Pembuahan pada Sistem Reproduksi

Pembuahan pada sistem reproduksi

Pembuahan pada Sistem Reproduksi

Berbicara seputar reproduksi wanita memang tidak ada habisnya. Siklus reproduksi memainkan peran penting dalam kesuburan. Setiap orang memiliki kehamilan yang berbeda-beda. Ada yang mendapatkan kehamilan secara alami dengan mudah. Sementara yang lain mungkin perlu berjuang untuk dapat hamil. Lantas, bagaimana proses pembuahan pada sistem reproduksi dapat terjadi? Ketahuilah seputar proses pembuahan pada sistem reproduksi wanita dan pria dalam ulasan berikut!

Kehamilan adalah sebuah proses. Hamil dapat terjadi secara alami atau dengan cara fertilisasi in vitro (IVF) yang membutuhkan serangkaian proses untuk menghasilkan kehamilan yang sukses. Lantas, bagaimana proses kehamilan dan apa yang terlibat pada setiap tahap saat Anda mencoba hamil. Adapun 4 langkah proses fertilisasi yang harus Anda lakukan untuk hamil.

Baca Juga: Sistem Reproduksi Wanita

Sperma Perlu Mencapai Saluran Tuba

Langkah pertama, sperma perlu mencapai saluran tuba. Setelah sperma dilepaskan, mereka harus melewati leher rahim dan rahim. Lalu, sperma akan mencari dan membuahi sel telur yang matang. Sperma dapat hidup selama 6 hari. Sayangnya, masalah dengan sel sperma atau kondisi di dalam rahim dapat berpengaruh terhadap kemampuan sperma untuk mencapai sel telur tepat waktu.

Setelah ejakulasi, sperma akan membentuk gel yang melindunginya dari lingkungan asam vagina. Enzim dari kelenjar prostat akan mencairkan gel dalam waktu 20-30 menit. Pencairan ini berguna untuk membebaskan sperma sehingga pengiriman sperma dapat terjadi.

Sperma yang dilindungi dengan motilitas terbesar bergerak melalui lapisan lendir serviks yang menjaga pintu masuk ke rahim. Ketika ovulasi, lapisan lendir ini akan menjadi lebih tipis dan mengubah keasamannya menciptakan lingkungan yang lebih “ramah” bagi sperma. Lendir serviks bertindak sebagai “wadah atau tempat” untuk kelangsungan hidup sperma yang lebih lama. Serviks sendiri merupakan susunan sempit di bagian bawah rahim dan berperan menghubungkan rahim dengan vagina. Serviks yang merupakan organ reproduksi wanita memiliki beberapa fungsi di antaranya:

  • Produksi lendir: Serviks menghasilkan lendir serviks yang menghentikan sperma memasuki rahim saat seseorang tidak subur atau hamil.
  • Melindungi dari bakteri
  • Membiarkan cairan mengalir: Bagian bawah serviks terdapat lubang kecil yang memungkinkan cairan, seperti darah menstuasi melewatinya.

Setelah sperma memasuki rahim, kontraksi mendorong sperma menuju saluran tuba. Sperma pertama belum tentu dapat membuahi sel telur. Sperma motil (yang aktif bergerak) dapat bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita hingga 5 hari.

Ovulasi

Langkah kedua, ovulasi adalah tahap pada siklus menstruasi di mana ovarium melepaskan sel telur matang yang akan dibuahi oleh sel sperma sehat. Sel telur akan bergerak dari ovarium ke tuba falopi. Meskipun sperma dapat hidup hingga 6 hari, sel telur yang matang hanya tersisa di tuba fallopi selama sekitar 24 jam. Sel telur menunggu datangnya sel sperma untuk terjadinya pembuahan.

