17 Apr Bayi Cegukan dalam Kandungan, Apakah Berbahaya?
Bayi cegukan dalam kandungan merupakan hal yang normal terjadi. Bahkan, kondisi ini menjadi tanda janin sehat. Bumil mungkin akan merasakan gerakan janin semakin kuat karena tumbuh kembangnya optimal. Namun, Anda juga perlu mengetahui bayi cegukan dalam kandungan yang berbahaya.
Bayi cegukan dalam kandungan bisa menjadi tanda bahwa mereka berkembang dengan sehat dan menunjukkan bahwa sistem sarafnya sedang aktif dalam mengatur fungsi saraf serta otot sistem pernapasan. Meski demikian, terdapat situasi dan kondisi cegukan pada bayi yang membutuhkan perhatian khusus sehingga bumil harus tetap waspada, selengkapnya di bawah ini.
Apakah Normal Bayi Cegukan dalam Kandungan?
Bayi cegukan dalam kandungan adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Umumnya, bumil merasakan cegukan pada bayi pada usia kehamilan 13-25 minggu. Penelitian menyebutkan bahwa cegukan pada bayi dapat dilihat melalui pemeriksaan USG ketika memasuki usia 9 minggu.
Sama seperti cegukan pada umumnya, cegukan pada bayi biasanya berlangsung beberapa menit dan dapat hilang dengan sendirinya. Kondisi ini terjadi terjadi karena kontraksi tiba-tiba pada diafragma, yaitu otot yang memainkan peran penting dalam sistem pernapasan.
Ketika bayi menarik nafas, cairan ketuban akan memasuki paru-paru sehingga terjadi kontraksi pada diafragma dan menyebabkan cegukan. Selain menjadi tanda bahwa diafragma mereka berkembang dengan baik, cegukan pada bayi dalam kandungan juga menunjukkan bahwa otak serta saraf tulang belakang mereka berfungsi dengan baik dan saling terhubung.
Baca Juga: Manfaat ASI Bagi Bayi, Baik untuk Pertumbuhan dan Sistem Pencernaan
Tanda Bayi Cegukan dalam Kandungan
Cegukan pada bayi biasanya memiliki ritme yang teratur dan terjadi di satu area selama beberapa menit. Selama cegukan berlangsung, ibu hamil akan merasakan gerakan tersentak-sentak dan berirama pada satu area perut.
Sedangkan, tendangan bayi umumnya bersifat tidak teratur dengan frekuensi yang lebih panjang. Sensasi yang dirasakan juga berbeda dengan cegukan, tendangan akan terasa seperti dorongan, atau gerakan berputar di berbagai area perut.
Cegukan bayi dalam kandungan yang perlu diwaspadai, yaitu disertai nyeri perut dan demam.
Penyebab Janin Cegukan dalam Kandungan
Belum diketahui pasti apa penyebab janin cegukan dalam kandungan. Namun, terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti:
1. Refleks Fisiologis Bayi
Selama masa pertumbuhan, sistem saraf dan otot, termasuk otot diafragma yang mengatur sistem pernapasan juga mengalami perkembangan. Ketika bayi dalam kandungan mengalami cegukan, hal tersebut bisa dianggap sebagai refleks fisiologis yang mengindikasikan bahwa sistem pernapasannya sedang aktif berkembang dan menguji fungsionalitasnya.
2. Perkembangan Sistem Pernapasan
Selama kehamilan, pembentukan sistem pernapasan yang matang adalah hal penting bagi janin. Pembentukan otot- otot yang terlibat dalam sistem pernapasan seperti diafragma, mulai mengalami pertumbuhan.
Cegukan menjadi salah satu persiapan alamiah bayi untuk membangun kekuatan dan koordinasi yang diperlukan untuk bernapas setelah kelahiran.
3. Perkembangan Sistem Saraf
Seiring perkembangan, sistem saraf bayi akan mengalami transformasi yang cukup kompleks. Cegukan adalah respons terkoordinasi antara otak, saraf tulang belakang, dan otot-otot yang terlibat dalam sistem pernapasan.
