Mengenal Egg Freezing (Pembekuan Sel Telur) bagi Kesuburan

Egg Freezing: Kunci Kesuburan untuk Masa Depan

Mengenal Egg Freezing (Pembekuan Sel Telur) bagi Kesuburan

Pembekuan sel telur atau egg freezing semakin marak dibicarakan oleh publik apalagi setelah aktris Luna Maya melakukan proses pembekuan sel telurnya. Lantas, bagaimana proses, manfaat, dan alasan seseorang melakukan pembekuan sel telur? Pelajari terus ulasan berikut.

Apa itu Pembekuan Sel Telur (Egg Freezing)?

Banyak wanita ingin memiliki anak suatu hari nanti. Namun, bagaimana bila Anda belum menemukan pasangan yang tepat, ingin melanjutkan pendidikan atau tuntutan pekerjaan. Sementara memasuki usia 30-an kesuburan wanita akan menurun seiring bertambahnya usia. Kabar baiknya, membekukan sel telur memberikan peluang wanita untuk mendapatkan anak.

Egg freezing adalah metode menyimpan sel telur dengan cara dibekukan sehingga wanita dapat hamil di masa depan. Pembekuan sel telur juga dikenal sebagai kriopreservasi oosit dewasa yang berguna menyelamatkan kemampuan wanita untuk memiliki keturunan di masa depan. Terutama bila sedang menjalani pengobatan tertentu yang memengaruhi kesuburan, seperti kemoterapi, pengobatan endometriosis parah atau penyakit autoimun.

Pengambilan sel telur tanpa dibuahi dari ovarium akan dibekukan dan disimpan untuk digunakan nanti. Ketika ingin digunakan, sel telur dapat dicairkan. Kemudian, dibiarkan dengan sperma bersama di laboratorium untuk proses pembuahan. Ketika sel telur berhasil dibuahi menjadi embrio akan ditransfer ke dalam rahim Anda (prosedur bayi tabung atau IVF).

Baca Juga: Teknologi Bayi Tabung Embryoscope: Menemukan Embrio Berkualitas dalam Waktu Singkat

Apa Saja Manfaat Egg Freezing?

Egg freezing memberikan harapan bagi wanita yang ingin memiliki anak di masa mendatang tanpa perlu mengkhawatirkan kesuburan. Berikut manfaat melakukan pembekuan sel telur di antaranya:

1. Pembekuan Sel Telur dapat Mengurangi Kecemasan Kesuburan

Egg freezing memberikan manfaat bagi wanita yang merasa khawatir akan kesuburannya di masa mendatang. Pasalnya kesuburan wanita semakin menurun seiring bertambahnya usia.

Sementara mereka belum siap memiliki bayi karena berbagai alasan, seperti belum memiliki pasangan, tuntutan pekerjaan, karir dan pendidikan hingga kondisi medis tertentu yang memengaruhi kesuburan.

Ketika Anda mencoba membekukan sel telur ada rasa lega yang bermanfaat bagi kesehatan mental untuk menghilangkan rasa kecemasan itu. Membekukan sel telur membuat wanita lebih siap memiliki anak di waktu yang tepat.

2. Pembekuan Sel Telur Memberikan Waktu Lebih Banyak untuk Menemukan Pasangan

Egg freezing bisa menjadi solusi bagi wanita lajang berusia 30 tahun awal yang belum memiliki pasangan. Anda tidak perlu terlalu khawatir memikirkan kesuburan sehingga tidak lagi terburu-buru untuk menemukan pasangan yang berkomitmen. Anda menjadi lebih fokus untuk mencari pasangan yang tepat.

Baca Juga: Apa Saja Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung?

3. Pembekuan Sel Telur Melindungi Telur dari Penyakit

Awalnya, egg freezing dikembangkan untuk membantu menjaga kesuburan bagi penderita kanker. Beberapa perawatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi dapat membahayakan kesuburan seseorang. Sebagai contoh, perawatan kemoterapi dan radiasi secara tidak sengaja dapat merusak atau menghancurkan sel telur di ovarium wanita bersama dengan kanker.

Penyakit tertentu, seperti tumor ovarium, rahim, saluran tuba membuat wanita lebih sulit atau tidak mungkin untuk hamil alami. Pembekuan telur menawarkan harapan bagi penderita penyakit serius, infeksi kegagalan organ, dan masalah kesehatan lain yang dapat mengurangi kesuburan.

Bagaimana Proses Pembekuan Sel Telur?

Proses pembekuan sel telur memakan waktu antara 2-3 minggu. Kebanyakan siklus dapat dilakukan kurang dari 2 minggu. Proses Egg freezing meliputi:

1. Pemeriksaan Fisik

Anda harus bertemu dengan dokter spesialis untuk membicarakan keinginan membekukan sel telur. Dokter akan menjadwalkan pemeriksaan medis, USG transvaginal, dan tes darah untuk memeriksa kadar hormon. Dokter juga mengarahkan cara minum obat yang diperlukan untuk merangsang ovarium dan mempersiapkan pengambilan telur nantinya.

