Perdarahan Post partum, Ketika Perdarahan Hebat Setelah Melahirkan

Perdarahan Post partum, Ketika Perdarahan Hebat Setelah Melahirkan

Perdarahan Post partum, Ketika Perdarahan Hebat Setelah Melahirkan

Perdarahan post partum atau setelah melahirkan bisa terjadi baik setelah melahirkan secara normal maupun caesar. Meskipun perdarahan yang umum terjadi, tetapi bisa menjadi ancaman serius. Bahkan, menyebabkan kematian. Pelajari gejala, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini.

Apa itu Perdarahan Post Partum?

Perdarahan post partum (pasca persalinan) adalah keluarnya darah dan lendir yang dimulai setelah proses persalinan. Perdarahan ini merupakan hal yang normal dan alami. Sebab, tubuh sedang membersihkan diri dari darah, lendir, dan jaringan tambahan yang diperlukan selama kehamilan. Oleh karena itu, Anda akan mengalami perdarahan pasca melahirkan. Baik itu setelah melahirkan secara normal maupun caesar.

Perdarahan ini umumnya lebih banyak dan lama daripada siklus menstruasi. perdarahan post partum juga memiliki beberapa komponen yang tidak Anda temukan dalam periode menstruasi biasa. Terutama dari tempat plasenta melekat sebelumnya. Perdarahan paling berat biasanya akan berlangsung selama sekitar 3-10 hari setelah persalinan. Kemudian, akan berkurang menjadi perdarahan yang lebih ringan atau bercak-bercak.

Baca Juga: 11 Cara agar Luka Jahitan Cepat Kering Pasca Melahirkan

Gejala Perdarahan Post Partum

Meskipun perdarahan ini umum terjadi, tetapi penting untuk mengenali gejalanya. Hal ini agar Anda dapat membedakan antara perdarahan yang normal atau berlebihan. Berikut adalah beberapa gejala perdarahan post partum yang perlu Anda ketahui:

1. Perdarahan yang Tidak Terkontrol

Perdarahan yang sangat banyak dan sulit dikendalikan adalah salah satu gejala utama perdarahan pasca melahirkan. Jika Anda merasa perdarahan sangat banyak dan terus menerus, segera cari bantuan medis.

2. Penurunan Tekanan Darah

Jika Anda merasakan penurunan tekanan darah setelah melahirkan, ini bisa menjadi tanda adanya kehilangan darah yang signifikan. Tekanan darah yang rendah dapat menyebabkan pusing, pingsan, atau rasa lemah.

3. Peningkatan Detak Jantung

Detak jantung yang lebih cepat dari biasanya setelah melahirkan bisa mengindikasikan bahwa tubuh Anda sedang berusaha mengatasi kehilangan darah. Detak jantung yang tidak normal perlu diperhatikan.

4. Penurunan Jumlah Sel Darah Merah (Hematokrit)

Hematokrit adalah indikator jumlah sel darah merah dalam darah. perdarahan post partum yang signifikan dapat menyebabkan penurunan hematokrit, yang dapat memengaruhi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen.

5. Pembengkakan dan Nyeri pada Daerah Vagina dan Perineum

Pembengkakan dan nyeri di daerah vagina dan perineum (area antara vagina dan anus) bisa terjadi setelah melahirkan. Namun, jika pembengkakan dan nyeri ini berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, atau jika terjadi perdarahan yang tidak normal dari area ini, ini bisa menjadi tanda perdarahan post partum.

Baca Juga: Cepat Pulih dan Minim Sakit dengan Metode ERACS

Penyebab Perdarahan Post Partum

Penyebab perdarahan post partum dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu perdarahan primer dan perdarahan sekunder. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai penyebab-penyebab ini:

1. Perdarahan Primer

Perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Penyebab paling umum dari jenis perdarahan ini adalah pelepasan plasenta dari dinding rahim. Jika plasenta tidak keluar dengan sempurna atau jika rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan, perdarahan dapat terjadi.

Faktor risiko seperti riwayat perdarahan menstruasi yang berat sebelumnya, melahirkan bayi dengan berat badan besar, atau memiliki riwayat perdarahan post partum pada kehamilan sebelumnya, dapat meningkatkan risiko perdarahan primer.

2. Perdarahan Sekunder

Perdarahan sekunder terjadi setelah 24 jam hingga 6 minggu pasca persalinan. Penyebab utama perdarahan sekunder adalah masalah yang terkait dengan proses penyembuhan luka tempat plasenta melekat di dalam rahim.

Infeksi, retensi sisa plasenta, atau kerusakan pembuluh darah di dalam rahim dapat menyebabkan perdarahan sekunder. Faktor risiko perdarahan sekunder meliputi riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, serta riwayat operasi caesar atau manipulasi rahim selama persalinan.