Bayi yang mengalami cegukan dalam kandungan menunjukkan bahwa sistem sarafnya sedang aktif dalam mengatur fungsi saraf dan otot sistem pernapasan.
Baca Juga: Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan
Hal yang Harus Dilakukan Saat Bayi Cegukan dalam Kandungan
Cegukan pada janin dalam kandungan umumnya tidak memerlukan tindakan khusus karena hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan bayi yang sehat. Namun, bumil dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk dapat membantu mengatasi cegukan yang menyebabkan rasa tidak nyaman:
1. Berubah Posisi Tubuh
Cegukan pada bayi dalam kandungan seringkali terjadi akibat kontraksi pada diafragma. Mengubah posisi tubuh, terutama posisi duduk ke posisi berdiri atau berjalan dapat mengurangi tekanan pada diafragma, sehingga membantu meredakan cegukan.
Merubah posisi tubuh juga membantu menggeser posisi bayi di dalam kandungan yang dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf dan otot sekitar diafragma.
2. Praktikkan Teknik Pernapasan
Tekanan yang terjadi pada saraf dan otot sekitar diafragma dapat menyebabkan kontraksi sehingga memicu cegukan pada bayi. Mempraktikkan teknik pernapasan yang dalam dan tenang, dapat merelaksasi otot-otot di sekitar diafragma untuk membantu mengurangi ketegangan yang terjadi.
Selain itu, praktik pernapasan membantu ibu hamil menjaga keseimbangan emosional dan fisiknya selama kehamilan. Teknik pernapasan yang dapat diterapkan oleh Bumil, seperti bernapas secara perlahan melalui hidung dan perlahan mengeluarkan napas melalui mulut.
3. Minum Air Secukupnya
Kekurangan cairan atau dehidrasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang dapat memengaruhi kontraksi otot, termasuk otot diafragma. Tetap terhidrasi dapat membantu menjaga kebutuhan elektrolit dalam tubuh sehingga membantu fungsi otot secara optimal.
4. Istirahat yang Cukup
Istirahat yang cukup juga dapat membantu mengatasi cegukan pada bayi dalam kandungan. Dengan beristirahat, tubuh akan menjadi lebih rileks sehingga dapat membantu mengurangi ketegangan pada sistem saraf dan otot, termasuk area di sekitar diafragma.
Posisi tidur yang dianggap aman untuk bumil adalah miring di sisi kiri. Posisi tidur miring ke kiri dianggap dapat membantu mengurangi tekanan pada diafragma dan memperlancar sistem pernapasan.
Baca Juga: Batuk Saat Hamil Bahaya untuk Janin, Ini Cara Mengatasinya
Tanda Cegukan Bayi dalam Kandungan yang Tidak Normal
Cegukan pada bayi dalam kandungan umumnya dianggap normal. Jadi, jangan panik ya. Namun, bumil tetap harus waspada jika menemukan gejala lain yang menyertainya, seperti perut terasa nyeri hingga mengalami demam. Sebab, cegukan juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada kehamilan.
Cegukan bayi dalam kandungan yang tidak normal ditandai dengan cegukan yang berlangsung sekitar 15 menit dan terjadi beberapa kali ketika sudah memasuki usia kehamilan 32 minggu.
Bumil juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apabila cegukan pada bayi tidak kunjung berhenti setelah memasuki usia kehamilan ke 28 minggu. Sebab, cegukan yang terjadi di trimester terakhir bisa menjadi tanda adanya gangguan pada tali pusar bayi, yaitu jaringan penghubung antara bayi dengan plasenta.
Bayi cegukan dalam kandungan merupakan bagian normal dari proses perkembangan prenatal. Jika Anda sebagai orang tua memiliki kekhawatiran dengan kondisi kesehatan, sebaiknya konsultasikan ke Ciputra IVF terdekat.
Di sana, Anda bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. Ciputra IVF menawarkan layanan kesehatan lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter kandungan hingga tes kesuburan.
Anda dapat memeriksa jadwal dokter di Ciputra IVF dan membuat janji dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp.
Telah direview oleh dr Surya Seftiawan Pratama
Tim Konten Medis