05 Sep Cepat Pulih dan Minim Sakit dengan Metode ERACS
Proses persalinan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh ibu hamil. Ini merupakan momen puncak, setelah menjalani serangkaian proses kehamilan. Ada 2 metode persalinan yang umum dipilih ibu hamil, melahirkan secara normal atau melalui tindakan bedah (operasi caesar). Metode operasi caesar, merupakan salah satu opsi yang banyak dipilih dan peminatnya semakin tinggi dari tahun ke tahun. Ada lagi metode ERACS, untuk melahirkan bayi. Penasaran kan? Yuk, kenali metode persalinan eracs untuk pemulihan!
Tindakan caesar melibatkan pemberian sayatan pada bagian dinding abdomen dan uterus pasien. Proses pemulihan dari operasi caesar biasanya melibatkan waktu 12 jam atau lebih. Kabar baiknya ada metode ERACS untuk mendorong proses pemulihan pasca melahirkan lebih cepat dan dapat kembali beraktivitas normal. Kenali lebih lanjut metode persalinan eracs untuk pemulihan berikut!
Apa Itu Metode ERACS?
ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery) merupakan metode pendukung dalam operasi caesar untuk mendorong proses pemulihan lebih awal pada ibu melahirkan. Biasanya waktu penyembuhan proses persalinan caesar selama 12-24 jam.
Sementara persalinan caesar dengan memanfaatkan metode ERACS dapat meningkat drastis di bawah 10 jam. Metode ini sangat direkomendasikan, untuk ibu yang membutuhkan proses penyembuhan lebih cepat, pengurangan rasa sakit, serta menghindari risiko komplikasi setelah proses kelahiran.
Baca Juga: Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Penting Diketahui Ibu Hamil
Proses ERACS
Proses metode ERACS dilakukan melalui beberapa tahap. Yuk, kenali metode persalinan ercas untuk pemulihan berikut.
Persiapan Pre Operatif
Pada tahap ini pasien akan difokuskan pada 5 hal penting yakni:
- Edukasi: Pasien akan diberi penjelasan terkait prosedur ERACS yang akan dijalani. Dalam sesi ini, pasien juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter yang bertugas.
- Puasa: Puasa 6-8 jam akan direkomendasikan untuk pasien untuk menghindari risiko peningkatan aspirasi paru dari isi perut di bawah efek anestesi. Walaupun begitu, pasien akan merasakan kelaparan sebelum sampai proses operasi selesai. Untuk menyeimbangkannya, pasien direkomendasikan mengonsumsi cairan khusus.
- Minum cairan karbohidrat: Minum minuman tinggi karbohidrat, direkomendasikan untuk dilakukan 2 jam sebelum operasi dimulai. Minuman tinggi karbohidrat dipilih guna mengurangi risiko aspirasi, mencegah hipovolemia, stres metabolik, dan ketosis saat diberikan sebelum c-section. Jenis minuman yang bisa dipilih seperti teh manis, kopi tanpa susu, dan jus buah. Pilihan lain, dapat disesuaikan berdasarkan kondisi dan konsultasi dengan dokter.
- Edukasi laktasi atau menyusui: Beberapa ibu hamil sering merasa kebingungan bagaimana cara menyusui yang tepat, bahkan ketika waktu kelahiran sudah dekat. Hal ini tidak perlu dipermasalahkan, edukasi terkait laktasi juga akan diberikan sebelum prosedur ERACS dilaksanakan. Ibu dapat melakukan konsultasi dan mendiskusikan berbagai pertanyaan terkait cara menyusui yang tepat untuk bayinya.
- Optimasi hemoglobin: Elemen lain yang tidak kalah penting dalam persiapan perawatan ERACS adalah pemeriksaan kadar hemoglobin agar optimal selama prosedur ERACS dilakukan. Oleh karena itu, pasien akan melakukan pemeriksaan skrining anemia, serta diberikan suplemen zat besi.
Baca Juga: Kontraksi Adalah Tanda Melahirkan, Benarkah Begitu?
Perawatan Intra-operatif
Perawatan intra-operatif meliputi beberapa hal ketika operasi dimulai antara lain:
- Manajemen suhu: Selama prosedur dilakukan suhu ibu akan dipantau untuk menghindari risiko hipotermia intraoperatif (kondisi dimana suhu tubuh kurang dari 360 c). Kondisi tersebut dapat terjadi ketika pasien kehilangan banyak darah dalam volume tinggi selama operasi. Mencegah hipotermia difungsikan selain menjaga kesehatan ibu, juga untuk mendukung proses skin to skin bayi lebih mudah, sebab jika hipotermia intraoperatif terjadi, itu dapat mengarah ke hipotermia neonatal.
- Pencegahan mual dan muntah: Mual dapat terjadi ketika operasi maupun pasca operasi dilakukan. Hal ini umum dirasakan pada wanita yang memperoleh suntikan anestesi regional selama prosedur operasi dilakukan. Oleh karena itu, manajemen serta pencegahan akan dilakukan untuk mencegah hal tersebut.
- Manajemen tekanan darah: Tekanan darah pasien merupakan salah satu hal yang diperhatikan selama prosedur ERACS dilakukan. Tekanan darah akan dipertahankan menurut kondisi harian pasien. Obat seperti ephedrine dapat menjadi opsi pertama untuk mempertahankan kondisi tekanan darah normal ibu hamil.
