6 Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli, Bumil Wajib Tahu!

perbedaan kontraksi asli dan palsu

6 Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli, Bumil Wajib Tahu!

Umumnya, perbedaan kontraksi palsu dan asli bisa dilihat dari nyeri. Pada kontraksi palsu, nyeri yang dirasakan bersifat sementara dan tidak semakin berat. Sedangkan kontraksi asli, akan menimbulkan rasa nyeri hebat disertai pembukaan.

Kehamilan merupakan perjalanan yang penuh kebahagian sekaligus dengan tantangan. Salah satu momen yang paling dinanti-nantikan saat usia kehamilan sudah cukup adalah ketika kontraksi pertama mulai terjadi. Namun, tak semua kontraksi selama kehamilan bersifat sama. Beberapa di antaranya mungkin kontraksi palsu. Untuk itu, ibu hamil perlu mengetahui perbedaan kontraksi palsu dan asli.

Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli

Kontraksi bisa menjadi momen yang paling ditunggu saat hamil tua, tetapi juga hal yang dikhawatirkan saat Anda masih hamil muda. Agar tidak salah mengartikan, berikut perbedaan kontraksi palsu dan asli:

1. Frekuensi Terjadinya Kontraksi

Kontraksi asli yang juga dikenal sebagai kontraksi persalinan memiliki pola yang khas dan berkembang seiring waktu. Pada awalnya, kontraksi mungkin terjadi dengan frekuensi yang lebih rendah, tetapi seiring dengan perkembangan persalinan, frekuensinya meningkat. Kontraksi ini biasanya teratur dan dapat dirasakan secara intens di daerah perut.

Seiring berjalannya waktu, jarak antara kontraksi biasanya semakin singkat dan kekuatan kontraksi meningkat menjadi sinyal bahwa tubuh siap untuk proses persalinan. Sebaliknya, kontraksi palsu yang juga dikenal sebagai kontraksi Braxton Hix, cenderung tidak memiliki pola teratur dan tidak berkembang seiring waktu seperti kontraksi asli.

Baca Juga: 12 Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Perlu Ibu Hamil Ketahui

2. Keberadaan Cairan di Vagina

Ketika mengalami kontraksi asli, seringkali disertai dengan tanda-tanda fisik tambahan, salah satunya adalah pelepasan lendir atau cairan ketuban. Lendiri ini dapat muncul sebagai gejala bahwa serviks mulai membuka dan tubuh bersiap untuk melahirkan. Sebaliknya, kontraksi palsu biasanya tidak diiringi oleh pelepasan lendir atau cairan ketuban.

Kondisi ini mencerminkan perbedaan dalam persiapan tubuh untuk melahirkan antara kontraksi yang terkait dengan proses persalinan sebenarnya dan kontraksi palsu yang lebih bersifat persiapan tubuh secara umum. Mengetahui perbedaan ini membantu calon ibu untuk memahami dan merespon secara tepat terhadap tanda-tanda yang muncul selama kehamilan.

3. Tingkat Keparahan Nyeri

Kontraksi asli sebagai tanda persalinan yang sedang berlangsung, cenderung menyebabkan nyeri perut yang intens dan meningkat berjalannya waktu. Seiring berkembangnya persalinan, kontraksi tersebut dapat menjadi semakin kuat sehingga menciptakan sensasi yang sulit diabaikan.

Nyeri yang timbul akibat kontraksi asli merupakan bagian alami dari proses persalinan dan dapat dianggap sebagai sinyal bahwa tubuh sedang mempersiapkan diri untuk melahirkan.

4. Kontraksi Palsu Dapat Terjadi Karena Kurang Minum

Kontraksi palsu, di sisi lain sering kali lebih ringan dan kurang intensif dibandingkan dengan kontraksi asli. Namun, perlu dicatat bahwa kontraksi palsu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu dan salah satu di antaranya adalah kurang minum. Dehidrasi atau asupan cairan yang tidak memadai dapat memicu kontraksi palsu pada beberapa wanita hamil.

Oleh karena itu, menjaga kecukupan cairan selama kehamilan menjadi penting untuk menghindari kontraksi palsu yang mungkin terjadi akibat kurang minum. Adanya pemahaman mengenai faktor-faktor ini membantu calon ibu dalam membedakan antara kontraksi asli yang menandakan persalinan sebenarnya dengan kontraksi palsu yang lebih ringan dan mungkin dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, termasuk asupan cairan yang memadai.

