
28 Nov Mengenal Kista Ovarium, dari Gejala hingga Pengobatannya
Ciri-ciri kista ovarium adalah munculnya kantung berisi cairan akibat adanya masalah pada folikel di ovarium. Jika kondisi tersebut tidak segera tertangani secara medis. Maka dapat menyebabkan komplikasi. Simak tanda mengidap kista ovarium lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Kista Ovarium?
Kista ovarium atau ovarian cysts adalah kondisi munculnya kantung berisi cairan pada ovarium atau indung telur. Kondisi ini biasanya muncul saat masa subur atau saat mengalami menstruasi.
Umumnya, penyakit ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa tindakan medis. Ovarian cysts bisa berbahaya jika kantung yang berisi cairan pecah atau kantung membesar sehingga mengganggu suplai darah ke ovarium.
Selain itu, ovarian cysts yang telah parah dan tidak diobati sejak dini bisa menimbulkan penyakit lain seperti kanker. Oleh karena itu, rutin melakukan pemeriksaan organ reproduksi bermanfaat untuk menjaga kesehatan Anda.
Baca Juga: Apakah Kista Pengaruhi Kesuburan Wanita?
Penyebab Kista Ovarium
Penyebab kista ovarium umumnya karena siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi tersebut tergolong normal dan jarang menjadi parah.
Selain itu, pertumbuhan sel yang tidak normal juga menjadi penyebab kondisi ini. Pertumbuhan sel yang tidak normal dapat menyebabkan ovarian cysts bersifat jinak hingga ganas.
Terdapat beberapa risiko seorang wanita bisa mengalami ovarian cysts, antara lain:
- Mengalami Kelainan Hormonal. Kelainan pada hormonal dapat terjadi akibat mengonsumsi obat kesuburan seperti clomiphene. Oleh karena itu, selalu tanyakan ke dokter tentang obat yang Anda konsumsi.
- Menderita Penyakit Endometriosis. Penyakit endometriosis dapat menyebabkan sel-sel endometrium tumbuh di luar rahim.
- Mengalami Infeksi Panggul. Infeksi panggul parah yang tidak segera tertangani bisa menyebar ke ovarium dan menyebabkan kista ovarium.
- Memiliki Riwayat Penyakit Kista Ovarium. Riwayat pernah mengalami kista ovarium akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lagi kista ovarium.
Jenis Kista Ovarium pada Wanita
Kista ovarium memiliki beberapa jenis yang berbeda. Tanda kista ovarium dapat Anda ketahui melalui gejala-gejala berdasarkan jenisnya sebagai berikut.
1. Kista Folikel
Selama masa menstruasi, sel telur akan tumbuh dalam kantung yang disebut folikel. Normalnya, kantung yang berisi sel telur ini akan pecah.
Namun, jika kantung tersebut tidak pecah, maka cairan di dalam folikel akan membentuk ovarian cysts.
2. Kista Korpus Luteum
Folikel atau kantung tempat sel telur tumbuh akan larut saat telur terlepas. Namun, jika folikel tidak larut setelah melepaskan telur, pembukaan folikel akan menutup.
Akibatnya, terjadi penumpukan cairan di dalam folikel dan menyebabkan kista korpus luteum. Kista folikel dan kista korpus luteum termasuk dalam kista fungsional yang umum terjadi dan jarang berbahaya.
Penyakit kista pada wanita ini muncul akibat gangguan pada folikel di ovarium dan biasanya hilang sendiri dalam 2-3 siklus menstruasi.
3. Kista Dermoid
Kista dermoid memiliki ciri munculnya kantung pada ovarium yang berisi rambut, lemak, dan jaringan lainnya. Penyakit ini biasanya tidak bersifat ganas.
Kista dermoid bisa tumbuh besar jika tidak segera di tangani. Akibatnya, posisi ovarium dapat berpindah dari kondisi normalnya.
Hal ini menyebabkan aliran darah ke ovarium berhenti.
4. Cystadenoma
Letak kista Cystadenoma di permukaan luar ovarium. Kista yang muncul akan berisi cairan atau lendir.
Kista cystadenoma yang tumbuh besar dapat menyebabkan ovarium berpindah posisi dari lokasi normalnya. Akibatnya, aliran darah ke ovarium akan terhenti dan menyebabkan rasa nyeri.
5. Endometrioma
Endometrioma adalah jaringan yang dapat tumbuh di bagian dalam serta luar rahim dan menempel pada ovarium. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ovarian cysts.
