Ketahui 8 Penyebab Keguguran Berulang dan Cara Mengatasinya

Keguguran Berulang

Ketahui 8 Penyebab Keguguran Berulang dan Cara Mengatasinya

Kehilangan kehamilan lebih dari satu kali merupakan pengalaman yang penuh emosi, merasa putus asa, dan berpotensi membingungkan. Lantas, apa penyebab keguguran berulang? Bagaimana cara pencegahannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Keguguran Berulang?

Keguguran berulang atau abortus habitualis adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami tiga atau lebih keguguran berturut-turut dan belum mencapai usia kehamilan 20 minggu. Inti tentu merupakan pengalaman yang sangat menghancurkan dan emosional bagi pasangan yang berharap memiliki anak.

Kasus keguguran berulang bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan kondisi medis ibu, masalah genetik, faktor usia, masalah struktural pada rahim atau organ reproduksi lainnya, serta faktor lingkungan. Abortus habitualis adalah kondisi kompleks dan dapat sangat menantang secara emosional, fisik, dan psikologis bagi pasangan yang terdampak.

Oleh karena itu, penting mencari dukungan medis dan konseling psikologis untuk membantu mengatasi keguguran berulang dan mencari solusi sesuai dengan penyebabnya.

Penyebab Keguguran Berulang

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab keguguran berulang, di antaranya:

1. Gangguan Pembekuan Darah

Gangguan pembekuan darah seperti sindrom antifosfolipid (APS) atau faktor V Leiden adalah kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko keguguran berulang. Dalam APS, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang mengganggu koagulasi darah normal, yang berarti darah lebih cenderung membentuk bekuan.

Ketika pembekuan ini terbentuk di dalam rahim atau plasenta, mereka dapat mengganggu aliran darah ke janin dan plasenta, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan keguguran. Faktor V Leiden adalah kelainan genetik yang membuat darah lebih mudah membentuk bekuan juga meningkatkan risiko keguguran, terutama pada trimester pertama kehamilan.

2. Antibodi Tiroid

Antibodi tiroid merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang dapat menyerang dan merusak kelenjar tiroid. Kondisi ini seringkali disebut sebagai gangguan autoimun tiroid. Ketika sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang menargetkan tiroid, ini dapat mengganggu fungsi normal kelenjar tiroid dan mengakibatkan gangguan hormon.

Terlepas dari fakta bahwa hormon tiroid yang tidak normal dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mendukung kehamilan yang sehat, hal ini juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Antibodi seperti anti-TPO (antibodi peroksidase tiroid) dan anti-Tg (antibodi tiroglobulin) sering diukur dalam pengujian darah untuk menilai apakah gangguan autoimun tiroid berperan dalam keguguran berulang pada seorang wanita hamil.

3. Lemahnya Serviks

Penyebab keguguran berulang selanjutnya adalah lemahnya serviks atau insufisiensi serviks. Pada kondisi ini, serviks (leher rahim) tidak mampu mempertahankan berat janin dan membuka lebih awal dari yang seharusnya, terutama pada trimester kedua kehamilan. Ini dapat mengakibatkan keguguran atau kelahiran prematur.

Lemahnya serviks bisa menjadi masalah bawaan atau hasil dari cedera atau pembedahan sebelumnya pada serviks. Dokter dapat memantau kondisi ini selama kehamilan dan mungkin merekomendasikan tindakan seperti pemasangan cerclage (penutupan serviks) untuk mendukung serviks dan mencegah pembukaan yang tidak diinginkan.

4. Jumlah Kromosom tidak Normal

Salah satu penyebab paling umum keguguran berulang adalah embrio yang memiliki jumlah kromosom yang tidak normal. Ibu bisa mengalaminya karena mutasi genetik spontan yang menghasilkan embrio dengan kelainan kromosom. Ketika embrio tidak memiliki jumlah kromosom yang tepat, perkembangan janin tidak bisa berlangsung normal, dan keguguran pun bisa terjadi.

Kejadian ini seringkali merupakan bentuk perlindungan alamiah tubuh terhadap kelainan genetik yang parah. Keguguran akibat kelainan kromosom ini biasanya terjadi pada awal kehamilan dan seringkali merupakan peristiwa yang tidak bisa dicegah.

Keguguran Berulang

Konsumsi suplemen asam folat membantu mencegah kelainan tabung saraf pada janin.

