5 Ciri-Ciri Wanita Subur untuk Tingkatkan Kehamilan

5 Ciri-Ciri Ovulasi pada Wanita Subur untuk Tingkatkan Kehamilan

5 Ciri-Ciri Wanita Subur untuk Tingkatkan Kehamilan

Ketika Anda merencanakan kehamilan penting untuk mengetahui masa subur agar memiliki peluang tinggi kehamilan. Teruslah membaca untuk mengenali ciri-ciri masa subur wanita dan gejala khas ovulasi. Selengkapnya dalam ulasan berikut!

Sekilas Seputar Ovulasi

Ovulasi merupakan proses fisiologi yang terjadi pada wanita setiap bulan. Umumnya, seseorang dapat hamil saat melewati fase ovulasi. Wanita akan lebih subur saat ovulasi. Proses ovulasi didorong oleh hormon reproduksi.

Sebelum ovulasi, kadar hormon luteinzing (LH) Anda meningkat. Peristiwa ini dikenal sebagai peningkatan LH. Lonjakan LH menyebabkan folikel membengkak dan pecah. Akibatnya, sel telur kemudian bergerak melalui tuba falopi. Selain itu, kadar hormon perangsang folikel (FSH) juga meningkat selama ovulasi.

Ovulasi biasa terjadi sekitar 2 minggu sebelum menstruasi terjadi atau di tengah siklus menstruasi wanita. Namun, dapat juga terjadi lebih dari sebulan sekali atau tidak sama sekali. Untuk mengetahui perkiraan masa subur Anda dapat menggunakan kalkulator masa subur wanita berikut.  Pasangan sehat yang tidak menggunakan kontrasepsi biasanya memiliki sekitar 25-30% kemungkinan hamil. 

Baca Juga: Masa Subur Pria: Mengenal Ciri-Ciri dan Cara Meningkatkannya

Berbagai Gejala Ovulasi

Beberapa orang mengaitkan ciri-ciri masa subur dengan beberapa perubahan fisik wanita, seperti payudara lebih kenyal, perut kembung, hingga peningkatan suhu tubuh basal. Sayangnya tidak semua orang mengalami perubahan itu. Adapun ciri-ciri wanita subur yang dapat Anda ketahui meliputi:

1. Perubahan Warna dan Konsistensi Lendir Serviks

Lendir serviks (mulut rahim) merupakan lendir yang dihasilkan oleh serviks untuk membantu sperma melintasi serviks menuju rahim. Ketika memeriksa pakaian dalam, Anda akan menemui perubahan pada cairan serviks mendekati waktu ovulasi atau saat sedang ovulasi.

Jenis cairan serviks yang keluar tidak semua terlihat sama persis pada setiap wanita. Ovulasi terjadi saat seseorang mendapati cairan basah paling banyak.

Cairan serviks akan lebih licin dan volumenya meningkat. Selain konsistensi lendir yang dihasilkan menjadi lebih tipis, teksturnya melar, dan warnanya jernih. Warna lendir serviks menyerupai putih telur yang masih mentah.

Anda akan merasakan keputihan yang lebih banyak daripada biasanya menjelang ovulasi. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan volume lendir serviks yang muncul. Lendir serviks membantu menjaga sperma tetap hidup sekitar 3-5 hari selama masa subur. Tak heran kondisi ini meningkatkan peluang Anda untuk hamil dan membantu melancarkan proses hubungan seksual.

Baca Juga: Masa Subur Wanita (Fertility)

2. Perubahan Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh merupakan suhu tubuh yang dicapai seseorang sebelum melakukan aktivitas. Anda dapat mengukur suhu basal tubuh saat bangun tidur di pagi hari. Lakukan pengecekan suhu sebelum bangun dan bergerak untuk memprediksi kapan ovulasi akan terjadi. Konsistensi suhu basal tubuh Anda akan naik turun.

Awalnya akan mengalami sedikit penurunan suhu. Kemudian, diikuti dengan peningkatan tajam setelah ovulasi. Peningkatan suhu menjadi tanda bahwa ovulasi baru saja terjadi. Ketika masa ovulasi, suhu basal tubuh akan naik sekitar 1° F atau kurang dari suhu tubuh biasanya. Kondisi tersebut menunjukkan tubuh sudah melakukan ovulasi dalam 24 jam terakhir. Melacak perubahan suhu basal tubuh selama ovulasi dari hari ke hari dapat Anda coba. Meskipun metode ini tidak mudah.

3. Perubahan Serviks Selama Ovulasi

Tahukah Anda? Serviks Anda tidak akan selalu berada di posisi yang sama. Terkadang mereka akan rendah dan mudah dijangkau. Sementara di lain waktu posisinya lebih tinggi sehingga ujung jari pun tidak dapat mencapainya.

Serviks banyak mengalami perubahan selama wanita ovulasi. Leher rahim akan mengubah posisi bergerak lebih tinggi ke atas. Namun, sebaliknya setelah ovulasi terjadi dan waktu subur wanita telah berlalu serviks akan turun lebih rendah dan mudah dijangkau.

Selain posisi, tekstur serviks juga akan berubah. Serviks menjadi lebih lembut, basah, dan sedikit terbuka saat waktu subur. Berkat konsistensi lendir serviks yang meningkat menciptakan lingkungan yang ideal untuk melakukan hubungan seksual. Memungkinkan masuknya sperma ke dalam rahim.

4. Payudara Nyeri atau Sakit

Sejumlah hormon memicu ovulasi. Hormon estrogen dan pelutein akan lebih tinggi. Perubahan hormon memicu jaringan payudara atau puting menjadi nyeri. Jenis rasa sakit ini juga kerap wanita alami bertepatan dengan siklus menstruasi setiap bulan.

Meskipun rasa sakitnya dapat bervariasi. Nyeri atau sakit pada payudara dapat menjadi penanda ovulasi tetapi tidak dapat menunjukkan secara spesifik kapan Anda mengalami ovulasi. Sebagai contoh, beberapa wanita merasakan sakit pada payudara sebelum ovulasi. Sementara yang lainnya mendapatkan setelah ovulasi.

5. Hasrat Seksual Meningkat

Pernah menyadari hasrat seksual Anda tiba-tiba meningkat?! Anda akan mengalami gairah seksual yang meningkat mendekati masa ovulasi dan penurunan hasrat seksual setelah ovulasi berlalu. Penelitian menyebutkan, peningkatan hasrat seksual berlangsung selama 6 hari dan bertepatan dengan produksi hormon luteinzing (LH).

Bahkan hasrat seksual seorang wanita mulai meningkat sebelum puncak kadar LH-nya. Pada waktu ini peluang Anda untuk hamil lebih tinggi. Mengetahui ciri-ciri yang berkaitan dengan waktu ovulasi membantu Anda mencoba untuk hamil.

Baca juga: Cara Meningkatkan Kesuburan Wanita

Jika Anda sudah menikah dan melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum juga menghasilkan anak, bicarakan masalah kesuburan dengan dokter berpengalaman untuk mempertimbangkan bayi di masa depan dan kesehatan reproduksi Anda.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 9 Juli, 2024
Dipublisikan 8 Juni, 2023