05 Apr Apa Saja Penyebab Lama Hamil Setelah Menikah?
Keinginan memiliki anak setelah menikah menjadi hal yang wajar dialami pasangan. Kehadiran anak menjadi bagian penting dalam keluarga. Bagaimana jika telah mencoba, tetapi tidak berhasil untuk hamil? Lantas, apa penyebab seseorang lama hamil setelah menikah? Cari tahu jawabannya dalam ulasan berikut!
Setelah menikah Anda dan pasangan dapat memilih ingin segera memiliki anak atau justru menunda kehamilan. Sementara bagi pasangan yang menanti Buah Hati tampak seperti sedang menunggu sesuatu. Setiap siklus bulanan tanpa keberhasilan dapat membawa kekecewaan atau perasaan gagal. Anda mungkin menjadi cemas, tertekan, atau bahkan putus asa. Anda juga akan bertanya-tanya, kenapa saya tidak bisa hamil? Apa penyebab lama hamil setelah menikah?
Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Kami akan memberikan informasi mengenai masalah kesuburan yang paling umum dan beberapa cara untuk meningkatkan peluang kehamilan. Ada banyak kemungkinan mengapa Anda tidak hamil termasuk masalah struktural dalam sistem reproduksi, jumlah sperma yang rendah, masalah medis yang mendasarinya dan lainnya.
Berikut alasan yang menjadi penyebab lama hamil setelah menikah.
1. Ketidaksuburan atau Infertilitas
Infertilitas dari faktor pria dan wanita juga memengaruhi kesuburan. Gejala utama infertilitas pada wanita adalah ketidakmampuan untuk hamil, siklus menstruasi yang terlalu panjang (35 hari atau lebih), terlalu pendek (kurang dari 21 hari), siklus menstruasi tidak teratur atau tidak dapat berovulasi. Penyebab infertilitas pada wanita karena berbagai faktor, masalah dengan rahim, hormon juga dapat menyebabkan lama atau sulit untuk hamil.
Sementara infertilitas pada pria memainkan sebagian peran. Infertilitas pria disebabkan oleh produksi sperma yang rendah atau abnormal, fungsi sperma tidak normal, penyumbatan yang mencegah pengiriman sperma. Kemudian, kondisi lain, seperti cedera, masalah kesehatan kronis, gaya hidup (merokok dan minum alkohol), dan faktor-faktor lain turut mendukung pada infertilitas pria.
Selain itu, masalah dengan fungsi seksual juga dapat berpengaruh di antaranya, kesulitan dengan ejakulasi atau volume kecil cairan ejakulasi, berkurangnya hasrat seksual, atau kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi).
2. Gangguan Hormon
Fungsi hipotalamus yang tidak normal juga dapat menganggu produksi hormon dan memengaruhi ovulasi. Hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon pelutein (LH) bertanggung jawab untuk merangsang ovulasi setiap bulan. Berbagai faktor dapat mengganggu produksi hormon-hormon ini. Akibatnya, periode menstruasi tidak teratur menyebabkan sulit untuk hamil.
Baca Juga: Bahaya Daun Saga untuk Ibu Hamil dan Kenali Efek Sampingnya!
3. Masalah dengan Sperma
Meskipun Anda dapat menghasilkan sperma seumur hidup, tetapi kualitas sperma juga menentukan kesuburan seseorang. Mulai dari jumlah, bentuk, dan motilitas (pergerakan) sperma dapat memengaruhi kesuburan pria. Pria yang memiliki jumlah sperma rendah dapat membuatnya lebih sulit hamil secara alami. Meskipun tidak menutup kemungkinan kehamilan dapat saja terjadi. Jika merasa khawatir dengan kualitas sperma yang Anda miliki datanglah ke dokter untuk melakukan analisis air mani.
4. Infeksi Saluran Reproduksi
Infeksi klamidia dan gonore menjadi penyebab penyakit radang panggul dan infertilitas. Jika tidak diobati, wanita dengan klamidia akan mengembangkan radang panggul dan menyebabkan infeksi tuba fallopi. Penting untuk skrining klamidia dan gonore tahunan untuk wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun serta wanita yang lebih tua dengan faktor risiko pasangan seks yang memiliki infeksi menular seksual.
