25 Mar 7 Penyebab Pendarahan saat Hamil Muda dan Cara Mengatasinya
Pendarahan saat hamil muda berupa flek kecoklatan umumnya normal disebabkan oleh menempelnya embrio pada dinding rahim. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi tanda keguguran, kehamilan anggur, hingga gangguan plasenta. Jika mengalaminya, ibu hamil perlu segera berkonsultasi pada dokter.
Pendarahan saat hamil muda adalah salah satu masalah yang dapat menimbulkan kecemasan bagi calon ibu. Sebab, kondisi ini berkaitan dengan kesehatan ibu hamil serta janin. Lalu, apa penyebab pendarahan saat hamil muda? Bagaimana cara mengatasinya? Simak artikel ini sampai selesai.
Penyebab Pendarahan saat Hamil Muda
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 15 hingga 25% wanita mengalami pendarahan selama kehamilan awal . Namun, kondisi ini bisa menjadi pertanda berbagai komplikasi berbahaya.
Berikut penyebab pendarahan saat hamil yang perlu diwaspadai:
1. Keguguran (Abortus)
Keguguran adalah salah satu kondisi yang paling sering menyebabkan pendarahan saat hamil muda. Hal ini terjadi ketika perkembangan janin terhenti atau terganggu dalam rahim Biasanya karena adanya masalah kromosom atau gangguan lainnya.
Pada tahap awal kehamilan, gejalanya seringkali mencakup perdarahan vagina yang bisa berlangsung dari bercak hingga pendarahan yang cukup banyak. Selain itu, wanita yang mengalami keguguran juga dapat merasakan nyeri perut yang mirip seperti dengan kram menstruasi.
Baca Juga: Perdarahan Post partum, Ketika Perdarahan Hebat Setelah Melahirkan
2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan kondisi yang jarang terjadi tetapi serius. Kondisi ini di mana plasenta (organ yang menghubungkan bayi dengan rahim ibu) terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan yang hebat dan nyeri perut tajam.
Darah yang terjebak di antara plasenta dan dinding rahim dapat menyebabkan tekanan darah ibu hamil meningkat dan berpotensi mengancam nyawa ibu dan bayi.
3. Perdarahan Implantasi
Perdarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim untuk mulai berkembang menjadi janin. Pendarahan umumnya terjadi sekitar satu hingga dua minggu setelah pembuahan. Pada saat ini, beberapa perubahan hormonal dan fisik terjadi dalam tubuh ibu hamil.
Ketika sel telur menempel dengan lebih erat pada dinding rahim, dapat terjadi perdarahan kecil yang seringkali dianggap sebagai menstruasi yang terlambat atau tidak biasa. Perdarahan ini biasanya ringan dan berwarna merah muda atau cokelat, dan seringkali tidak disertai dengan nyeri yang signifikan.
Perdarahan implantasi sering dianggap sebagai tanda awal kehamilan dan sebagian besar wanita tidak mengalami masalah serius terkait dengan kondisi ini.
4. Kehamilan Anggur (Molar Pregnancy)
Salah satu gejala yang sering dikaitkan dengan hamil anggur adalah perdarahan hebat yang disertai nyeri perut. Kehamilan anggur adalah jenis kehamilan tidak normal di mana hanya jaringan plasenta yang tumbuh tanpa perkembangan janin .
Jaringan ini dapat menjadi massa abnormal yang menyerupai anggur (mengapa disebut “anggur”). Kehamilan molar biasanya terjadi karena terganggunya pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga tidak ada janin yang berkembang.
5. Plasenta Previa
Pendarahan pada awal kehamilan juga dapat disebabkan oleh kondisi yang disebut plasenta previa. Kondisi ini terjadi selama kehamilan ketika plasenta, organ yang menghubungkan bayi dengan dinding rahim ibu, menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks).
Bayi biasanya harus melewati leher rahim selama proses kelahiran, tetapi dengan adanya plasenta yang menutupi serviks, proses ini dapat menjadi sangat sulit dan berbahaya. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan vaginal yang berulang, terutama saat rahim meregang selama kehamilan.
