
29 Des Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan
Meski anak adalah sebuah anugerah terindah, tetapi banyak pasangan yang mencari tahu cara menentukan jenis kelamin bayi agar sesuai dengan keinginan mereka. Lantas, apakah bisa jenis kelamin ditentukan? Yuk, temukan jawabannya di sini!
Faktor Penentu Jenis Kelamin Bayi
Penting untuk Anda ketahui bahwa komponen genetik dari ayah menentukan jenis kelamin bayi. Dalam proses pembentukan bayi, peran kromosom menjadi faktor kunci dalam cara menentukan jenis kelamin bayi.
Perbedaan dalam jenis kromosom yang terproduksi oleh kedua orang tua menjadi dasar dari perbedaan jenis kelamin ini. Pada tahap awal, sel telur yang berasal dari ibu selalu mengandung kromosom X yang berkontribusi pada perempuan.
Sebaliknya, sel sperma yang berasal dari ayah memiliki dua varian, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Dalam kasus ini, peran sel sperma menjadi penentu jenis kelamin bayi yang akan lahir.
Ketika sel sperma yang mengandung kromosom Y membuahi sel telur, maka bayi yang terbentuk akan memiliki kombinasi genetik XY. Ini akan mengarah pada perkembangan laki-laki.
Sementara itu, apabila sel sperma yang membawa kromosom X berhasil membuahi sel telur, calon bayi akan memiliki struktur genetik XX. Dengan begitu, mengarah pada perkembangan menjadi jenis kelamin perempuan.
Proses ini menggambarkan betapa pentingnya peran kromosom dalam membentuk identitas jenis kelamin bayi. Kombinasi yang terjadi antara kromosom X dan Y dalam pembuahan membawa implikasi besar terhadap perjalanan calon bayi.
Baca Juga: Kantung Kehamilan, Kapan Mulai Terlihat?
Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi
Mengetahui jenis kelamin bayi dapat menjadi momen yang mendebarkan bagi orang tua yang sedang menantikan kelahiran. Berikut cara mengetahui jenis kelamin bayi:
1. USG atau Ultrasonografi
Ultrasonografi atau USG adalah alat untuk melihat gambar bayi di dalam perut ibu. Saat mengandung bayi, sekitar usia kehamilan 4-5 bulan, dokter bisa menggunakan USG untuk melihat bagaimana bayi tumbuh di dalam perut.
Mereka bisa melihat bagaimana bentuk organ-organ bayi sedang berkembang, termasuk bagian kelaminnya. Nantinya, Dokter akan mengoleskan gel pada perut ibu dan kemudian menggunakan alat yang mengeluarkan suara seperti “gelombang” yang tak terdengar.
Gelombang ini memantul dari bayi dan organ-organ dalamnya dan membantu menciptakan gambar bayi di layar. Dokter dapat melihat bagaimana bayi berkembang dan juga melihat bagian-bagian penting seperti bagian kelaminnya. Ini membantu dokter untuk mengatakan apakah bayi akan menjadi laki-laki atau perempuan.
2. Chorionic Villus Sampling (CVS)
Chorionic Villus Sampling (CVS) adalah seperti “pemeriksaan khusus” pada tahap awal kehamilan. Saat melakukan ini, dokter mengambil sebagian kecil dari bagian yang membantu bayi tumbuh di dalam perut ibu, yang disebut “plasenta.”
Dokter menggunakan jarum kecil dan peralatan khusus untuk mengambil sebagian kecil ini. Alasannya adalah agar dokter bisa melihat materi genetik dari bayi dan mendapatkan informasi tentang bayi, termasuk jenis kelaminnya.
Ini bisa membantu ibu dan dokter untuk memahami lebih banyak tentang bayi dan memastikan bahwa bayi tumbuh dengan baik.
3. Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT)
Selanjutnya NIPT merupakan tes dengan mengambil sampel darah dari ibu hamil. Di dalam darah ibu, terdapat potongan kecil dari DNA bayi yang sedang tumbuh dalam rahim.
Dari sampel dari ini, dokter dapat menganalisis DNA bayi dan mengetahui informasi tentang kromosom serta jenis kelamin bayi. NIPT umumnya akurat dalam memberikan informasi ini.
