
05 Sep Plasenta Previa Adalah: Plasenta yang Menutupi Jalan Lahir
Plasenta previa adalah ancaman keguguran bagi ibu hamil karena plasenta menutupi jalan lahir. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan disertai dengan kontaksi. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kematian.
Plasenta previa adalah salah satu kondisi kehamilan yang dapat menimbulkan masalah serius bagi kesehatan ibu dan janin. Kondisi ini terjadi ketika plasenta (ari-ari) menempel di bagian bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Pelajari mengenai plasenta previa, gejala, penyebab, dan faktor risikonya di bawah ini.
Apa Itu Plasenta Previa?
Plasenta adalah organ penting yang terbentuk selama kehamilan pada wanita untuk menyediakan nutrisi, oksigen, dan sirkulasi darah antara ibu hamil serta janin yang sedang berkembang di dalam rahim. Selain itu, plasenta juga berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dan karbondioksida dari janin serta menghasilkan hormon-hormon yang penting untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta previa adalah suatu kondisi medis pada kehamilan di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks (leher rahim) sehingga menghalangi bayi untuk keluar melalui jalan lahir. Kondisi ini dapat terjadi ketika plasenta menempel terlalu rendah di dinding rahim, di dekat atau menutupi serviks. Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan hebat pada ibu hamil dan dapat membahayakan nyawa janin dan ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami plasenta previa perlu melakukan perawatan medis intensif dan pengawasan ketat oleh dokter kandungan.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Mual saat Hamil Muda yang Penting untuk Diketahui
Gejala Plasenta Previa
Beberapa wanita mungkin tidak mengalami gejala apa pun dan dapat terdeteksi melalui pemeriksaan rutin oleh dokter. Namun, beberapa gejala plasenta previa pada umumnya meliputi:
1. Pendarahan Vagina
Perdarahan adalah salah satu gejala utama dari kondisi ini. Pendarahan ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan, terutama setelah 28 minggu kehamilan. Pendarahan bisa berupa perdarahan ringan atau berat yang menyebabkan kehilangan banyak darah. Namun, tidak semua pendarahan pada trimester ketiga kehamilan disebabkan oleh plasenta previa. Oleh karena itu, jika Anda mengalami pendarahan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat.
2. Nyeri Panggul
Wanita hamil dengan plasenta previa mungkin merasakan nyeri panggul yang berat atau ketidaknyamanan di daerah panggul. Namun, nyeri panggul juga bisa disebabkan oleh kondisi kehamilan lainnya seperti kontraksi braxton hicks atau posisi bayi yang tidak biasa. Oleh karena itu, jika Anda mengalami nyeri panggul selama kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penyebab pasti dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan hebat hingga kelahiran prematur
3. Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim memang dapat terjadi pada wanita dengan plasenta previa. Namun, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Kontraksi rahim pada penderita plasenta previa bisa terjadi secara teratur dan tidak normal, meskipun kontraksi rahim sering kali tidak menyebabkan pendarahan. Oleh karena itu, kontraksi rahim bukanlah gejala utama kondisi ini.
Penyebab Plasenta Previa
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti. Tetapi, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
1. Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Wanita yang pernah mengalami kondisi ini pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa. Hal ini dipicu oleh adanya bekas luka atau kerusakan pada rahim yang membuat plasenta sulit menempel pada dinding rahim dengan baik.
2. Usia Ibu Hamil
Wanita yang hamil di usia lebih tua, terutama di atas 35 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Hal ini disebabkan adanya perubahan struktur dan elastisitas pembuluh darah di rahim yang terjadi seiring bertambahnya usia. Selain itu, faktor-faktor lain seperti peningkatan tekanan darah atau penyakit kronis yang lebih sering terjadi pada usia lebih tua juga dapat memengaruhi risiko plasenta previa.
3. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa. Kebiasaan merokok dapat merusak pembuluh darah dan memengaruhi aliran darah ke plasenta, sehingga meningkatkan risiko plasenta previa dan berbagai komplikasi kehamilan lainnya. Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.
Baca Juga: 8 Penyebab Benjolan di Ketiak saat Hamil dan Pengobatannya
4. Riwayat Operasi atau Keguguran
Operasi pada rahim, termasuk operasi caesar dapat meninggalkan bekas luka sehingga memengaruhi kemampuan plasenta menempel pada dinding rahim dengan baik. Selain itu, kerusakan pada jaringan rahim akibat keguguran juga dapat memengaruhi kemampuan plasenta menempel pada dinding rahim dengan baik. Itulah sebabnya, penting bagi wanita hamil untuk memberikan informasi mengenai riwayat operasi atau keguguran kepada dokter agar dapat memantau risiko terjadinya plasenta previa.
5. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda atau kembar juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Kehamilan ganda dapat menyebabkan rahim menjadi lebih besar, sehingga membutuhkan lebih banyak pembuluh darah untuk menyuplai kebutuhan janin. Kondisi tersebut dapat membuat plasenta menempel di dekat atau menutupi sebagian atau seluruh leher rahim, sehingga meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa.
Risiko Memiliki Plasenta Previa
Plasenta previa dapat menyebabkan berbagai risiko komplikasi serius, termasuk:
1. Pendarahan
Pendarahan hebat dapat terjadi karena plasenta yang menutupi bagian serviks rahim terlepas saat persalinan atau kontraksi rahim. Kondisi tersebut akan menyebabkan pendarahan dan dapat mengancam jiwa ibu serta janin jika tidak segera ditangani.
2. Anemia
Kehilangan darah saat pendarahan dapat mengurangi jumlah sel darah merah dalam tubuh sehingga memicu anemia. Anemia yang terjadi dapat menyebabkan gejala lain seperti kelelahan, sesak napas, pusing, dan pucat pada ibu hamil.
3. Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur dapat menjadi salah satu komplikasi plasenta previa karena pendarahan yang terjadi memicu timbulnya kontraksi dan persalinan prematur.
4. Gangguan Pertumbuhan Janin
Kondisi ini dapat menghambat pasokan darah dan nutrisi ke janin, sehingga meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan janin atau kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.
5. Infeksi
Infeksi menjadi salah satu komplikasi plasenta previa ketika plasenta terlepas dari dinding rahim akibat pendarahan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pembukaan jalan masuk bakteri ke dalam rahim dan menyebabkan infeksi yang serius.
Baca Juga: Kantung Kehamilan, Kapan Mulai Terlihat?
Apakah Bisa Melahirkan Normal dengan Plasenta Previa?
Ibu hamil dengan kondisi ini cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi pada persalinan, seperti pendarahan dan persalinan prematur.
Namun, dalam beberapa kasus, ibu hamil dengan kondisi ini dapat melahirkan normal asalkan plasenta previa tidak menghalangi jalan lahir dan tidak menyebabkan pendarahan.
Meski demikian, pengambilan keputusan melahirkan secara normal atau dengan operasi caesar tetap harus dilakukan oleh dokter yang merawat dan berdasarkan evaluasi kondisi ibu hamil serta janin.
Plasenta previa adalah kondisi kehamilan yang membutuhkan perhatian dan pengobatan intensif untuk mencegah komplikasi. Melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter kandungan menjadi hal penting untuk mengetahui kondisi kehamilan. Sekian ulasan tentang plasenta previa, semoga bermanfaat.
Pengobatan Plasenta Previa
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source:
- Mayo Clinic. Placenta Previa. Diakses 2024.
- WebMd. Placenta Previa. Diakses 2024.