4 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan

Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi di dalam Kandungan

4 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan

Cara akurat untuk mengetahui jenis kelamin bayi adalah dengan pemeriksaan USG atau ultrasonografi, cek NIPT, hingga melakukan pemeriksaan CVS. Selain melalui pemeriksaan medis, ibu hamil juga bisa melihat karakteristik kehamilan, seperti perut yang menonjol menunjukkan hamil anak laki-laki, sedangkan perut yang lebih tinggi artinya mengandung anak perempuan.

Faktor Penentu Jenis Kelamin Bayi

Penting untuk Anda ketahui bahwa komponen genetik dari ayah menentukan jenis kelamin bayi. Dalam proses pembentukan bayi, peran kromosom menjadi faktor kunci dalam cara menentukan jenis kelamin bayi.

Perbedaan dalam jenis kromosom yang terproduksi oleh kedua orang tua menjadi dasar dari perbedaan jenis kelamin ini. Pada tahap awal, sel telur yang berasal dari ibu selalu mengandung kromosom X yang berkontribusi pada perempuan.

Sebaliknya, sel sperma yang berasal dari ayah memiliki dua varian, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Dalam kasus ini, peran sel sperma menjadi penentu jenis kelamin bayi yang akan lahir.

Ketika sel sperma yang mengandung kromosom Y membuahi sel telur, maka bayi yang terbentuk akan memiliki kombinasi genetik XY. Ini akan mengarah pada perkembangan laki-laki.

Sementara itu, apabila sel sperma yang membawa kromosom X berhasil membuahi sel telur, calon bayi akan memiliki struktur genetik XX. Dengan begitu, mengarah pada perkembangan menjadi jenis kelamin perempuan.

Proses ini menggambarkan betapa pentingnya peran kromosom dalam membentuk identitas jenis kelamin bayi. Kombinasi yang terjadi antara kromosom X dan Y dalam pembuahan membawa implikasi besar terhadap perjalanan calon bayi.

Baca Juga: Kantung Kehamilan, Kapan Mulai Terlihat?

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

Mengetahui jenis kelamin bayi dapat menjadi momen yang mendebarkan bagi orang tua yang sedang menantikan kelahiran. Berikut cara mengetahui jenis kelamin bayi:

1. USG atau Ultrasonografi

Ultrasonografi atau USG adalah alat untuk melihat gambar bayi di dalam perut ibu. Saat mengandung bayi, sekitar usia kehamilan 4-5 bulan, dokter bisa menggunakan USG untuk melihat bagaimana bayi tumbuh di dalam perut.

Mereka bisa melihat bagaimana bentuk organ-organ bayi sedang berkembang, termasuk bagian kelaminnya. Nantinya, Dokter akan mengoleskan gel pada perut ibu dan kemudian menggunakan alat yang mengeluarkan suara seperti “gelombang” yang tak terdengar.

Gelombang ini memantul dari bayi dan organ-organ dalamnya dan membantu menciptakan gambar bayi di layar. Dokter dapat melihat bagaimana bayi berkembang dan juga melihat bagian-bagian penting seperti bagian kelaminnya. Ini membantu dokter untuk mengatakan apakah bayi akan menjadi laki-laki atau perempuan.

2. Chorionic Villus Sampling (CVS)

Chorionic Villus Sampling (CVS) adalah seperti “pemeriksaan khusus” pada tahap awal kehamilan. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sedikit sampel dari plasenta, yaitu bagian yang berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen untuk pertumbuhan bayi di dalam rahim.

Dokter menggunakan jarum kecil dan peralatan khusus untuk mengambil sebagian kecil ini. Alasannya adalah agar dokter bisa melihat materi genetik dari bayi dan mendapatkan informasi tentang bayi, termasuk jenis kelaminnya.

Ini bisa membantu ibu dan dokter untuk memahami lebih banyak tentang bayi dan memastikan bahwa bayi tumbuh dengan baik.

3. Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT)

Selanjutnya NIPT merupakan tes dengan mengambil sampel darah dari ibu hamil. Di dalam darah ibu, terdapat potongan kecil dari DNA bayi yang sedang tumbuh dalam rahim.

Dari sampel dari ini, dokter dapat menganalisis DNA bayi dan mengetahui informasi tentang kromosom serta jenis kelamin bayi. NIPT umumnya akurat dalam memberikan informasi ini.