5. Dipengaruhi Postur Tubuh

Kontraksi asli dan palsu memiliki karakteristik yang berbeda terkait dengan pengaruh postur tubuh. Pada kontraksi asli, postur tubuh tidak memiliki dampak signifikan terhadap terjadinya kontraksi. Meskipun aktivitas fisik atau perubahan posisi dapat memengaruhi persepsi nyeri, kontraksi tetap terjadi secara alami.

Di sisi lain, kontraksi palsu cenderung lebih responsif terhadap perubahan postur tubuh. Beberapa wanita melaporkan bahwa kontraksi palsu dapat dipicu oleh perubahan posisi, seperti berdiri setelah duduk lama, menunjukkan sensitivitasnya terhadap faktor postural.

6. Waktu Terjadinya Kontraksi

Selain itu, waktu terjadinya kontraksi juga menjadi perbedaan antara kontraksi asli dan palsu. Kontraksi asli dapat muncul secara tidak terduga, termasuk pada malam hari dan tidak terkait dengan faktor waktu tertentu. Ini mencerminkan proses persiapan tubuh untuk persalinan yang bersifat lebih alami.

Kontraksi palsu sering terjadi saat sore atau malam hari. Meskipun tidak ada aturan baku, pola ini dapat memberikan petunjuk tambahan bagi calon ibu untuk memahami sifat kontraksi yang mereka alami, membantu mereka mengenali apakah ini merupakan persiapan tubuh menuju persalinan yang sebenarnya atau hanya kontraksi palsu.

Baca Juga: Perdarahan Post partum, Ketika Perdarahan Hebat Setelah Melahirkan

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Kunjungan ke dokter selama kehamilan sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi yang dikandung. Meskipun setiap kehamilan berbeda, berikut adalah beberapa situasi umum di mana sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter:

1. Kontraksi dengan Pola Teratur

Jika Anda mengalami kontraksi dengan pola teratur yang meningkat dalam intensitas dan frekuensi, mungkin ini merupakan tanda awal persalinan. Hubungi dokter jika kontraksi terus berlanjut dan semakin kuat.

2. Pendarahan

Pendarahan vagina selama kehamilan tidak normal dan harus segera dilaporkan berobat ke dokter. Ini bisa menjadi tanda masalah seperti ancaman keguguran atau masalah plasenta.

3. Kurangnya Gerakan Janin

Jika Anda merasa bahwa gerakan janin berkurang dari biasanya, segera hubungi dokter. Perubahan dalam pola gerakan janin bisa menjadi pertanda penting tentang kesehatan bayi.

4. Pembengkakan yang Ekstrem

Pembengkakan ringan di kaki dan kaki umum selama kehamilan, tetapi pembengkakan yang tiba-tiba dan ekstrem pada wajah, tangan, atau kaki bisa menjadi tanda preeklamsia. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala ini.

5. Nyeri yang Luar Biasa

Nyeri yang intens atau tidak biasa di perut, punggung, panggul, atau panggul bawah harus segera dilaporkan kepada dokter. Ini bisa menjadi tanda masalah seperti pelepasan plasenta atau masalah lainnya.

6. Air Ketuban Pecah

Jika air ketuban pecah atau Anda mengalami kebocoran cairan dari vagina, hubungi dokter segera. Sebab, bisa menjadi tanda persalinan akan segera dimulai.

7. Demam dan Gejala Infeksi

Bila Anda mengalami demam atau gejala infeksi seperti nyeri saat buang air kecil atau keluarnya cairan berbau tidak sedap, segera konsultasikan dengan dokter.

Selalu ingat untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan Anda mengenai perubahan atau kekhawatiran apa pun yang Anda miliki selama kehamilan. Dengan pemantauan dan perawatan yang tepat, Anda dapat memastikan kehamilan yang sehat dan meminimalkan risiko potensial.

Baca Juga: Makanan agar Cepat Kontraksi Saat Melahirkan

Jika usia kehamilan sudah cukup bulan dan mengalami kontraksi yang intens, tetapi belum juga lahiran, segera pergi ke dokter untuk melakukan konsultasi lebih lanjut. Dokter akan memeriksa dan melakukan tindakan yang tepat.

Telah direview oleh dr Regita

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 30 Juli, 2024
Dipublikasikan 30 Juli, 2024