Infertilitas Pria

Infertilitas pada Pria

Infertilitas Pria

Sering kali wanita menjadi fokus masalah gangguan kesuburan. Padahal gangguan kesuburan dari pria juga menyumbang bagian yang sama besarnya. Lantas apa yang memicu infertilitas pada pria? Pelajari ulasan berikut!

Baca Juga: Kenali Infertilitas pada Wanita

Seputar Kesuburan pada Pria

Infertilitas berarti ketidakmampuan menghasilkan keturunan setelah 1 tahun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi. Infertilitas dapat terjadi pada pria atau wanita. Studi menunjukkan, setelah 1 tahun melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi, 15% pasangan tidak dapat hamil dan setelah 2 tahun 10% pasangan masih belum memiliki kehamilan yang sukses.

Pada pasangan yang lebih muda dari usia 30 tahun yang umumnya sehat, 20%-37% dapat hamil dalam 3 bulan pertama. Ada banyak kondisi medis yang berbeda dan faktor lain dapat berkontribusi pada gangguan kesuburan.

Kehamilan dapat terjadi bila sperma dapat bertemu dengan sel telur wanita. Ketika pembuahan berhasil, maka kehamilan pun dapat terjadi. Sementara masalah umum yang menyebabkan infertilitas pada pria adalah masalah yang memengaruhi cara kerja testis.

Gangguan lain biasa terjadi kesenjangan hormon atau penyumbatan pada organ reproduksi pria. Penyebab infertilitas pria tidak dapat ditentukan sekitar 50% kasus. Sementara 10-15% pria yang tidak subur mengalami kekurangan sperma. Penyebab paling umum kurangnya sperma karena varikokel, pembangkakan pembuluh darah vena pada kantung buah zakar. Lantas, apa saja tanda-tanda lainnya? Ikuti terus ulasan berikutnya.

Baca Juga: Proses Fertilisasi dan Kehamilan

Gejala Infertilitas pada Pria

Jika ditanya apa gejalanya? Infertilitas itu sendiri merupakan gejalanya. Meskipun lebih sulit untuk menggambarkan gejala psikologis dan emosional negatif pada pasangan yang ingin memiliki anak. Sering kali, mengandung anak menjadi fokus utama mereka. Perasaan depresi, rasa kehilangan, kesedihan, dan kegagalan sering terjadi pada pria dan wanita yang ingin mempunyai anak.

Jika Anda mengalami perasaan di atas sebaiknya segera mencari bantuan profesional penyedia pelayanan kesehatan, seperti terapis atau psikiater. Tenaga profesional dapat membantu Anda menangani situasi secara realistis dan memberi dukungan selama menjalani perawatan.

Penyebab Infertilitas pada pria

Ada banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria, di antaranya:

  • Azoospermia: Gangguan kesuburan yang ditandai dengan tidak adanya sel sperma dalam air mani pria.
  • Oligospermia: Produksi sperma berkualitas rendah atau jumlah sel sperma yang terkandung sedikit.
  • Kelainan genetik: Sindrom klinefelter, distrofi miotonik, mikrodelesi, dan banyak lagi.
  • Kelainan sperma: Sperma yang tidak bisa hidup cukup lama untuk membuahi sel telur.
  • Kondisi medis tertentu: Gangguan kesehatan, seperti penyakit diabetes, autoimun, fibrosis kistik dan infeksi lain.
  • Penggunaa obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi produksi dan fungsi sperma, seperti obat kanker, radang sendi (artritis), dan lainnya.
  • Varikokel: pembengkakan pembuluh darah vena pada kantong zakar yang menyebabkan kualitas dan kuantitas sperma buruk.
  • Kebiasaan tidak sehat: Penggunaan rokok, alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Gangguan hormonal: Gangguan kelenjar hipofisis atau hipotalamus dapat memengaruhi kesuburan pria.

