Kenali 6 Penyebab Endometriosis, Gejala, dan Penanganannya

5 Penyebab Endometriosis pada Wanita

Kenali 6 Penyebab Endometriosis, Gejala, dan Penanganannya

Endometriosis adalah suatu kondisi di mana sel-sel yang mirip dengan lapisan rahim, atau endometrium, tumbuh di luar rahim (bukan pada tempatnya). Kondisi ini seringkali menyakitkan bagi penderitanya terutama ketika periode menstruasi dan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Kenali lebih jauh penyebab endometriosis, beserta cara pencegahan dan informasi lainnya di artikel ini.

Kapan Endometriosis Terjadi?

Endometriosis terjadi ketika tubuh memiliki jaringan yang mirip dengan lapisan rahim. Namun, tumbuh di area yang tidak seharusnya. Lapisan rahim wanita memiliki jaringan yang dikenal sebagai endometrium.

Tubuh wanita akan menumbuhkan endometrium baru pada setiap siklus menstruasi untuk mempersiapkan telur yang terbuahi. Jaringan ini akan pecah dan berdarah di akhir siklus. Kondisi ini berlaku sama pada endometriosis.

Perbedaannya, ketika jaringan seharusnya pecah dan berdarah di akhir siklus, jaringan endometriosis ini tidak punya tempat untuk mengeluarkan darahnya. Akibatnya darah terjebak, dan kondisi di sekitarnya menjadi bengkak serta meradang.

Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Endometriosis

Penyebab Endometriosis

Endometriosis merupakan penyakit yang memengaruhi banyak wanita di seluruh dunia, dan terjadi sejak awal periode menstruasi sampai masa menopause tiba. Penyakit ini termasuk kompleks dan sampai saat ini belum tahu penyebab pastinya.

Ada berbagai faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit endometriosis. Namun secara garis besar, penyebab endometriosis karena hal-hal berikut:

1. Menstruasi Retrograde

Menstruasi retrograde merupakan salah satu teori utama penyebab endometriosis. Pada setiap siklus menstruasi, lapisan dalam rahim (endometrium) mengalami perubahan akibat siklus hormonal.

Jika darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir mundur melalui tuba falopi ke rongga panggul, sel-sel tersebut dapat menumpuk di luar rahim. Sel endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat berkembang biak, menyebabkan peradangan, pembentukan kista, dan jaringan parut. Akibatnya, kondisi ini dapat memicu gejala seperti nyeri panggul dan gangguan kesuburan.

2. Metaplasia Seluler

Metaplasia seluler terjadi ketika sel berubah menjadi tipe lain. Dalam endometriosis, sel di luar rahim bisa berubah menyerupai endometrium, tumbuh, dan memicu peradangan serta jaringan abnormal, yang berkontribusi pada penyakit ini.

3. Faktor Keturunan

Faktor keturunan berperan dalam risiko endometriosis. Jika ibu atau saudara perempuan mengalaminya, kemungkinan Anda terkena lebih tinggi karena pewarisan gen, meski penyebabnya tetap kompleks.

4. Bekas Luka Operasi

Faktor risiko endometriosis ini terkait dengan kemungkinan tumbuhnya jaringan endometrium di dalam bekas luka operasi sebelumnya pada tubuh wanita. Ketika seorang wanita menjalani operasi seperti histerektomi (pengangkatan rahim) atau operasi sesar, ada peluang kecil bahwa sel-sel endometrium dapat terbawa ke daerah bekas luka tersebut.

5. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan dalam sistem kekebalan tubuh dapat berperan dalam perkembangan endometriosis. Beberapa individu dengan endometriosis juga memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengenali dan mengatasi sel-sel endometrium yang tumbuh di luar rahim.

6. Berat Badan di Bawah Normal

Wanita dengan berat badan rendah atau BMI rendah berisiko lebih tinggi terkena endometriosis. Mekanismenya belum jelas, tetapi diduga terkait perubahan hormon dan lemak tubuh, dengan faktor genetik juga berperan.

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Seseorang Terkena Endometriosis?

Cara tepat mengetahui apakah seseorang menderita endometriosis atau tidak adalah dengan mengenali gejalanya. Beberapa tanda bisa teramati ebelum melakukan diagnosis dan perawatan ke dokter spesialis, berikut contohnya:

1. Sakit Berlebihan Ketika Menstruasi

Kram menstruasi merupakan salah satu gejala seseorang terkena endometriosis. Rasa nyeri berlebihan dapat muncul sejak sebelum dan sesudah menstruasi.

Area yang terasa nyeri adalah bagian perut atau punggung bawah.

2. Nyeri Ketika Hubungan Seksual

Hubungan seksual menjadi hal yang sangat menyiksa bagi penderita endometriosis. Sebab rasa sakit akan muncul ketika intercourse mulai dan setelah hubungan seksual selesai.

5 Penyebab Endometriosis pada Wanita

Minuman bersoda risiko terkena endometriosis.

3. Nyeri Ketika Buang Air

Gejala nyeri ketika buang air umumnya muncul selama periode menstruasi. Nyeri dapat terjadi baik saat buang air kecil maupun buang air besar.