4. Amniosentesis
Amniosentesis adalah cara untuk mengambil sampel cairan yang melindungi bayi di dalam rahim atau cairan ketuban. Cairan ini memiliki sedikit bagian-bagian dari bayi, seperti sel-sel.
Dokter mengambil sampel cairan ini dengan hati-hati. Kemudian, mereka menganalisis bagian-bagian dari bayi yang ada di dalam cairan ini untuk memahami jenis kelamin dan juga informasi lain tentang bayi.
Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi Sejak Sebelum Hamil dengan Metode Shettles
Bagi Anda yang menginginkan salah satu jenis kelamin untuk calon buah hati mungkin bertanya-tanya, apakah terdapat faktor yang bisa meningkatkan peluang memiliki bayi dengan jenis kelamin yang Anda inginkan? Secara teori, ada yang mendungkung hal ini, yaitu melalui metode shettles.
Metode Shettles adalah pendekatan yang dirancang oleh Dr. Landrum Shettles pada tahun 1960-an, yang mengklaim bahwa beberapa faktor dalam hubungan intim dapat memengaruhi kemungkinan memiliki bayi laki-laki atau perempuan.
1. Karakteristik Sperma
Menurut metode Shettles, sperma yang mengandung kromosom Y (laki-laki) lebih cepat namun lebih lemah daripada sperma yang mengandung
kromosom X (perempuan). Oleh karena itu, untuk berpeluang memiliki anak laki-laki sebaiknya berhubungan intim lebih dekat dengan waktu ovulasi (pelepasan sel telur) sehingga sperma Y yang lebih cepat bisa mencapai sel telur lebih awal.
2. pH Vagina
Metode Shettles juga menyatakan bahwa pH (tingkat keasaman) dalam vagina dapat memengaruhi kualitas sperma yang bertahan. Kondisi lebih asam (rendah pH) cenderung mendukung sperma Y (laki-laki), sedangkan kondisi yang lebih basa (tinggi pH) lebih menguntungkan sperma X (perempuan).
3. Waktu Berhubungan Intim
Untuk memengaruhi jenis kelamin bayi, metode Shettles merekomendasikan berhubungan intim lebih dekat dengan waktu ovulasi untuk berpeluang memiliki anak laki-laki, dan beberapa hari sebelum ovulasi untuk berpeluang memiliki anak perempuan. Dengan begitu, sperma Y (laki-laki) akan lebih cepat mencapai sel telur, sedangkan sperma X (perempuan) dapat bertahan lebih lama dalam tubuh wanita.
Baca Juga: Kontraksi Adalah: Kontraksi pada Kehamilan
4. Posisi Hubungan Intim
Metode Shettles juga menyarankan beberapa posisi hubungan intim yang memengaruhi kemungkinan jenis kelamin bayi. Misalnya, posisi penetrasi yang lebih dalam dapat berpeluang mendukung konsepsi bayi laki-laki, sedangkan posisi penetrasi yang lebih dangkal lebih mendukung konsepsi bayi perempuan.
Sejauh ini metode Shettles masih menjadi pro dan kontra. Ada cara menentukan jenis kelamin bayi lainnya, yaitu melalui IVF dan tes genetik praimplantasi (PGT).
PGD biasanya dilakukan pada kasus berisiko tinggi untuk menilai apakah terdapat kelainan genetik pada embrio yang akan dipindahkan ke rahim. Tujuan utamanya adalah memastikan embrio yang ditransfer sehat dan berkualitas baik sehingga mengurangi risiko kegagalan bayi tabung dan keguguran. Dalam menentukan jenis
kelamin bayi, PGD hampir 100% akurat. Dalam beberapa kasus, orang tua dapat memilih jenis kelamin embrio yang akan dipindahkan ke dalam rahim.
Demikian informasi cara menentukan jenis kelami bayi yang perlu Anda ketahui. Bila Anda berencana memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source:
- Healthline. How Soon Can You Find Out the Sex of Your Baby?. Maret 2025
- Healthline. Can You Choose the Sex of Your Baby? Understanding the Shettles Method. Maret 2025
- Cleveland Clinic. Can You Choose the Sex of Your Baby?. Maret 2025