5. Masalah Tiroid

Kelenjar tiroid yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. Hipertiroidisme, yaitu kondisi ketika tiroid terlalu aktif, dan hipotiroidisme, ketika tiroid kurang aktif, keduanya dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan kehamilan yang sehat.

Hipertiroidisme dapat meningkatkan risiko keguguran dengan mengganggu fungsi plasenta dan mengganggu keseimbangan hormon yang diperlukan untuk mendukung kehamilan. Di sisi lain, hipotiroidisme dapat menyebabkan permasalahan dengan perkembangan embrio dan pertumbuhan janin. Pemeriksaan tiroid yang teratur selama kehamilan penting untuk mendeteksi masalah tiroid dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengelolanya.

6. Masalah Rahim

Masalah struktural dalam rahim juga dapat menjadi penyebab keguguran berulang. Salah satu kondisi yang seringkali dikaitkan dengan keguguran berulang adalah septum rahim, yaitu sebuah sekat di dalam rahim yang bisa mengganggu implantasi embrio atau pertumbuhan janin dengan benar. Polip atau fibroid di dalam rahim juga dapat menjadi penghalang fisik bagi perkembangan kehamilan yang sehat.

Kondisi ini dapat mengakibatkan keguguran berulang pada trimester awal atau masalah komplikasi pada kehamilan yang lebih lanjut. Dokter kandungan dapat melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan mungkin merekomendasikan tindakan bedah untuk mengatasi masalah struktural tersebut jika diperlukan. Pemahaman akan masalah rahim ini penting untuk menentukan langkah-langkah perawatan yang tepat dan meningkatkan peluang kehamilan yang berhasil.

7. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah kondisi hormonal yang dapat memengaruhi fungsi ovarium dan siklus menstruasi. Salah satu karakteristik utama PCOS adalah produksi hormon androgen yang berlebihan, yang dapat menghambat ovulasi atau pelepasan telur secara teratur.

Kegagalan ovulasi ini dapat membuat kehamilan menjadi sulit terjadi dan meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, PCOS juga sering dikaitkan dengan resistensi insulin, yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kualitas telur yang matang.

8. Hamil di Usia Lebih dari 40 Tahun

Keguguran berulang cenderung menjadi lebih umum terjadi pada usia ibu hamil lebih dari 40 tahun. Sebab, seiring bertambah usia sel telur memiliki risiko mengalami mutasi genetik yang lebih tinggi dan menyebabkan kegagalan perkembangan janin. Selain itu, faktor lain seperti penurunan kualitas sel telur, masalah hormonal, dan peningkatan risiko penyakit kronis dapat berperan menyebabkan keguguran berulang.

Meskipun kehamilan pada usia 40-an dan seterusnya mungkin memerlukan perhatian ekstra, banyak wanita melahirkan bayi yang sehat dalam usia tersebut dengan perawatan prenatal yang baik dan pemantauan medis yang tepat.

Cara Mengatasi Keguguran Berulang

Jika Anda mengalami kondisi ini, jangan berkecil hati. Sebab, tetap bisa menjalani kehamilan. Ada beberapa cara mengatasi keguguran berulang yang bisa Anda lakukan, seperti:

1. Konsultasikan dengan Dokter Kandungan

Langkah pertama yang paling penting adalah berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda. Mereka akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mencari penyebab potensial keguguran berulang. Diagnosis yang akurat adalah kunci untuk menentukan perawatan yang sesuai. Dokter mungkin akan meresepkan penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

2. Pengelolaan Kondisi Kesehatan

Jika penyebab keguguran berulang adalah kondisi medis seperti sindrom antifosfolipid, berat badan berlebih (obesitas), gangguan tiroid, atau diabetes, perawatan yang tepat untuk mengelola kondisi tersebut akan diresepkan.

3. Suplemen Asam Folat

Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan suplemen asam folat untuk membantu mencegah kelainan tabung saraf pada janin.

4. Manajemen Stres

Keguguran berulang dapat sangat menekan secara emosional. Terlibat dalam konseling atau dukungan psikologis dapat membantu Anda mengatasi stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin muncul sebagai akibat dari pengalaman keguguran.

Gaya hidup sehat juga berperan penting dalam mencegah kondisi ini. Sebaiknya mulai konsumsi makanan sehat, tidur dan minum yang cukup, serta hindari kebiasaan merokok. Bila Anda mengalami keguguran berulang, segera konsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Telah direview oleh Dr Sony Prabowo, MARS

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 23 Januari, 2024
Dipublisikan 23 Januari, 2024