Plasenta previa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sejauh mana plasenta menutupi serviks. Kondisi ini memerlukan pemantauan ketat oleh dokter kandungan dan bisa memerlukan perawatan bedah jika plasenta menutupi serviks sepenuhnya.
Tindakan medis mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini dan memastikan kelahiran berlangsung dengan aman.
6. Persalinan Prematur (Preterm Labor)
Persalinan prematur adalah kondisi di mana kontraksi rahim dimulai terlalu dini, sebelum usia kehamilan yang cukup untuk bayi lahir dengan aman. Biasanya, kehamilan berlangsung selama 40 minggu, tetapi persalinan prematur dapat terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
Kontraksi rahim yang terlalu dini dapat menyebabkan perdarahan vaginal yang sering disertai dengan nyeri perut atau punggung yang kuat hebat.
Persalinan prematur adalah masalah serius karena bayi yang lahir terlalu dini dapat menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jika Anda mengalami tanda-tanda persalinan prematur, seperti perdarahan dan kontraksi yang kuat sebelum minggu ke-37 kehamilan, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis. pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Tekanan Darah Normal pada Ibu Hamil
7. Berhubungan Seksual (Sexual Intercourse)
Selama kehamilan, perubahan fisiologis pada tubuh dapat membuat serviks (leher rahim) lebih sensitif dan rentan terhadap iritas. Akibatnya, berhubungan seksual selama kehamilan dapat menyebabkan perdarahan ringan.
Hal ini disebabkan karena adanya gesekan dan tekanan pada serviks saat berhubungan intim. Perdarahan saat hamil muda ini biasanya tidak berbahaya dan seringkali berhenti dengan sendirinya.
Cara Mengatasi Pendarahan saat Hamil Muda
Pendarahan saat hamil adalah masalah serius yang harus segera ditangani oleh dokter kandungan Anda. Namun, berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat diambil untuk mengatasi pendarahan saat hamil muda:
1. Konsultasikan dengan Dokter
Hubungi dokter segera begitu Anda melihat adanya pendarahan. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap dan mungkin beberapa tes tambahan untuk menentukan penyebab pendarahan. Penanganan yang tepat akan sangat bergantung pada penyebabnya.
2. Istirahat
Dokter mungkin merekomendasikan untuk lebih banyak beristirahat dan menghindari aktivitas fisik yang berat. Istirahat yang cukup dapat membantu meredakan tekanan pada rahim dan mengurangi risiko perdarahan lebih lanjut.
3. Hindari Berhubungan Seksual
Dalam banyak kasus, dokter akan menyarankan untuk menghindari berhubungan seksual selama pendarahan berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada serviks dan menghindari kemungkinan iritasi yang dapat memperburuk pendarahan.
4. Pemantauan yang Ketat
Dokter Anda mungkin akan memantau perkembangan kehamilan Anda lebih sering dan lebih ketat untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi. Ini dapat melibatkan pemantauan detak jantung janin, pemeriksaan ultrasound, dan pengukuran tekanan darah.
Baca Juga: 10 Jus Penurun Darah Tinggi saat Hamil, Kaya akan Nutrisi
5. Obat atau Tindakan Medis
Tergantung pada penyebab pendarahan, dokter Anda mungkin meresepkan obat-obatan atau melakukan tindakan medis tertentu. Misalnya, dalam kasus kehamilan ektopik, mungkin diperlukan tindakan bedah. Untuk kondisi lain seperti plasenta previa atau solusio plasenta, dokter akan merancang rencana pengelolaan yang sesuai.
Jika pendarahan saat hamil tidak kunjung berhenti atau disertai gejala lain, segera konsultasikan ke Ciputra IVF terdekat. Di sana, Anda bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. Ciputra IVF menawarkan layanan kesehatan lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter kandungan hingga tes kesuburan.
Anda dapat memeriksa jadwal dokter di Ciputra IVF dan membuat janji dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp.
Telah direview oleh dr. Gabrielle Natasya
Source:
- Healthline. What Causes First Trimester Bleeding?. Diakses 2024.
- ACOG. Bleeding During Pregnancy. Diakses 2024.