Saluran tuba falopi sendiri merupakan saluran panjang yang menghubungkan indung telur dan rahim. Saluran ini berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur ke arah rahim. Tuba falopi terdiri dari beberapa bagian meliputi:

  • Infundibulum: lubang berbentuk corong di dekat ovarium
  • Fimbriae: proyeksi seperti jari yang mengelilingi pembukaan
  • Silia: struktur seperti rambut di dalam tuba falopi

Ketika ovarium melepaskan sel telur, cairan dan fimbriae mendorongnya menuju pembukaaan tuba falopi. Ketika masuk, silia akan menggerakan sel telur menuju rahim. Perjalanan sel telur menuju rahim, memakan waktu sekitar 7 hari. Melacak siklus menstruasi dapat membantu Anda mengetahui kapan masa subur terjadi sehingga siap untuk pembuahan. Pengiriman sel telur dimulai saat ovulasi dan berakhir setelah sel telur mencapai rahim.

Setelah ovulasi, ujung tuba falopi yang menyerupai jari akan menyapu ovarium. Kemudian, telur akan bergerak ke dalam tabung falopi membutuhkan waktu sekitar 30 jam. Jika wanita memiliki infeksi panggul dan menderita endometriosis dapat mengganggu fungsi tuba falopi.

Pembuahan pada sistem reproduksi

Infertilitas sekunder: seorang wanita memiliki setidaknya 1 kehamilan yang sukses di masa lalu.

Pemupukan

Langkah ketiga, pembuahan terjadi saat sperma berhasil bertemu dengan sel telur di tuba falopi. Sel telur yang dibuahi akan membelah menjadi sel-sel embrionik yang harus keluar dari tuba falopi dan masuk ke dalam rahim.

Implantasi

Tahap keempat sel telur yang dibuahi harus ditanamkan pada lapisan rahim. Proses implantasi yang berhasil bila sel telur yang telah dibuahi berhasil ditanamkan ke dalam lapisan rahim. Jika tidak terjadi, rahim akan melepaskan lapisanya yang kita kenal dengan menstruasi.

Jika Anda berencana hamil pastikan kondisi organ reproduksi kita sehat. Ada banyak kemungkinan yang memengaruhi proses pembuahan, apalagi bila Anda belum bisa hamil setelah satu tahun menikah. Infertilitas primer terjadi pada seorang wanita yang tidak pernah bisa hamil.

Lain halnya dengan infertilitas sekunder, seorang wanita yang memiliki setidaknya satu kehamilan yang sukses di masa lalu. Penyebab infertilitas wanita disebabkan oleh berbagai faktor yang menganggu proses biologis, seperti ovulasi, pembuahan, dan implantasi. Contoh kondisi medis yang memengaruhi pembuahan pada sistem reproduksi wanita:

  • Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau ketidakseimbangan hormon.
  • Penyakit radang panggul
  • Endometriosis
  • Fibroid rahim
  • Kegagalan ovarium prematur
  • Jaringan parut dari operasi sebelumnya

Baca Juga: Apakah Kista Pengaruhi Kesuburan Wanita?

Infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita saja. Melainkan pria juga bisa tidak subur. Faktanya, keduanya bisa sama-sama memiliki masalah kesuburan. Bahkan kombinasi infertilitas keduanya dapat mengganggu pembuahan Penyebab infertilitas pria secara umum meliputi:

  • Produksi sperma yang kurang efektif
  • Jumlah sperma rendah
  • Bentuk sperma
  • Pergerakan sperma kurang gesit berpengaruh pada pengiriman sperma

Sel Sperma dihasilkan oleh testis. Testis bentuknya oval seukuran biji zaitun terletak di dalam skrotum. Kebanyakan pria memiliki sepasang atau dua testis untuk membuat testosteron, hormon seks laki-laki utama dan produksi sperma. Terdapat massa tabung melingkar di dalam testis atau biasa disebut tabulus seminiferus. Tabulus inilah yang bertanggung jawab untuk memproduksi sperma (spermatogenesis)

Fertilisasi atau pembuahan pada sistem reproduksi wanita dan pria memainkan peran yang sama pentingnya. Jika Anda khawatir akan kemampuan Anda untuk hamil atau memiliki pertanyaan seputar infertilitas jangan ragu konsultasikan dengan dokter untuk mendiskusikan pilihan Anda. Dokter akan menilai dan merencanakan program kehamilan bila diperlukan.

Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto, MARS

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 23 November, 2023
Dipublisikan 4 September, 2023