4. Pendarahan yang Berlebihan

Jumlah darah yang keluar ketika menstruasi dapat menjadi salah satu tanda apakah seseorang terkena endometriosis atau tidak. Jumlah darah yang keluar secara berlebihan, sesekali maupun pendarahan di antara periode menstruasi (pendarahan intermenstrual) dapat menjadi gejala seseorang terkena endometriosis.

Baca Juga: Endometrium Adalah: Definisi dan Fungsinya

5. Infertilitas

Rasa nyeri dan ketidaksuburan merupakan tanda endometriosis yang paling umum di antara penderitanya. Sayangnya, penyakit endometriosis biasanya baru dapat terdeteksi ketika seseorang mencari pengobatan untuk masalah infertilitas.

Selain beberapa gejala di atas, penderita endometriosis dapat mengalami gejala lain, seperti nyeri panggul, kelelahan, diare, kembung atau mual, sembelit, terutama pada saat menstruasi. Meskipun begitu, gejala ini dapat bervariasi pada setiap orang.

Wanita dengan endometriosis bisa memiliki semua gejala di atas, atau hanya sebagian kecil saja. Pemeriksaandiri sejak awal, ketika mengalami rasa tidak nyaman akibat nyeri, terutama selama periode menstruasi, dapat membantu Anda mendeteksi endometriosis sejak awal.

Pengobatan Endometriosis

Ada beberapa cara pengobatan endometriosis yang umum dilakukan, yaitu:

1. Meresepkan Obat Pereda Nyeri

Untuk mengatasi nyeri yang seringkali menyertai endometriosis, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau naproxen. Obat ini membantu mengurangi ketidaknyamanan yang timbul selama menstruasi atau nyeri panggul, meskipun mereka tidak mengatasi penyebab utama endometriosis.

2. Terapi Hormon

Terapi hormon digunakan untuk menghambat pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim dan mengurangi gejala endometriosis. Faktanya, ini bisa melibatkan penggunaan pil KB, injeksi hormon, atau IUD hormonal. Terapi hormon dapat membantu mengurangi perdarahan menstruasi berlebihan, nyeri panggul, dan pertumbuhan jaringan endometrium yang tidak semestinya. Namun, perlu diingat bahwa terapi hormon mungkin memiliki efek samping.

3. Pembedahan

Pembedahan merupakan opsi pengobatan jika endometriosis parah atau tidak merespons terapi lainnya. Prosedur pembedahan, seperti laparoskopi atau laparotomi, digunakan untuk mengangkat jaringan endometrium yang tidak semestinya di luar rahim. Dalam beberapa kasus, histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin diperlukan jika endometriosis sangat parah atau tidak merespons pengobatan lainnya. Meskipun pembedahan dapat memberikan perbaikan signifikan dalam mengelola gejala endometriosis, ini adalah tindakan invasif dan memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan.

Baca juga: Fungsi Ovarium dalam Sistem Reproduksi Wanita

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Endometriosis?

Saat ini belum ada cara khusus yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit endometriosis. Peningkatan kesadaran akan gejala endometriosis diikuti dengan diagnosis dan perawatan dini dapat mengurangi gejala endometriosis. Beberapa faktor seperti kehamilan, menyusui, menstruasi tidak terlalu awal (di atas 11 tahun), dan mempertahankan berat badan dapat membantu mengurangi risiko terkena endometriosis.

Pantangan Penderita Endometriosis

Ketika menderita endometriosis, ada beberapa pantangan yang harus Anda ikuti:

1. Mengurangi Konsumsi Daging

Beberapa ahli menduga tingginya jumlah lemak dalam daging, seperti daging sapi mendorong tubuh menghasilkan bahan kimia yang disebut prostaglandin. Bahan kimia ini dapat meningkatkan jumlah produksi hormon estrogen. Estrogen berlebih dapat menyebabkan jaringan endometrium tumbuh secara berlebihan.

2. Hindari Alkohol, Soda, dan Kafein

Konsumsi alkohol, minuman berkafein, serta soda dapat meningkatkan risiko Anda terkena endometriosis. Meskipun belum ada penelitian yang mengklarifikasi hal ini, mengurangi konsumsi minuman tersebut dapat membantu menjaga kesehatan Anda.

3. Stres Berlebihan

Stres dapat membuat masalah endometriosis semakin memburuk. Walaupun pada faktanya endometriosis merupakan hal yang menyebabkan stres Anda muncul. Akan tetapi, Anda perlu mengelola tingkat stres agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Lakukan kegiatan seperti yoga, meditasi, atau perawatan diri lainnya untuk mengelola tingkat stres Anda.

Endometriosis merupakan penyakit kronis dan dapat menyebabkan penderitanya mengalami rasa nyeri jangka panjang. Masalah seperti kram ketika menstruasi atau kesulitan hamil, merupakan beberapa gejala yang dapat terjadi ketika mengalami endometriosis. Kenali sejak dini gejala endometriosis dan lakukan pengobatan lebih awal. Selain melakukan pengobatan, imbangi juga dengan gaya hidup sehat untuk mengurangi gejala endometriosis.

Telah direview dr. Josephine Grace Suryadi

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 14 Desember, 2023
Dipublikasikan 5 September, 2023