10 Langkah Pencegahan Endometriosis pada Wanita

Cara Mencegah dan Mengobati Endometriosis

10 Langkah Pencegahan Endometriosis pada Wanita

Pencegahan penyakit endometriosis dapat dilakukan dengan memiliki gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres. Endometriosis yang tidak diobati dapat memengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Informasi lebih lengkapnya, simak artikel berikut.

Apa Itu Endometriosis?

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri panggul atau perut bagian bawah yang dapat muncul sebelum atau selama menstruasi, kram menstruasi yang lebih kuat atau lebih lama dari biasanya, dan kesakitan saat berhubungan seks.

Selain itu, Endometriosis pada wanita juga bisa menyebabkan perdarahan yang berat atau tidak teratur, nyeri saat buang air kecil atau buang air besar, mual, muntah, atau diare, hingga susah hamil. Gejala pada setiap wanita bisa berbeda tergantung pada kondisi kesehatan tubuh.

Endometriosis sering kali tidak terdiagnosis atau diabaikan karena gejalanya mirip dengan masalah menstruasi biasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pencegahan penyakit ini terutama bila Anda menyadari adanya gejala yang mencurigakan dan segera berkonsultasi dengan dokter.

Mengenali gejala endometriosis adalah langkah pertama yang penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengelolaan yang tepat guna mengurangi efek samping yang lebih serius.

Baca Juga: Mengenal Penyebab Endometriosis pada Wanita

Cara Mencegah Endometriosis

Sampai saat ini belum ada cara yang pasti untuk mencegah endometriosis. Namun, ada beberapa langkah pencegahan penyakit endometriosis yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya, seperti:

1. Mengonsumsi Makanan Sehat

Pencegahan penyakit endometriosis yang pertama, dengan menerapkan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan dapat membantu mencegah terjadinya endometriosis dengan mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan tubuh.

Selain itu, makanan yang kaya serat juga dapat membantu menjaga berat badan tubuh agar tetap ideal karena kelebihan berat badan atau obesitas salah satu faktor risiko terjadinya endometriosis. Sebab, kelebihan berat badan atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya endometriosis.

2. Olahraga Secara Teratur

Berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah terjadinya endometriosis dengan mengurangi risiko obesitas dan mengatur hormon dalam tubuh. Selain itu, rutin berolahraga juga dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi peradangan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu mencegah terjadinya endometriosis.

3. Mengurangi Konsumsi Alkohol

Mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu mencegah terjadinya endometriosis karena mengurangi peradangan dan meminimalkan dampak buruk dari alkohol pada tubuh. Sebab, alkohol dapat meningkatkan produksi estrogen, sehingga dapat memperburuk gejala endometriosis. Selain itu, mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

4. Mengurangi Konsumsi Kafein

Cara mencegah endometriosis selanjutnya bisa dengan mengurangi konsumsi kafein. Zat ini dapat meningkatkan produksi hormon estrogen sehingga memperburuk gejala endometriosis. Selain itu, mengganti minuman mengandung kafein dengan air putih atau minuman lain yang lebih sehat juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh ibu hamil.

5. Mengelola Stres

Stres dapat meningkatkan hormon produksi kortisol yang memengaruhi siklus menstruasi dan meningkatkan risiko terjadinya endometriosis. Mengelola stres dapat membantu mencegah terjadinya endometriosis dengan mengatur hormon dalam tubuh dan mengurangi peradangan. Beberapa cara mengelola stres yang dapat Anda lakukan, seperti meditasi atau yoga.

Baca Juga: Apakah Kista Pengaruhi Kesuburan Wanita?

6. Mengurangi Konsumsi Daging Merah

Konsumsi daging merah dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh yang dapat memicu pertumbuhan sel-sel endometrium di luar rahim. Selain itu, daging merah juga dapat meningkatkan risiko inflamasi dalam tubuh yang dapat memperburuk gejala endometriosis.

Mengurangi konsumsi daging merah dapat membantu mencegah terjadinya endometriosis dengan menjaga kadar hormon dalam tubuh dan mengurangi risiko inflamasi.

7. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Berusaha menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko endometriosis. Berlebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko endometriosis. Anda dapat memerhatikan pilihan jenis makanan yang sehat. Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, tinggi serat, dan banyak buah serta sayuran. Hindari makanan olahan, terutama yang mengandung banyak gula dan lemak trans.

8. Minum Suplemen

Selanjutnya pencegahan penyakit endometriosis adalah dengan konsumsi suplemen. Beberapa studi menunjukkan bahwa asupan suplemen tertentu, seperti asam lemak omega-3 dan vitamin D, dapat membantu mengurangi risiko endometriosis. Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen.

9. Batasi Paparan Zat Berbahaya

Paparan zat kimia berbahaya, seperti polutan udara dan bahan kimia toksik, dapat berkontribusi pada risiko endometriosis. Usahakan untuk mengurangi paparan terhadap zat-zat ini sebisa mungkin. Ini termasuk penggunaan produk yang aman dan lingkungan yang sehat.

10. Konsultasi dengan Dokter

Jika Anda memiliki gejala yang mencurigakan seperti nyeri panggul yang parah atau haid yang tidak teratur, atau jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan endometriosis, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Dokter dapat membantu mendiagnosis kondisi ini lebih awal dan merencanakan pengelolaan yang sesuai.

Baca Juga: Kenali Penyebab Infertilitas pada Wanita

Apakah Endometriosis Berpengaruh Terhadap Kesuburan?

Tidak semua wanita dengan endometriosis tidak subur atau kesulitan untuk hamil. Namun, endometriosis dapat memengaruhi kesuburan, karena menyebabkan:

1. Pembentukan Jaringan Parut

Jaringan parut merupakan jaringan yang terbentuk dalam proses penyembuhan Jaringan parut yang terbentuk dapat menyumbat saluran tuba dan membuat sel telur dan sperma sulit bertemu.

2. Peradangan dan Tekanan

Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat menyebabkan peradangan dan tekanan pada organ panggul. Kondisi tersebut dapat memicu kerusakan pada ovarium dan saluran tuba.

3. Gangguan Hormon

Endometriosis juga dapat memengaruhi kadar hormon reproduksi dalam tubuh seperti estrogen dan progesteron. Akibatnya, kualitas sel telur yang dihasilkan memburuk dan dapat memengaruhi perkembangan sel telur pada dinding rahim.

4. Operasi Bedah Endometriosis

Operasi bedah endometriosis dapat memengaruhi kesuburan wanita tergantung pada seberapa parah kondisinya. Jika endometriosis tergolong parah sehingga memengaruhi organ panggul atau saluran tuba, maka operasi ini dilakukan untuk membantu mengembalikan fungsi normal organ reproduksi.

Namun, tindakan ini dapat meningkatkan risiko pembentukan jaringan parut atau kerusakan permanen pada organ reproduksi, sehingga memengaruhi kesuburan dan kemampuan untuk hamil.

Penting untuk diketahui, beberapa wanita tetap dapat hamil dengan cara alami, sementara yang lain mungkin memerlukan bantuan teknologi reproduksi, seperti bayi tabung. Oleh karena itu, penting bagi wanita yang ingin hamil dan memiliki riwayat penyakit endometriosis untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau dokter spesialis endometriosis.

Itulah berbagai cara mencegah endometriosis yang dapat Anda lakukan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan saran dan rekomendasi yang tepat dan aman. Sekian ulasan kali ini, semoga bermanfaat.

Jika Anda ingin berkonsultasi seputar program kehamilan, masalah kesuburan hingga bayi tabung, kunjungi Ciputra IVF terdekat. Di klinik Ciputra IVF, tersedia berbagai layanan yang bisa membantu pasangan untuk segera mendapatkan momongan. Cek jadwal dokter dan layanan Ciputra IVF untuk program hamil Anda!

Telah direview oleh dr. Josephine Grace S.

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 14 Maret, 2024
Dipublisikan 5 September, 2023