Mengenal Fungsi Tuba Falopi pada Sistem Reproduksi Wanita

Fungsi Tuba Falopi

Mengenal Fungsi Tuba Falopi pada Sistem Reproduksi Wanita

Fungsi tuba falopi sangat penting dalam organ reproduksi wanita, yaitu sebagai jalur pertemuan sel telur dan sperma serta tempat awal perjalanan embrio menuju rahim. Jika tuba falopi mengalami gangguan, seperti penyumbatan atau peradangan, proses pembuahan bisa terhambat dan berpengaruh pada kesuburan wanita. 

Sistem organ reproduksi wanita terdiri dari berbagai organ yang bekerja sama untuk mendukung proses kehamilan, salah satunya adalah tuba falopi. Tuba falopi adalah saluran tipis yang menghubungkan ovarium (indung telur) dengan rahim.

Di sinilah sel telur yang telah matang dilepaskan dan bertemu dengan sperma untuk dibuahi sebelum menuju rahim. Bisa dibilang, tuba falopi adalah “jalur utama” yang sangat penting dalam proses kehamilan.

Namun, jika ada gangguan pada alat reproduksi wanita ini, seperti penyumbatan atau peradangan, peluang untuk hamil bisa berkurang. Oleh karena itu, memahami kesehatan dan fungsi tuba falopi sangat penting bagi setiap wanita yang ingin merencanakan kehamilan atau menjaga sistem reproduksinya tetap sehat.

Apa Fungsi Tuba Falopi?

Setiap bagian tuba falopi memiliki peran unik dalam membantu perjalanan sel telur. Berikut adalah penjelasan sederhana mengenai fungsi masing-masing bagian:

1. Infundibulum

Bagian ini berbentuk seperti corong dan terletak paling dekat dengan fungsi ovarium. Infundibulum memiliki ujung berjari-jari kecil atau terkenal dengan nama fimbriae.

Fimbriae ini berfungsi menangkap sel telur yang terlepaskan oleh ovarium dan membimbingnya masuk ke dalam tuba falopi. Tanpa bantuan fimbriae, sel telur bisa saja tidak masuk ke saluran yang benar.

Baca Juga: Pembuahan pada Sistem Reproduksi

2. Ampula

    Ampula adalah bagian tuba falopi yang lebih lebar dan menjadi tempat utama terjadinya pembuahan. Di sinilah sperma bertemu dengan sel telur dan melakukan proses pembuahan sebelum sel telur yang telah terbuahi bergerak menuju rahim.

    Jika pembuahan berhasil terjadi di ampula, embrio akan mulai berkembang sebelum melanjutkan perjalanannya.

    3. Isthmus

    Isthmus merupakan saluran lebih sempit yang menghubungkan ampula dengan bagian tuba falopi yang lebih dekat ke rahim. Bagian ini berperan sebagai jalur penghubung yang membantu mengarahkan sel telur atau embrio ke arah yang benar menuju rahim.

    4. Bagian Intramural (Interstitial)

    Bagian ini adalah bagian terakhir dari tuba falopi yang masuk ke dalam dinding rahim. Di sinilah sel telur yang telah dibuahi akan masuk ke dalam rahim dan akhirnya menempel pada dinding rahim (implantasi).

    Jika implantasi berhasil, maka proses kehamilan bisa berlanjut hingga janin berkembang di dalam rahim.

    Penyakit yang Mengganggu Fungsi Tuba Falopi

    Tuba falopi berfungsi untuk jalur pertemuan sel telur dan sperma serta tempat awal perjalanan embrio menuju rahim. Namun, berbagai kondisi medis dapat mengganggu fungsi sistem reproduksi wanita ini, seperti penyumbatan, peradangan, hingga pertumbuhan jaringan abnormal.  

    Ciri-ciri tuba falopi tersumbat bisa berupa sulit hamil, nyeri di area panggul, menstruasi tidak teratur, atau munculnya keputihan yang tidak normal. Gangguan ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga berisiko menghambat kehamilan atau bahkan membahayakan kesehatan.

    Berikut beberapa penyakit yang dapat memengaruhi tuba falopi dan dampaknya bagi kesuburan.