Baca Juga: Rahasia Kesuksesan Program Kehamilan dengan Akupunktur

Pengobatan Infertiltas pada Pria

Ketika pasangan mengalami kesulitan memiliki anak, ada sekitar 50% kemungkinan pria memiliki masalah dalam kehamilan. Jika Anda memiliki masalah kesuburan, pemeriksaa fisik lengkap, serta beberapa tes dilakukan untuk mengetahui apa yang menyebabkan infertilitas. Adapun tes yang biasa dilakukan meliputi:

1. Analisis Air Mani

Tes pertama yang Anda lalui, yakni analisis sperma. Anda dapat memberikan sampel sperma ke dalam botol kaca steril untuk dianalisis. Gunanya untuk memberi tahu tentang kuantitas dan kualitas air mani dan sperma yang dikandungnya. Beberapa hal yang diukur meliputi:

  • Berapa banyak volume air mani pria
  • Jumlah total sperma dalam sampel
  • Jumlah sperma dalam setiap mililiter air mani
  • Presentase sperma yang bergerak
  • Bentuk sperma apakah benar atau tidak

Pemberian sampel biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus. Anda mungkin perlu melakukan dua kunjungan untuk memberikan sampel pada dua hari yang berbeda lebih dari dua minggu terpisah karena sampel dari orang yang sama dapat berbeda dalam waktu lain. Sebelum pemberian sampel, Anda akan diminta untuk tidak melepaskan sperma atau ejakulasi selama 2-5 hari sebelum memberikan sampel.

2. Kadar Hormon dan Reproduksi

Ada 2 hormon penting reproduksi, yakni hormon perangsang folikel dan testosteron. Hormon tersebut dapat mengontrol produksi sperma, memengaruhi minat seks dan kemampuan untuk berhubungan seks. Jika ada ketidakseimbangan dalam hormon ini dapat menyebabkan masalah. Dokter akan melihat jumlah yang tepat dari hormon reproduksi pria termasuk memeriksa hormon luteinizing (LH), estradiol, dan prolaktin.

Baca Juga: Metode Bayi Tabung ICSI dan IMSI untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan

3. Pengujian Lain (Jarang Diperlukan)

Tes ini mungkin tidak diperlukan pada kebanyakan pria. Sayangnya bila hasil tes air mani tidak normal, Anda perlu mengikuti banyak tes dan mungkin dokter akan merujuk ke ahli urologi. Fungsi tes ini untuk menunjukkan:

  • Mengetahui cukup sperma dalam sampel air mani masih hidup (“Vital staining” test)
  • Mengetahui antibodi telah melekat pada sperma sehingga sulit bagi sperma untuk bergerak dengan benar (“antisperm antibodies” test)
  • Mengetahui infeksi atau peradangan yang memengaruhi air mani (“peroxidase staining” and “semen culture”)

4. Lebih Banyak Tes (Jarang Diperlukan)

Tes ini biasanya tidak akan diperlukan untuk kebanyakan pria. Jika Anda sudah menjalani tes sperti yang dijelaskan di atas, tetapi dokter belum mengetahui masalah kesuburan Anda. Dokter akan menyarankan tes tambahan yang berguna sebagai berikut:

  • Mengetahui lapisan sperma rusak atau utuh (hypo-osmotic swelling test)
  • Mengetahui sperma bergerak sebagaimana mestinya (computer assisted semen analysis)
  • Mengetahui terlalu banyak sperma yang rusak atau DNA rapuh (sperm DNA testing)

Sementara bila diketahui hasil sperma sedikit atau tidak menghasilkan sperma, dokter Anda akan melakukan tes genetik untuk melihat apakah ada sesuatu yang abnormal dengan gen Anda. Tes-tes ini juga berguna untuk memberikan informasi terkait:

  • Jumlah kromosom yang benar dalam sperma (sperm aneuploidy testing)
  • Cacat kromosom (chromosome analysis and Y- chromosome deletion testing)
  • Sperma tidak ada yang terlihat (determine if the sperm tubes are intact or perform biopsy of the testicles)

Baca juga: Mengenal Oophoritis atau Peradangan Pada Ovarium

Gangguan kesuburan pria tidak hanya dialami satu atau dua orang saja. Sekitar 10% pria di Amerika Serikat menderita infertilitas. Jadi, Anda tidak berjuang sendirian. Adanya teknologi modern dengan kecanggihan alat medis mendukung potensi untuk membantu pasangan infertilitas. Berbagai perawatan penyebab infertilitas tersedia. Pastikan Anda berbicara dengan dokter untuk melakukan pengobatan dan perawatan serta lakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat ya!

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 12 Juli, 2024
Dipublikasikan 10 Agustus, 2023
Tags: