian cysts tergantung pada usia, jenis, ukuran dan gejala yang muncul. Pengobatan yang direkomendasikan dokter meliputi:
1. Laparoskopi
Laparoskopi dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil. Selanjutnya, dokter akan memasukkan alat bernama laparoskop, yaitu selang yang dilengkapi kamera dan lampu. Laparoskop yang dimasukkan membantu untuk melihat kondisi rongga panggul serta organ reproduksi lainnya. Langkah tersebut bertujuan untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan atau infeksi pada ovarium dan organ reproduksi lainnya.
2. Laparotomi
Laparotomi dilakukan dengan membuat sayatan yang lebih besar untuk mengangkat kista. Kista yang diangkat selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah dapat menimbulkan kanker. Jika telah dipastikan kanker, maka dokter akan melakukan pengangkatan satu atau kedua indung telur.
Berdasarkan jenisnya, setiap orang akan memiliki ciri-ciri kista ovarium yang berbeda-beda. Namun, salah satu gejala paling umum dari kista ovarium adalah siklus menstruasi yang tidak normal.
Jika Anda mengalami hal ini. Sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter kandungan. Pemeriksaan akan mencegah terjadinya komplikasi kista ovarium. Sekian informasi tentang kista ovarium. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Febriani K. H.
Source: