
11 Agu 5 Cara Mengatasi Jumlah Sperma Kurang
Sebagian besar pasangan yang menikah pasti ingin memiliki momongan. Sayangnya, proses kehamilan untuk setiap orang tidaklah sama. Ada wanita yang mudah hamil dengan cepat. Sementara lainnya butuh waktu dan perjuangan. Kenyataannya masih banyak pasangan yang mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas, termasuk jumlah sel sperma di bawah normal. Jika itu terjadi, bagaimana cara mengatasi jumlah sperma yang kurang? Pelajari ulasan berikut!
Baca Juga: Teratozoospermia Adalah Kelainan Sperma: Kenali Penanganannya
Kuantitas Sperma yang Rendah (Oligospermia)
Berbicara mengenai kesuburan pria nyatanya begitu kompleks. Gangguan dengan sperma dapat saja terjadi, seperti kualitas sperma hingga jumlah sperma yang rendah. Ganguan pada sperma dengan jumlah sperma yang rendah disebut Oligospermia, yaitu ketika air mani atau sperma dari pria mengandung lebih sedikit sperma dari biasanya yaitu 15 juta sperma per milimeter sperma.
Rendahnya jumlah sperma pada seorang pria tidak selalu berarti bahwa ia tidak dapat menghamili seorang wanita. Namun, kondisi ini membuatnya menjadi sedikit lebih sulit. Gangguan sperma yang tidak normal dapat disebabkan banyak faktor. Mulai dari testis yang berkembang tidak normal, peradangan testis, atau vena bengkak di skrotum pria. Kesehatan sperma yang dianggap kurang normal memiliki beberapa gejala yang perlu kita waspadai, apa saja gejalanya?
Gejala Jumlah Sperma yang Rendah
Tanda dan gejala jumlah sperma yang rendah, meliputi:
- Rambut wajah atau tubuh menurun (tanda masalah kromoson atau hormon)
- Kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi)
- Ketidakmampuan menghamili seorang wanita (infertilitas)
- Dorongan seks rendah
- Nyeri, bengkak, atau benjolan di daerah testis
Baca Juga: 3 Tahap Inseminasi Buatan IUI untuk Gangguan Infertilitas
Berbagai Risiko Jumlah Sperma yang Rendah
Ada berbagai risiko yang berkontribusi terhadap kurangnya jumlah sperma di antaranya:
- Penyalahgunaan alkohol, rokok, atau obat-obatan lain
- Pernah mengalami operasi perbaikan hernia
- Gangguan hormon
- Paparan racun atau radiasi
- Penyumbatan yang disebabkan infeksi sebelumnya
- Pemakian pakaian dalam yang ketat
- Cedera pada area selangkangan
Diagnosis dan Pemeriksaan
Dokter akan menyarankan untuk analisis air mani. Kemudian, dokter akan mengambil sampel sperma dan dianalisa di laboratorium. Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa kualitas dan kuantitas sperma. Jika hasil pemeriksaan tidak normal, tes harus diulang untuk memastikan keakuratannya. Tes ini akan dilakukan kembali setelah tiga bulan.
Dokter umum akan merujuk Anda ke spesialis infertilitas pria di rumah sakit atau klinik kesuburan khusus. Sampel sperma akan dianalisis dan dievaluasi di laboratorium untuk melihat jumlah sperma, motilitas (gerakan maju), bentuk, dan kuantitas. Menurut American Society for Reproductive Medicine, ejakulasi normal mengandung lebih dari 20 juta sperma per mililiter cairan, setidaknya 25 persen sperma harus bergerak maju, dan setidaknya 30 persen sperma harus memiliki bentuk normal.

IVF, penempatan sperma dan sel telur dalam piring kultur, memindahkannya ke rahim wanita.
Perawatan Gangguan Kuantitas Sperma yang Rendah
Sebelum memulai perawatan, dokter akan mengevaluasi semua kemungkinan penyebab fisik infertilitas dan riwayat medis termasuk frekuensi hubungan seksual yang tepat. Perawatan gangguan kuantitas sperma dapat dilakukan tergantung dari penyebabnya. Kabar baiknya, ada berbagai cara mengatasi jumlah sperma yang kurang atau sedikit, meliputi:
1. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) merupakan prosedur penyuntikan sel sperma hidup ke dalam sel telur yang matang pada hari pengambilan menggunakan instrumen bedah mikro. Jadi telur akan diperiksa pada hari berikutnya untuk melihat pembuahan secara normal diikuti dengan transfer embrio.
2. IVF In-Vitro Fertilization (IVF)
In-Vitro Fertilization (IVF) merupakan istilah yang mengacu pada teknik rekayasa reproduksi menggunakan teknologi reproduksi atau assisted reproductive technology (ART). Nantinya embrio dibuat di lingkungan laboratorium dengan menempatkan sperma dan sel telur dalam piring kultur dan kemudian dipindahkan ke rahim wanita.
3. IVF Stimulasi Dosis Rendah (IVF Alami)
Pada kasus tertentu, pasangan dapat menjalani IVF stimulasi non-stimulasi atau dosis rendah sebagai alternatif dari siklus IVF tradisional yang memerlukan dosis obat lebih besar.
Baca Juga: Infertilitas pada Pria
4. Penetasan Bantuan
Ini merupakan prosedur yang dilakukan dalam kasus tertentu pada embrio sebelum implantasi untuk meningkatkan potensi embrio. Prosedur laboratorium ini melibatkan pembuataan lubang buatan di lapisan glikoprotein atau “cangkang” di sekitar embrio yang memungkinkannya untuk “menetas” atau keluar dari zona pellucida sehingga dapat berhasil menempel ke lapisan rahim. Tindakan ini dapat dilakukan pada kasus tertentu, seperti kegagalan IVF sebelumnya atau zona pellucida yang menebal. Penetasan bantuan ini dapat meningkatkan laju implantasi embrio dan keberhasilan kehamilan.
5. Inseminasi Intrauterin (IUI)
Inseminasi intrauterin (IUI) dikenal sebagai inseminasi buatan engan cara memasukan sperma yang sudah dipersiapkan langsung ke dalam rahim melalui kateter tipis melewati serviks. Cara ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah jumlah produksi sperma yang kurang atau sperma yang tidak dapat menjangkau atau bergerak jauh, atau ketika wanita tidak ada lendir serviks. Prosedur ini berbeda dengan bayi tabung yang mempertemukan sel sperma dengan sel telur wanita di luar tubuh.
Kuantitas sperma ternyata memengaruhi proses kehamilan. Kebanyakan pria tidak menyadari bahwa mereka memiliki kesehatan sperma yang buruk sampai mereka mencoba menghamili seorang wanita.
Jika Anda belum bisa hamil setelah satu tahun mencoba berhubungan seks tanpa pengaman, ada baiknya Anda dan pasangan menemui dokter untuk berkonsultasi. Seringkali masalah kesuburan dapat memengaruhi pria dan wanita. Penting untuk memahami penyebab dan masalahnya sebelum Anda memutuskan melakukan program kehamilan. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi kita ya!
Telah direview oleh dr. Giovanni Danang C
Source:
- Jumlah Sperma Rendah
- Oligospermia (Jumlah Sperma Rendah)
- Jumlah Sperma Rendah dan kesehatan Sperma yang Buruk