Faktor Risiko Perdarahan Post Partum

Anda yang mengalami masalah plasenta seperti plasenta akreta, plasenta previa, pelepasan plasenta yang tidak sempurna, dan plasenta yang tersisa memiliki risiko tertinggi mengalami perdarahan post partum.

Rahim yang terlalu meregang juga meningkatkan risiko perdarahan post partum. Ini terjadi ketika rahim Anda meregang terlalu kuat akibat:

  • Kehamilan ganda
  • Melahirkan anak kembar, tiga anak, atau lebih. Melahirkan bayi besar (9 pound atau lebih)
  • Cairan ketuban yang terlalu banyak


Beberapa faktor selama proses persalinan dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami perdarahan:

  • Operasi caesar (C-section)
  • Mengkonsumsi obat oksitosin untuk memperlancar persalinan
  • Diberikan bius umum
  • Mengkonsumsi tokolitik untuk menghentikan persalinan
  • Persalinan yang berkepanjangan
  • Infeksi selama persalinan
  • Robekan pada daerah perineum saat persalinan normal
  • Pernah mengalami perdarahan post partum pada persalinan sebelumnya.


Kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko perdarahan post partum meliputi:

  • Tekanan darah tinggi atau preeklampsia
  • Infeksi
  • Gangguan pembekuan darah atau kondisi terkait darah lainnya
  • Intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP)
  • Anemia
  • Obesitas
  • Usia ibu yang lebih tua
  • Riwayat memiliki lima atau lebih persalinan sebelumnya.

Baca Juga: Apa itu Eklampsia?

Diagnosis Perdarahan Post Partum

Diagnosis perdarahan post partum melibatkan evaluasi medis yang teliti untuk memastikan pengidentifikasian dini dan penanganan yang tepat. Tim medis akan mengawasi tanda-tanda vital seperti tekanan darah, detak jantung, dan tingkat hemoglobin dalam darah. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk memeriksa adanya perdarahan berlebihan, pembengkakan, atau luka pada daerah vagina dan perineum.

Selain itu, pemeriksaan ultrasonografi dapat membantu mengidentifikasi adanya sisa plasenta di dalam rahim atau komplikasi lain yang mungkin menjadi penyebab perdarahan. Data dari pemeriksaan laboratorium, seperti hitung darah lengkap dan tingkat hematokrit, juga dapat memberikan informasi penting tentang seberapa besar kerugian darah yang terjadi.

Diagnosis ini juga mencakup evaluasi terhadap gejala dan riwayat medis pasien. Pasien akan ditanya mengenai jumlah darah yang dikeluarkan, frekuensi penggantian pembalut atau tampon, serta adanya gejala-gejala seperti pusing, pucat, atau kesulitan bernapas.

Riwayat medis seputar kehamilan, persalinan, serta kondisi kesehatan yang mungkin mempengaruhi proses penyembuhan juga diambil untuk membantu dalam penilaian keseluruhan. Hasil dari data klinis, pemeriksaan fisik, dan informasi dari riwayat medis akan membantu tim medis dalam membuat diagnosis yang akurat dan merencanakan penanganan yang sesuai guna mengatasi perdarahan post partum dengan efektif.

Pengobatan Perdarahan Post Partum

Tujuan dari penanganan perdarahan paska melahirkan adalah menghentikan sumber perdarahan secepat mungkin dan mengganti volume darah yang hilang.

Beberapa jenis pengobatan yang digunakan meliputi:

  • Pijatan Rahim: Pijatan rahim untuk membantu otot-otot rahim berkontraksi.
  • Obat untuk Merangsang Kontraksi: Pemberian obat untuk merangsang kontraksi rahim.
  • Pengangkatan Jaringan Plasenta yang Tertinggal: Mengangkat jaringan plasenta yang mungkin masih tertinggal di dalam rahim.
  • Pengobatan Luka pada Vagina, Serviks, dan Rahim: Memperbaiki luka atau sobekan pada vagina, serviks, dan rahim.
  • Memasukkan Kasa Steril atau Menekan Pembuluh Darah: Memasukkan kasa steril ke dalam rahim atau mengikat pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan.
  • Menggunakan Kateter atau Balon: Menggunakan kateter atau balon untuk memberikan tekanan pada dinding rahim.
  • Embolisasi Arteri Rahim: Prosedur untuk menyumbat arteri rahim.
  • Transfusi Darah: Transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang.
  • Laparotomi atau Histerektomi: Dalam kasus yang jarang terjadi atau jika metode lain tidak berhasil, dokter dapat melakukan laparatomi atau histerektomi.  Laparotomi adalah saat bedah membuat sayatan pada perut Anda untuk mencari sumber perdarahan.


Demikian informasi mengenai perdarahan post partum. Jika Anda mengalami kondisi ini, tetapi tidak kunjung reda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 23 Oktober, 2024
Dipublikasikan 24 November, 2023