5. Masalah dengan Rahim
Gangguan pada bagian dalam rahim juga berpengaruh terhadap kehamilan. Salah satunya polip rahim atau polip endometrium akibat sel-sel di lapisan rahim yang tumbuh terlalu tinggi meskipun bersifat non-kanker.
Namun, beberapa dapat berubah menjadi kanker. Polip rahim sering terjadi pada orang yang sedang atau telah melalui masa menopause. Tak menutup kemungkinan orang yang berusia muda bisa mendapatkannya.
Polip rahim juga berkontribusi terhadap fertilitas karena membuat sel telur yang dibuahi sulit untuk menempel pada dinding rahim, membatasi atau memblokir sperma untuk bergabung dengan sel telur.
Baca juga: Belum Hamil? Yuk, Lakukan Pemeriksaan Kesuburan Pria dan Wanita
6. Kesehatan Ibu yang Buruk
Perubahan gaya hidup menjadi sehat penting untuk membantu tubuh mendapatkan keselarasan yang baik. Tenangkan pikiran dan lakukan perilaku gaya hidup sehat untuk mengoptimalkan kesehatan calon ibu.
7. Stres dan Tekanan Emosional
Stres dan tekanan emosional juga berpengaruh terhadap kesuburan pria dan wanita. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk memperoduksi sperma. Sementara bagi wanita stres juga dapat mengganggu siklus haid dan ovulasi. Pastikan kondisi pikiran tetap tenang, Anda dapat mengelola stres dengan meditasi, melakukan hobi atau aktivitas yang disukai. Jika perlu datang ke psikolog atau psikiater untuk membantu mengurangi stres.
8. Usia Ibu yang Lanjut
Penurunan kesuburan dapat terjadi seiring bertambahnya usia. Wanita yang lebih tua memiliki kesempatan lebih kecil untuk hamil. Biasanya terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Meskipun banyak orang berasumsi mereka masih mendapatkan menstruasi teratur, kesuburan mereka baik-baik saja, tetapi ini semua belum benar. Usia berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sel telur. Pria berusia di atas 40 tahun mungkin juga menghadapi masalah yang serupa.
Baca Juga: Cara Berhubungan Intim agar Cepat Hamil
9. Penggunaan Kontrasepsi yang Tidak Tepat
Pemilihan alat kontrasepsi juga berpengaruh terhadap kehamilan. Beberapa jenis alat kontrasepsi dapat memengaruhi atau menunda kesuburan di masa depan. Meskipun alat kontrasepsi sudah dihentikan.
Beberapa jenis alat kontrasepsi seperti KB suntik 3 bulan atau Depo Provera dapat menunda kesuburan selama berbulan-bulan. Bahkan waktu rata-rata untuk pembuahan setelah menghentikan sunitkan adalah 10 bulan.
Sementara metode lain, seperti ligasi tuba atau vasektomi merupakan prosedur medis yang dapat menghalangi pergerakan sperma dan menyebabkan infertilitas. Biarpun dapat dihilangkan, tetapi memiliki dampak panjang pada kesuburan.
10. Masalah dengan Ovulasi
Konsepsi merupakan proses di mana sel telur dapat dibuahi oleh sel sperma sehingga menghasilkan embrio. Jika proses konsepsi tidak berjalan lancar kemungkinan mengalami lama hamil setelah menikah dapat terjadi. Sebagai contoh, jika Anda tidak berovulasi, maka Anda tidak akan bisa hamil. Anovulasi adalah kondisi di mana sel telur tidak diproduksi di dalam tubuh. Anovulasi dapat menjadi penyebab umum infertilitas wanita karena berbagai faktor.
Ketika Anda mengalami masalah ovulasi biasanya memiliki menstruasi yang tidak teratur. Sayangya menstruasi yang teratur juga tidak menjamin bahwa ovulasi terjadi secara normal. Jika Anda memiliki siklus yang tidak teratur atau bahkan belum hamil setelah mencoba hamil tanpa alat kontrasepsi selama setahun segera bicarakan dengan dokter.
Telah direview oleh dr. Alvin Michael Karnagi
Source:
- Infertilitas Wanita
- Berapa Lama Biasanya Waktu yang Dibutuhkan untuk Hamil? Kapan Kita Harus Khawatir?