4. Amniosentesis

Amniosentesis adalah cara untuk mengambil sampel cairan yang melindungi bayi di dalam rahim atau cairan ketuban. Cairan ini memiliki sedikit bagian-bagian dari bayi, seperti sel-sel.

Dokter mengambil sampel cairan ini dengan hati-hati. Kemudian, mereka menganalisis bagian-bagian dari bayi yang ada di dalam cairan ini untuk memahami jenis kelamin dan juga informasi lain tentang bayi.

Cara Menentukan Jenis Kelamin Bayi Sejak Sebelum Hamil dengan Metode Shettles

Bagi Anda yang ingin memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, mungkin penasaran apakah ada cara untuk meningkatkan peluang tersebut. Secara teori, ada metode yang disebut metode Shettles, yaitu cara Dr. Landrum Shettles pada tahun 1960-an yang mengklaim bahwa waktu dan cara berhubungan bisa memengaruhi jenis kelamin bayi.

1. Karakteristik Sperma

Menurut metode Shettles, sperma yang mengandung kromosom Y (laki-laki) lebih cepat namun lebih lemah daripada sperma yang mengandung

kromosom X (perempuan). Oleh karena itu, untuk berpeluang memiliki anak laki-laki sebaiknya berhubungan intim lebih dekat dengan waktu ovulasi (pelepasan sel telur) sehingga sperma Y yang lebih cepat bisa mencapai sel telur lebih awal.

2. pH Vagina

Metode Shettles juga menyatakan bahwa pH (tingkat keasaman) dalam vagina dapat memengaruhi kualitas sperma yang bertahan. Kondisi lebih asam (rendah pH) cenderung mendukung sperma Y (laki-laki), sedangkan kondisi yang lebih basa (tinggi pH) lebih menguntungkan sperma X (perempuan).

3. Waktu Berhubungan Intim

Untuk memengaruhi jenis kelamin bayi, metode Shettles merekomendasikan berhubungan intim lebih dekat dengan waktu ovulasi untuk berpeluang memiliki anak laki-laki, dan beberapa hari sebelum ovulasi untuk berpeluang memiliki anak perempuan. Dengan begitu, sperma Y (laki-laki) akan lebih cepat mencapai sel telur, sedangkan sperma X (perempuan) dapat bertahan lebih lama dalam tubuh wanita.

Baca Juga: Kontraksi Adalah: Kontraksi pada Kehamilan

4. Posisi Hubungan Intim

Metode Shettles juga menyarankan beberapa posisi hubungan intim yang memengaruhi kemungkinan jenis kelamin bayi. Misalnya, posisi penetrasi yang lebih dalam dapat berpeluang mendukung konsepsi bayi laki-laki, sedangkan posisi penetrasi yang lebih dangkal lebih mendukung konsepsi bayi perempuan.

Sejauh ini metode Shettles masih menjadi pro dan kontra. Ada cara menentukan jenis kelamin bayi lainnya, yaitu melalui IVF dan tes genetik praimplantasi (PGT).

PGD biasanya dokter lakukan pada kasus berisiko tinggi untuk menilai apakah terdapat kelainan genetik pada embrio yang akan pindah ke rahim. Tujuan utamanya adalah memastikan embrio yang tertransfer sehat dan berkualitas baik sehingga mengurangi risiko kegagalan bayi tabung dan keguguran.

Dalam menentukan jenis kelamin bayi, PGD hampir 100% akurat. Pada beberapa kasus, orang tua dapat memilih jenis kelamin embrio yang akan dokter pindahkan ke dalam rahim.

Mitos tentang Cara Mendeteksi Jenis Kelamin Bayi

Mitos tentang cara mendeteksi jenis kelamin bayi masih sering dipercaya oleh banyak orang hingga sekarang. Berikut beberapa mitosnya:

1. Ngidam Makanan Tertentu

Konon, jenis makanan yang sering diidamkan selama hamil bisa menunjukkan apakah calon bayi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jika ibu hamil sering menginginkan makanan asin atau gurih seperti keripik, pretzel, atau popcorn, katanya kemungkinan besar sedang mengandung anak laki-laki.

Sebaliknya, bila ibu hamil lebih sering ingin makan makanan manis seperti cokelat, permen, atau es krim, banyak yang percaya sedang mengandung bayi perempuan. Bahkan, keinginan untuk makan buah asam seperti jeruk juga terkaitkan dengan bayi perempuan.