- Manajemen oksitosin: Setelah bayi lahir, pasien akan diberikan cairan oksitosin guna mengurangi risiko Post Partum Pendarahan, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu setelah melahirkan. Dosis yang diberikan dapat bervariasi tergantung kondisi ibu dan keadaan klinis uterus. Pemberian oksitosin berlebih dapat menyebabkan hipotensi serta munculnya rasa mual dan muntah.
Perawatan Post-operatif
Perawatan post operatif merupakan langkah-langkah yang dilakukan setelah operasi selesai, berikut penjelasannya:
- Pemberian asupan nutrisi: Setelah berpuasa dan menjalani proses operasi caesar, ibu akan diberikan teh manis dan biskuit untuk konsumsi awal. Setelah itu, dokter akan mengamati pasien selama 30 menit, apakah terjadi efek samping pasca operasi seperti mual, muntah, maupun kondisi lain yang dapat membahayakan nyawa ibu. Pemberian konsumsi di awal juga berguna untuk merangsang kembali fungsi pencernaan, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi respon stres akibat operasi, serta mempercepat proses penyembuhan.
- Mobilisasi dini: Setelah proses operasi selesai, dalam waktu kurang dari 24 jam ibu akan disarankan untuk bergerak, seperti mengangkat kaki, berjalan, dan melakukan pergerakkan lainnya. Hal ini dikarenakan operasi caesar menyebabkan perubahan dalam otonom sistem saraf, yang menyebabkan penurunan dalam pergerakan usus. Jika dibiarkan, ini dapat menyebabkan masalah seperti sembelit, infeksi luka, retensi kemih, infeksi saluran kemih, dan kondisi terkait lainnya.
- Pelepasan kateter urin: Kateter urin dapat mulai dilepaskan 6 jam pasca operasi dilakukan. Pelepasan kateter bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih, retensi urin, dan mempercepat waktu pemulihan, sehingga meminimalisir waktu rawat inap.
Tekanan darah pasien merupakan salah satu hal yang diperhatikan selama prosedur ERACS.
Baca Juga: Cara agar Luka Jahitan Cepat Kering Setelah Melahirkan
Kelebihan Metode ERACS
Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh ketika kenali metode persalinan ERACS untuk pemulihan persalinan Anda, antara lain:
1. Proses Pemulihan yang Lebih Cepat
Metode persalinan ERACS memungkinkan pasien untuk bisa pulih lebih cepat. Dalam waktu 2 jam pasien dapat duduk dengan nyaman, dan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, pasien sudah dapat melakukan aktivitas normal tanpa rasa sakit.
2. Meminimalisir Nyeri dan Rasa Sakit
Metode ERACS berguna untuk ibu yang ingin melahirkan minim rasa sakit dan nyeri. Dengan metode ERACS proses melahirkan dapat terasa lebih nyaman, dan minim rasa sakit karena pemberian obat secara berkala selama proses operasi dilaksanakan.
3. Mengurangi Waktu Rawat Inap
Dengan proses pemulihan yang lebih cepat serta minimnya rasa sakit yang ditimbulkan setelah proses operasi, ibu dapat pulang dari rumah sakit lebih awal, dan melakukan aktivitas normal dalam waktu kurang dari 24 jam.
Perbedaan Operasi Caesar Biasa dengan Metode ERACS
Ada dua perbedaan mendasar terkait operasi caesar konvensional dengan metode ERACS:
- Manajemen nyeri yang dilakukan: Salah satu perbedaan antara operasi caesar biasa dengan operasi caesar yang menggunakan metode ERACS ada pada rasa nyeri yang dirasakan pasien. Dengan ERACS pasien dapat sembuh lebih cepat, dan merasakan nyeri lebih sedikit. Hal ini dapat terjadi karena berbagai tatalaksana pengendali nyeri yang dilakukan serta dosis anestesi yang dikurangi, sehingga pasien dapat segera melakukan pergerakan, yang itu juga akan mendukung proses pemulihan.
- Risiko infeksi yang diperoleh: Operasi caesar meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dibanding dengan proses persalinan normal atau melalui vagina. Komplikasi tersebut antara lain nyeri pada daerah insisi, trombosis, penurunan kemampuan fungsional, penurunan elastisitas otot pada dasar perut dan panggul, pendarahan, infeksi kandung kemih, masalah laktasi, dan risiko kesehatan lainnya. Kondisi ini berbeda apabila ibu menggunakan metode ERACS, berbagai penelitian telah menyebutkan penurunan berbagai risiko komplikasi, serta peningkatan proses pemulihan yang dapat membuat ibu dapat beraktivitas normal dengan cepat.
- Metode persalinan ERACS merupakan program pendukung yang dapat dipilih untuk ibu yang ingin melahirkan secara caesar minim rasa sakit dan pemulihan lebih cepat. Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh ibu hamil seperti mengurangi rasa sakit, mempercepat proses penyembuhan, serta memperpendek waktu untuk rawat inap. Sekian artikel mengenai ERACS, semoga bermanfaat untuk Anda, dan sampai jumpa.
Telah direview oleh dr.Josephine Grace S
Source:
- Skor Nyeri dan Kualitas Pemulihan Pasca Operasi Caesar dengan Metode ERACS
- Enhanced Recovery after Caesarean Section (ERACS)