6. Kista Fungsional
Kista fungsional adalah kista ovarium yang muncul akibat proses ovulasi dan umumnya tidak berbahaya. Jenis ini terbagi dua, yaitu kista folikel yang terjadi saat sel telur tidak keluar, dan kista korpus luteum yang terbentuk setelah ovulasi.
Kista ini menandakan ovarium bekerja normal. Biasanya mengecil sendiri dalam 1–2 bulan tanpa pengobatan.
Meski begitu, tetap perlu dipantau agar tidak menimbulkan komplikasi.
Baca Juga: Kenali Penyakit Kista dan Pengobatannya
Gejala Umum Kista Ovarium
Umumnya, ovarian cysts yang ukurannya masih kecil tidak akan menimbulkan gejala apapun. Gejala kista di rahim akan mulai tampak saat kista memiliki ukuran yang besar.
Kista yang sudah membesar termasuk dalam kondisi yang serius. Selain itu, gejala kista ovarium yang lain dapat dilihat dari kondisi berikut.
- Sering buang air kecil.
- Mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual.
- Mengalami nyeri panggul secara tiba-tiba.
- Mengalami perut kembung.
- Mudah merasa kenyang sekalipun hanya makan sedikit.
- Mengalami siklus menstruasi yang tidak normal.
- Merasa nyeri pada perut bagian bawah atau di sisi tempat kista muncul.
- Mengalami pembengkakan di area munculnya kista.
- Merasa mual dan muntah.
- Kesakitan saat buang air besar.
- Mengalami demam.
Cara Deteksi Kista Ovarium
Untuk memastikan apakah benjolan di ovarium adalah kista dan menentukan jenisnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Diagnosa kista ovarium ini penting agar penanganan yang diberikan bisa sesuai dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut adalah beberapa metode diagnosis kista ovarium:
1. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG menjadi langkah utama yang digunakan dokter untuk mendiagnosis kista ovarium. USG akan membantu dokter untuk melihat ukuran, lokasi, bentuk, dan tekstur dari ovarian cysts.
2. Biopsi
Biopsi dilakukan dengan langkah mengambil sampel jaringan ovarium. Selanjutnya, jaringan yang diambil akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan apakah ovarian cysts bersifat jinak atau ganas.
3. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi kadar protein CA-125 dalam darah. Sebab, meningkatnya kadar protein CA-125 bisa menjadi pertanda seseorang mengidap kista indung telur.
Cara Mengatasi Kista pada Ovarium
Setelah ditemukan, penanganan kista ovarium yang dilakukan bisa berbeda-beda tergantung ukuran, jenis, dan apakah menimbulkan gejala atau tidak. Tidak semua kista langsung perlu diobati banyak yang bisa hilang sendiri.
Berikut ini beberapa cara menyembuhkan kista ovarium:
1. Pemantauan Terlebih Dahulu (Watchful Waiting)
Jika kistanya kecil dan tidak menimbulkan gejala, dokter biasanya menyarankan untuk menunggu sambil dipantau. Anda tidak langsung diberi pengobatan, tetapi akan dijadwalkan pemeriksaan ulang seperti USG dalam beberapa minggu atau bulan ke depan untuk melihat apakah kistanya mengecil atau hilang.
Bagi wanita yang sudah menopause, dokter bisa menyarankan pemeriksaan USG dan tes darah setiap 4 bulan selama satu tahun. Hal ini karena setelah menopause, risiko kanker ovarium sedikit meningkat.
Bila kistanya mengecil atau hilang, biasanya tidak perlu tindakan lanjutan. Tapi jika kista tetap ada atau malah membesar, mungkin akan disarankan tindakan seperti operasi.
2. Operasi Laparoskopi (Bedah Sayatan Kecil)
Kista ovarium yang perlu diangkat seringkali bisa diambil melalui prosedur laparoskopi, yaitu operasi dengan sayatan kecil di perut. Dokter akan memasukkan alat kecil dengan kamera (laparoskop) ke dalam perut dan mengisi perut dengan gas supaya area ovarium lebih terlihat jelas.
Lewat alat ini, dokter bisa mengangkat kista tanpa harus membuat sayatan besar. Setelahnya, luka operasi ditutup dengan jahitan yang akan larut sendiri.
Keuntungan metode ini adalah rasa sakit lebih ringan dan pemulihan lebih cepat sehingga banyak pasien bisa pulang di hari yang sama atau keesokan harinya.