Namun, faktanya ngidam adalah hal yang sangat umum dan bisa terjadi pada siapa saja, baik hamil anak laki-laki maupun perempuan. Biasanya, ngidam terjadi karena perubahan hormon dan kebutuhan nutrisi tertentu, bukan karena jenis kelamin janin.

2. Bentuk Perut dan Sebaran Berat Badan

Mitos lain menyebutkan bahwa bentuk perut bisa menandakan jenis kelamin bayi. Jika perut tampak menonjol ke depan, teryakini sedang mengandung anak laki-laki.

Sedangkan perut yang terlihat lebih menyebar ke samping banyak yang anggap pertanda bayi perempuan. Padahal, bentuk perut terpengaruhi oleh faktor seperti bentuk tubuh ibu, posisi janin, dan kekuatan otot perut, bukan jenis kelamin.

Meski ada penelitian yang menemukan hubungan kecil antara kenaikan berat badan selama hamil dengan jenis kelamin bayi, hal itu tidak bisa Anda jadikan patokan. Intinya, setiap kehamilan berbeda dan tidak bisa disimpulkan hanya dari bentuk perut.

3. Detak Jantung Janin

Ada kepercayaan bahwa detak jantung janin bisa menunjukkan jenis kelaminnya. Jika detaknya lebih dari 150 kali per menit, konon janinnya perempuan, sedangkan bila kurang dari 150 kali per menit, berarti laki-laki.

Faktanya, rentang detak jantung janin yang normal berkisar antara 120 hingga 160 denyut per menit, dan angka tersebut dapat berubah-ubah selama kehamilan. Tidak ada bukti medis yang menunjukkan bahwa detak jantung dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi.

Detak jantung janin lebih dipengaruhi oleh aktivitas bayi, usia kehamilan, dan kondisi kesehatan ibu.

4. Tingkat Mual di Pagi Hari

Mitos lainnya mengatakan bahwa jika ibu hamil sering mengalami mual parah di pagi hari, berarti sedang mengandung anak perempuan. Sebaliknya, jika tidak terlalu mual, dikatakan sedang mengandung anak laki-laki.

Menariknya, beberapa penelitian terbaru memang menemukan bahwa ibu yang mengandung bayi perempuan cenderung mengalami mual lebih berat pada trimester pertama. Hal ini diduga karena kadar hormon tertentu yang sedikit lebih tinggi pada kehamilan bayi perempuan.

Namun, bukan berarti mual bisa dijadikan acuan pasti. Mual parah juga bisa terjadi karena faktor lain, bahkan bisa menjadi tanda hamil kembar.

5. Warna Puting yang Menggelap

Beberapa orang percaya bahwa jika warna puting dan area sekitarnya (areola) menjadi lebih gelap dari biasanya, kemungkinan bayi yang dikandung adalah laki-laki. Kenyataannya, perubahan warna puting adalah hal yang normal selama kehamilan dan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi.

Perubahan ini terjadi karena pengaruh hormon dari plasenta yang meningkatkan produksi melanin, yaitu pigmen yang membuat kulit tampak lebih gelap. Jadi, baik hamil anak laki-laki maupun perempuan, perubahan warna puting bisa terjadi pada semua ibu hamil.

6. Panjang Garis Linea Nigra

Linea nigra adalah garis gelap yang muncul dari perut bagian bawah hingga ke area kemaluan selama kehamilan. Menurut mitos, jika garis ini hanya sampai di bawah pusar, bayi yang dikandung adalah perempuan.

Namun, bila garis tersebut memanjang hingga ke dada, berarti bayi laki-laki. Faktanya, panjang garis ini tidak memiliki kaitan apa pun dengan jenis kelamin bayi.

Garis tersebut muncul karena peningkatan hormon yang memicu produksi pigmen kulit berlebih, sama seperti perubahan warna pada puting. Setelah melahirkan, garis ini biasanya akan memudar dengan sendirinya.

Baca Juga: Rekomendasi Terapi Kesuburan agar Cepat Hamil

Demikian informasi cara menentukan jenis kelami bayi yang perlu Anda ketahui. Bila Anda berencana memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.

Anda bisa berkonsultasi ke Ciputra IVF untuk mendapatkan layanan lengkap seputar program kehamilan, mulai dari pemeriksaan kesuburan, inseminasi buatan, hingga bayi tabung (IVF). Di sana juga tersedia layanan pemantauan kehamilan, USG, serta konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan fertilitas berpengalaman.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 7 November, 2025
Dipublikasikan 29 Desember, 2023