    1. Kehamilan Ektopik (Kehamilan di Luar Rahim)

    Biasanya, setelah sel telur dibuahi oleh sperma, ia akan bergerak menuju rahim untuk berkembang. Namun, dalam beberapa kasus, embrio justru menempel dan berkembang di dalam tuba falopi.

    Kondisi ini disebut kehamilan ektopik. Sayangnya, kehamilan seperti ini tidak bisa berlanjut karena tuba falopi bukan tempat yang bisa mendukung pertumbuhan janin. Jika tidak segera ditangani, kehamilan ektopik bisa menyebabkan perdarahan serius yang membahayakan nyawa.  

    2. Endometriosis

    Endometriosis terjadi ketika jaringan yang seharusnya tumbuh di dalam rahim malah tumbuh di luar, termasuk di sekitar atau di dalam tuba falopi. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan, jaringan parut, dan bahkan penyumbatan tuba falopi.

    Hal ini membuat sel telur sulit bertemu dengan sperma atau mencapai rahim. Banyak wanita dengan endometriosis mengalami nyeri haid hebat dan kesulitan hamil.  

    3. Kanker Tuba Falopi

    Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa beberapa kasus kanker ovarium sebenarnya berasal dari tuba falopi. Kanker ini biasanya tidak terdeteksi sampai mencapai tahap lanjut.

    Hal ini karena gejalanya sering tidak spesifik, seperti nyeri panggul atau perut kembung. Semakin dini terdeteksi, semakin besar peluang pengobatan yang berhasil.  

    Baca Juga: Fungsi Ovarium dalam Sistem Reproduksi Wanita

    4. Fibroid

    Fibroid adalah pertumbuhan jaringan otot yang tidak normal, biasanya di dalam rahim. Namun, dalam beberapa kasus, fibroid juga bisa tumbuh di tuba falopi.

    Jika ukurannya cukup besar, fibroid bisa menyumbat jalur tuba falopi sehingga sel telur tidak bisa melewati saluran ini untuk bertemu sperma atau mencapai rahim.  

    5. Hydrosalpinx (Penyumbatan Cairan di Tuba Falopi)

    Kondisi ini terjadi ketika tuba falopi tersumbat oleh cairan akibat infeksi atau cedera. Akibatnya, tuba falopi menjadi membesar dan menghambat pergerakan sel telur.

    Selain menurunkan peluang kehamilan, hydrosalpinx juga bisa mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung karena lingkungan dalam tuba falopi yang tidak sehat.  

    6. Kista Paratubal

    Kista paratubal adalah kantong berisi cairan yang tumbuh di sekitar tuba falopi atau ovarium. Penyakit ini biasanya tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.

    Namun, jika ukurannya membesar atau menekan organ lain bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan perlu tindakan medis.  

    7. Salpingitis dan Penyakit Radang Panggul (PID)

    Salpingitis merupakan peradangan pada tuba falopi yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini termasuk dalam kelompok Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau Penyakit Radang Panggul.

    Infeksi ini sering kali berasal dari penyakit menular seksual seperti klamidia atau gonore. Jika tidak segera diobati, PID bisa menyebabkan jaringan parut di tuba falopi, menyumbat saluran, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik serta infertilitas.

    Baca Juga: Jenis Teknologi Reproduksi Berbantu untuk Program Hamil

    Pemeriksaan Kesuburan di Ciputra IVF

    Di Ciputra IVF, pemeriksaan kesuburan dilakukan secara menyeluruh untuk membantu pasangan yang ingin memiliki buah hati. Prosesnya mencakup berbagai tes seperti analisis hormon, pemeriksaan USG, hingga evaluasi kesehatan reproduksi pria dan wanita.

    Dengan teknologi modern dan tim medis berpengalaman, Ciputra IVF memberikan diagnosis yang akurat serta rekomendasi perawatan terbaik sesuai kondisi masing-masing pasien.

    Telah direview oleh Dr. dr. Sudirmanto, Sp.OG.SubSp-FER

    Source:

    Tim Konten Medis
    Terakhir diperbarui pada 2 Desember, 2025
    Dipublikasikan 2 Desember, 2025