3. Operasi Laparotomi (Bedah Sayatan Besar)
Jika kista ukurannya besar atau dicurigai berisiko kanker, dokter bisa menyarankan operasi dengan sayatan besar di perut yang disebut laparotomi. Sayatan ini memberi ruang lebih besar bagi dokter untuk mengangkat kista dengan lebih aman.
Terkadang, ovarium yang terkena juga ikut diangkat dan dikirim ke laboratorium untuk memastikan apakah ada sel kanker. Setelah operasi, luka ditutup dengan jahitan atau staples, dan pasien biasanya perlu rawat inap selama beberapa hari.
4. Obat-obatan
Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah kista ovarium muncul kembali adalah dengan mengonsumsi obat hormonal, seperti pil KB. Pil KB bekerja dengan cara menghentikan ovulasi (proses pelepasan sel telur setiap bulan). Jika ovulasi dihentikan, maka kemungkinan terbentuknya kista baru bisa berkurang.
Namun, penting untuk diketahui bahwa pil KB tidak bisa mengecilkan kista yang sudah ada. Jadi, obat ini lebih berfungsi sebagai pencegahan daripada pengobatan untuk kista yang sedang terjadi.
Pencegahan Kista Ovarium
Hingga saat ini belum ada cara pencegahan ovarian cysts secara pasti. Meski demikian, dokter dapat menyarankan beberapa hal untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ovarian cysts.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi adalah sebagai berikut:
1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Panggul
Melakukan pemeriksaan panggul secara berkala sangat penting, bahkan jika Anda merasa sehat dan tidak merasakan gejala apa pun. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk menemukan kista ovarium atau masalah lain di area reproduksi sebelum menimbulkan keluhan.
Deteksi dini memberikan peluang lebih besar untuk menangani kista dengan cepat dan menghindari komplikasi yang lebih berat. Pemeriksaan ini biasanya melibatkan pemeriksaan fisik serta, bila perlu, pemeriksaan tambahan seperti USG.
2. Perhatikan Setiap Perubahan pada Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang berubah-ubah bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada ovarium, termasuk kista. Misalnya, menstruasi menjadi lebih berat, lebih lama, lebih sering terasa nyeri, atau bahkan terlambat secara tidak wajar.
Jika Anda menyadari adanya perubahan yang tidak biasa pada siklus haid dan kondisi tersebut berlangsung lebih dari satu siklus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Mencatat siklus haid secara rutin dapat membantu Anda lebih mudah menyadari perubahan tersebut.
3. Segera Periksa Jika Muncul Gejala Mencurigakan
Jangan mengabaikan gejala-gejala seperti nyeri tajam di perut bagian bawah, rasa kembung, cepat kenyang saat makan, atau perasaan berat di panggul. Meskipun gejala ini bisa disebabkan oleh banyak hal, dalam beberapa kasus, gejala tersebut dapat berkaitan dengan kista ovarium.
Semakin cepat Anda memeriksakan diri ke dokter, semakin cepat masalah dapat diidentifikasi dan ditangani sebelum menyebabkan komplikasi, seperti kista pecah atau torsi ovarium.
Baca Juga: Apakah Kista Pengaruhi Kesuburan Wanita?
4. Olahraga dan Peregangan
Meningkatkan aktivitas fisik, seperti olahraga rutin atau yoga, dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengelola gejala kista ovarium. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur, terutama jika digabung dengan pola makan sehat, lebih efektif mengurangi gejala PCOS.
Yoga juga membantu mengurangi ketegangan otot, nyeri, dan menurunkan risiko terbentuknya kista baru.
5. Perubahan Pola Makan
Mengubah pola makan penting untuk mengontrol resistensi insulin, yang sering dialami penderita PCOS. Mengurangi konsumsi gula dan memperbanyak makanan utuh seperti sayur dan biji-bijian dapat membantu menjaga berat badan dan mengurangi risiko diabetes.
Tambahan yang bermanfaat:
- Teh Chamomile: Membantu relaksasi, mengurangi kram menstruasi, dan menurunkan kadar testosteron.
- Teh Jahe: Mengurangi rasa sakit dan membantu menyeimbangkan hormon.
- Suplemen: Vitamin D dan kurkumin bisa membantu mengurangi peradangan dan mengatur siklus menstruasi.
Jika Anda mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kista ovarium, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim medis di Ciputra IVF untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Source:
- Mayo Clinic. Ovarian Cysts. April 2025.
- Medical News Today. Home Remedies for Ovarian Cyst Symptoms. April 2025.