Protokol stimulasi yang direkomendasikan dokter berguna untuk memastikan jumlah maksimum telur yang dapat diambil dengan aman tanpa risiko mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Dokter juga menjelaskan perkiraan berapa banyak telur yang mereka harapkan untuk diambil, serta menguraikan cara minum obat yang diperlukan untuk merangsang ovarium Anda dan mempersiapkan pengambilan telur.

Egg Freezing: Kunci Kesuburan untuk Masa Depan

Pembekuan sel telur menjadi solusi bagi Anda yang ingin menjaga kesuburan di masa mendatang.

Baca Juga: 3 Tahap Inseminasi Buatan IUI untuk Gangguan Infertilitas

2. Stimulasi dan Pemantauan Ovarium

Selama proses stimulasi, dokter akan memantau Anda dengan pemeriksaan darah dan USG transvaginal untuk memastikan kapan suntikan stimulasi tepat diberikan. Dokter juga memberi instruksi pemberian suntikan sendiri sekitar 10 hingga 12 hari berturut-turut di perut. Dokter dapat menyesuaikan dosis dan kombinasi obat-obatan yang dibutuhkan sesuai kondisi tubuh Anda dalam merespons suntikan.

Pada hari ke-5 atau 7, ovarium Anda mungkin mulai membesar biasanya dokter menyarankan untuk menghindari melakukan aktivitas berat seperti berlari atau latihan fisik. Anda akan datang ke klinik atau rumah sakit khusus kesuburan 3-5 kali kunjungan untuk menilai kemajuan folikel Anda. Jika ukuran folikel baik, Anda akan menerima suntikan pemicu yang merupakan obat suntik, human chorionic gonadotropin (hCG), Leuprolide, atau kombinasi keduanya.

3. Pengambilan Telur

Tahap berikutnya, pengambilan telur merupakan proses mengeluarkan telur dari ovarium. Pengambilan telur dilakukan menggunakan jarum masuk ke folikel dipandu dengan probe ultrasound untuk mengidentifikasi folikel. Alat hisap yang terhubung ke jarum digunakan untuk mengeluarkan sel telur dari folikel.

Cairan di dalam folikel yang mengandung telur disedot dan dimasukkan ke dalam tabung untuk diberikan kepada ahli embriologi. Semakin banyak telur yang diambil, maka semakin baik pula peluang kelahiran. Setelah pengambilan telur, tak jarang akan mengalami kram, sembelit, dan bercak vagina selama 24 jam pertama setelah pengambilan sel telur. Selama prosedur dokter memberikan anestesi umum, Anda akan tertidur selama proses pengambilan telur sekitar 10-20 menit untuk diselesaikan.

4. Pembekuan Telur dan Pemulihan

Setelah pengambilan telur, telur matang yang berhasil dikumpulkan akan dibekukan melalui proses yang disebut vitrifikasi. Telur akan dibekukan hingga suhu di bawah nol untuk digunakan di kemudian hari. Konsentrasi zat yang tinggi membantu mencegah kristal es terbentuk selama proses pembekuan menggunakan pendinginan cepat.

Pembekuan cepat bertujuan untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Selama masa pemulihan bila Anda mengalami sakit perut yang lebih parah, ingin pingsan atau pusing, serta mengalami pendarahan berat segera hubungi dokter.

Baca Juga: Inseminasi Intrauterine Adalah Inseminasi Buatan untuk Promil

Apakah Ada Risiko dari Proses Egg Freezing?

Meskipun jarang terjadi pasien yang mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), tapi prosesnya bukan tanpa risiko. Anda akan merasa sedikit tidak nyaman selama masa stimulasi karena harus menerima suntikan dan setelah pengambilan sel telur. Efek samping termasuk iritasi kulit di bekas tempat suntikan. Rasa kram, sembelit, dan bercak vagina kerap dirasakan setelah pengambilan telur.

Selain itu, perubahan hormon selama siklus menstruasi juga berpengaruh pada suasana hati begitu juga obat stimulasi. Mungkin Anda akan mengalami stres yang dapat diperberat oleh obat hormon.

Egg freezing menjadi solusi bagi Anda yang ingin menjaga kesuburan di masa mendatang baik karena alasan kesehatan tertentu atau masalah lain. Meskipun prosesnya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit tentu manfaatnya sepadan untuk menjaga kesuburan dan kehamilan di masa depan. Membekukan telur menjadi pilihan untuk mewujudkan impian Anda menjadi seorang ibu di waktu yang tepat.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 13 Juni, 2024
Dipublikasikan 4 September, 2023