15 Sep Kehamilan Ektopik adalah Kehamilan di Luar Rahim: Kenali Penyebab dan Gejalanya!
Tak semua wanita menjalani proses kehamilan dengan lancar. Ada sebuah kondisi yang dinamakan kehamilan ektopik. Sederhananya, kehamilan ini adalah kondisi kehamilan yang tidak normal dan terjadi di luar Rahim tempat kehamilan normal. Jika tidak segera diatasi kehamilan ini dapat berbahaya, karena menimbulkan pendarahan dan kerusakan organ dalam rongga perut. Bagaimana dapat terjadi? Apa yang menjadi penyebabnya? Gejala apa saja yang dapat diamati. Pelajari selengkapnya dalam ulasan berikut.
Apa Itu Kehamilan Ektopik?
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Normalnya, sel telur yang telah dibuahi akan bergerak menuju rahim untuk menempel dengan sendirinya. Pada kehamilan ini, hal ini tidak terjadi, sel telur justru melekat pada jaringan tubuh lain seperti tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim), rongga perut, atau serviks.
Meskipun kehamilan di luar kandungan hanya terjadi 1 dari setiap 50 kehamilan. Namun, efeknya dapat membahayakan ibu hamil yang sedang mengalaminya. Risiko seperti pendarahan, kesulitan untuk hamil di masa depan, atau masalah reproduksi lainnya serta kerusakan organ dalam rongga perut dapat terjadi akibat dampak dari kehamilan ektopik. Untuk mencegahnya terjadi, Anda perlu mengetahui apa saja penyebab terjadinya kehamilan ektopik.
Baca Juga: Belum Hamil? Yuk, Lakukan Pemeriksaan Kesuburan!
Penyebab Terjadinya Kehamilan Ektopik
Meskipun belum ditentukan secara jelas apa yang menjadi penyebab kehamilan di luar kandungan, tetapi ada berbagai faktor yang memicu di antaranya:
1. Kondisi Tuba Fallopi yang Tidak Normal
Setelah telur dibuahi, perjalanan menuju rahim harus melalui tuba falopi. Namun, jika tuba falopi mengalami kerusakan pergerakan telur bisa terhambat, yang meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Kerusakan pada tuba falopi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti peradangan setelah operasi panggul, infeksi menular seksual, atau kelainan genetik sejak lahir.
2. Kelainan Genetik
Riwayat keluarga yang pernah mengalami kehamilan ektopik dapat menyebabkan Anda mengalami kondisi ini. Risiko ini biasanya akan sulit dihindari. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter kandungan sebelum merencanakan kehamilan.
3. Kehamilan Ektopik Sebelumnya
Jika sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di kehamilan berikutnya. Sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk hamil lagi.
Baca Juga: Ciri-Ciri Hamil Muda yang Sehat
4. Perawatan Kesuburan
Melakukan perawatan kesuburan seperti IVF, mengonsumsi obat untuk merangsang ovulasi, juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan di luar kandungan. Selama proses IVF, embrio yang telah dibuahi akan ditransfer secara manual ke dalam rahim.
Pada proses ini, akan ada kemungkinan dimana embrio tidak dapat melakukan pergerakan normal menuju rahim, tapi ke tuba falopi atau area lain dalam sistem reproduksi. Hal ini merupakan resiko Tindakan IVF tetapi dapat diminimalisir dengan prosedur serta monitoring yang baik
5. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi yang menyerang organ reproduksi wanita. Infeksi yang menyerang pada tuba falopi dapat melukai lapisan tuba falopi, sehingga membuat telur sulit untuk melewatinya. Jika telur yang dibuahi berhenti dan mulai tumbuh di dalam tuba falopi, kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang parah serta mengancam jiwa ibu hamil.
6. Usia Kehamilan Ibu
Usia kehamilan juga menjadi faktor yang berkontribusi menyebabkan kehamilan ektopik. Hal ini juga telah dijabarkan dalam studi penelitian yang melihat faktor-faktor risiko kehamilan di luar kandungan pada tahun 2014. Wanita dengan usia 27 -32 tahun dan usia 33-38 tahun secara berturut-turut memiliki risiko kehamilan ektopik sebesar 3.9 kali dan 4.3 lebih tinggi dibanding wanita usia kurang dari 26 tahun. Risiko kehamilan ektopik terbesar ada pada wanita yang hamil di atas 39 tahun, risikonya bisa mencapai 9 kali lipat.
7. Kebiasan Merokok
Kebiasaan merokok yang dimiliki calon ibu dapat berdampak pada risiko peningkatan kehamilan ektopik. Walaupun sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi studi hewan telah menunjukkan bila inhalasi asap rokok dapat mengganggu fungsi tabung tuba fallopi.
Kapan Gejala Kehamilan Ektopik dapat Terlihat atau Terdeteksi?
Meskipun gejala kehamilan di luar kandungan tidak selalu terlihat jelas, tetapi secara umum Anda akan merasakan hal-hal berikut ini:
Gejala-gejala yang dapat dialami mencakup:
- Terlambat menstruasi
- Sakit perut di salah satu sisi
- Bercak atau pendarahan vagina ringan hingga berat
- Keputihan
- Rasa tidak nyaman saat buang air besar
- Nyeri parah di perut, panggul, nyeri dapat terasa menjalar ke bahu, atau leher
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter, jika Anda merasakan gejala-gejala di atas. Mendapatkan diagnosis dan perawatan dini, dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan di luar kandungan.
Baca Juga: Rahasia Kesuksesan Program Kehamilan dengan Akupunktur
Berapa Lama Kehamilan Ektopik Bisa Bertahan?
Kehamilan ektopik biasanya dapat bertahan selama beberapa minggu. Walaupun pada akhirnya, janin tidak dapat bertahan lebih lama, karena jaringan di luar rahim tidak dapat memberikan suplai dan dukungan darah yang diperlukan. Struktur yang mengandung janin biasanya akan pecah sekitar 6 sampai 16 minggu. Ketika kehamilan di luar kandungan pecah, pendarahan parah dapat terjadi, dan ini dapat mengancam jiwa wanita yang sedang hamil.
Kehamilan ektopik yang terdeteksi lebih awal penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu. Dengan begitu, dokter dapat melakukan operasi bedah untuk mengakhiri kehamilan ektopik dan menghindari risiko yang tidak diinginkan. Jika kehamilan ektopik dapat ditangani sejak dini, maka peluang untuk menghindari risiko pendarahan menjadi lebih besar.
Kehamilan ektopik adalah kondisi serius yang perlu diwaspadai oleh calon ibu. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kehamilan di luar kandungan, Anda dapat mengenali tanda-tanda awal dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Jangan lupa untuk memeriksakan kondisi kehamilan Anda secara teratur ya.
Telah direview oleh dr. Surya. S. Pratama
Source:
- Kehamilan Ektopik-Heathline
- Kehamilan Ektopik-MayoClinic
- Penyakit Radang Panggul (PID) – Lembar Fakta Dasar CDC