Ini 9 Faktor Sukses Penentu Keberhasilan Bayi Tabung
Faktor yang menurut ahli bisa meningkatkan keberhasilan program bayi tabung di antaranya adalah usia yang masih di bawah 35 tahun, asupan nutrisi, kesehatan sperma, hingga......
No commentMicrosurgical Epididymal Sperm Aspiration (MESA) adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sperma dari epididimis dengan cara membuat sayatan kecil di kulit. Prosedur ini menggunakan mikroskop untuk membuka sel-sel kecil di dalam epididimis dan mencari sperma.
Sebelum prosedur dimulai, area skrotum pasien dibersihkan dengan larutan antiseptik setelah diberi anestesi. Kulit skrotum dan lapisan-lapisan di sekitar testis dibuka untuk melihat tetstis dan epididimis. Pada bagian tersebut, dokter akan memeriksa untuk mencari sperma.
Nantinya, sperma akan diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran khusus untuk memastikan kualitasnya. Jika sperma ditemukan cukup, dokter akan mengambil dengan hati-hati menggunakan pipet kaca.
Setelah selesai, luka di epididimis ditutup dan prosedur selesai. Meskipun MESA bisa berhasil mengambil sperma, ada juga risiko seperti infeksi atau pembengkakan di area yang dioperasi.
Perkutaneous Epididymal Sperm Aspiration (PESA) adalah cara untuk mengambil sperma dari epididimis pada pria yang mengalami Azoospermia Obstruktif, di mana saluran sperma tersumbat. Pada prosedur PESA sperma diambil langsung dari epididimis.
PESA dilakukan ketika sperma diproduksi di dalam testis tetapi tersumbat sebelum mencapai epididimis. Prosedur ini tidak memerlukan operasi besar, hanya menggunakan jarum untuk menyedot cairan dari epididimis.
Cairan yang diambil kemudian dianalisis oleh embriologis untuk memastikan ada cukup sperma yang sehat untuk digunakan dalam proses Pembuahan In Vitro (IVF) atau Injeksi Spermatozoa Intracitoplasmik (ICSI).
Sebelum menjalani PESA, pria biasanya akan menjalani beberapa tes, termasuk tes hormon FSH untuk mengecek tingkat kesuburan dan tes rutin untuk memeriksa kesehatan umum.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan secara keseluruhan mendukung prosedur dan tidak ada risiko penularan penyakit kepada bayi yang akan dikandung.
Proses ini cukup cepat hanya membutuhkan sekitar 10 menit untuk dilakukan. Meskipun demikian, PESA juga memiliki efek samping termasuk hematoma (perdarahan di luar pembuluh darah), infeksi, atau pembengkakan dan perubahan warna pada skrotum setelah prosedur.
TESA atau Testicular Sperm Aspiration adalah teknik baru untuk mengambil sperma langsung dari testis. Teknik ini dianjurkan untuk pria dengan kondisi Azoospermia, di mana tidak memiliki sperma dalam air mani. Sebelumnya, pilihan utama untuk mengatasi azoospermia adalah melalui operasi rekonstruktif atau menggunakan donor sperma.
TESA dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke dalam testis dan mengambil cairan serta jaringan menggunakan tekanan negatif. Sampel sperma yang diambil kemudian diolah di laboratorium untuk disuntikkan langsung ke dalam telur menggunakan teknik ICSI.
Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal atau sedasi ringan di unit rawat jalan, tanpa perlu rawat inap di rumah sakit. Meskipun TESA dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan setelahnya, prosedur ini dianggap lebih sederhana dibandingkan operasi besar lainnya.
Jika TESA tidak menghasilkan cukup sperma, mungkin diperlukan biopsi testis untuk mendapatkan lebih banyak sperma. Namun, ada beberapa kekhawatiran terkait penggunaan bahan genetik dari sel sperma yang belum matang ini.
Selain itu, kemungkinan adanya risiko bahwa penyebab ketidaksuburan bisa diturunkan kepada anak keturunan juga menjadi pertimbangan penting dalam proses ini.
Testicular Sperm Extraction (TESE) adalah langkah medis yang penting untuk pria yang mengalami kesulitan dalam menghasilkan sperma yang cukup untuk ejakulasi. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan testis melalui sayatan kecil di skrotum atau bagian atas testis.
Setelah sampel jaringan testis diambil, kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk menemukan sperma yang bisa digunakan dalam teknik reproduksi terbantu. Langkah ini dilakukan dengan anestesi lokal atau umum sebagai prosedur rawat jalan yang berarti pasien tidak perlu menginap di rumah sakit.
Meskipun relatif aman, TESE seperti prosedur bedah lainnya memiliki risiko seperti infeksi atau pendarahan.
Efek samping pengambilan sperma umumnya jarang terjadi, tetapi pendarahan dan infeksi bisa terjadi setelah prosedur pengambilan sperma beda.
Beberapa pria mengalami penurunan kadar testosteron setelah pengambilan sperma beda. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah fungsi seksual, gangguan tidur, kecemasan, dan kelemahan otot.
Konten telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Layanan Lainnya:
Artikel Lainnya:
Faktor yang menurut ahli bisa meningkatkan keberhasilan program bayi tabung di antaranya adalah usia yang masih di bawah 35 tahun, asupan nutrisi, kesehatan sperma, hingga......
No commentDukungan teknologi canggih yang inovatif selama program bayi tabung membantu pejuang garis dua untuk hamil. Pernah dengar metode bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF)......
No commentApa itu Zigot? Istilah ini sudah sering kita dengar sejak duduk di bangku sekolah. Pembahasan mengenai Zigot biasanya terkait dengan ilmu biologi dan perkembangan janin.......
No commentApa itu fertilisasi? Fertilisasi adalah proses pembuahan dan terbagi menjadi dua, yaitu secara alami dan buatan (in vitro). Proses pembuahan pada manusia disebut dengan fertilisasi......
No commentBayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan perawatan kesuburan yang umum untuk pasien dengan kesulitan mendapatkan keturunan. Metodenya dengan menyatukan sel tellurium dan sperma......
No comment